Saat Karina keluar, Jake langsung berdiri dan menghampiri kakak tiri nya. Karina terdiam menatap sang adik, ia dilema antara memberitahu seluruhnya atau hanya beberapa.
"Terdapat lebam di beberapa bagian tubuhnya, luka sayatan dan..." Karena tidak ingin melukai perasaan Jake, tapi dia harus memberitahu siapa lagi tentang keadaan Sunghoon?
"Dan?" Tanya Minhee.
"Aku akan mengecek pemeriksaan nya dulu untuk memastikan."
Jake mencegah sang kakak. "Apa yang akan noona katakan?"
Karina tersenyum kecil. "Jake, aku akan memastikan dulu."
"Noona."
"Jake, kau menyukai seseorang?" Karina yang sedang berada di mansion Shim bertanya pada sang adik.
"Tidak ada."
Karina mengubah posisinya menjadi tengkurap dan melihat ke bawah. "Tidak mungkin, kau remaja yang sudah sekolah menengah atas."
"Itu rahasia." Jake menjulurkan lidahnya, meledek orang yang lebih tua.
Karina turun dari kasur, lalu menggelitiki Jake. "Begitu? Sekarang kau sudah bermain rahasia."
"Baiklah baiklah." Ujar nya dengan tawa kegelian, ia dekati sang kakak. "Dia teman masa kecil ku." Jake memberitahu dengan berbisik.
"Nugu?"
"Emmm... Sunghoon, Park Sunghoon."
"Jadi begitu, kenalkan padaku."
"Noona tenang saja, jika dia mau menemui orang galak seperti mu." Jake segera berlari keluar kamar, menghindari kejaran sang kakak.
Karina tak ingin sesuatu terjadi pada adiknya. "Sunghoon mengalami pemerkosaan dan keadaan nya sekarang sedang mengandung."
Genggaman pada Karina terlepas. "Jake, duduklah dulu." Ajak sang kakak, tapi Jake dengan tiba-tiba pergi. "Kejar dia." Perintah nya pada Jay, Leo, Ni-Ki dan Taehyun.
Kedatangan Jake membuat anak buah kakek nya terkejut. Ia membuka pintu dengan kencang dan langsung menghampiri seseorang yang terikat dengan wajah penuh lebam.
"Bajingan!"
"Sialan!!"
"Kenapa harus Sunghoon?!"
Kata-kata kasar keluar dari mulutnya dengan tangan yang terus bergerak memukul Kyel, dengan mata memerah penuh amarah. Tidak ada yang berani menahan, bahkan teman-teman nya sendiri.Jake berhenti dengan sendirinya, langkah mundurnya terlihat lemah. "Kau menghancurkan Sunghoon."
Kakinya yang sudah tidak kuat membuatnya terduduk begitu saja. "Aku bodoh." Jake meluapkan emosi nya dengan cara memukul-mukul tanah.
"Bagaimana cara ku memberitahu nya?"
"Apa yang akan dia lakukan nanti?"
Mereka semua terkejut saat Jake membentur-benturkan kepalanya. Seseorang datang memeluk Jake, menghentikan teman-teman nya yang akan menahan.
Jake tau siapa yang memeluk, ia langsung menumpahkan seluruh kesedihan yang dirasakan. "Kenapa Sunghoon? Dia tidak tau apapun."
"Bagaimana dia nanti? Bagaimana caraku memberitahu nya? Bagaimana aku harus memenangkan nya?"
"Seharusnya aku tidak pergi, seharusnya aku tidak menuruti perkataan dia dan appa. Ini salahku, aku penyebab Sunghoon menderita."
"Jaeyoon..." Tangan lembut menangkup wajah nya. "Jangan salahkan dirimu, ini bukan salah mu. Ini salah masa lalu appa dan baba, Chanyeol hyung dan Baekhyun hyung. Kau tidak salah."
"Kau pasti menemukan caranya. Kalian berdua sudah berteman sejak kecil dan berpisah dengan waktu cukup lama, tapi kedekatan kalian berdua tidak pernah berubah. Kau pasti bisa menjelaskan dan menenangkan nya."
"Baba tau, kau menerima keadaan Sunghoon bagaimana pun. Meskipun jauh dalam lubuk hati mu kau masih belum menerima nya. Tapi kau harus kuat untuk dia, kau satu-satunya orang terdekat dan yang paling dia percayai. Jangan luapkan emosi mu pada orang lain ataupun pada dirimu sendiri."
"Baba akan berbicara pada ayah mu."
"Ani." Jake menggenggam tangan sang ibu. "Cukup Sunghoon, aku tidak mau terjadi sesuatu pada baba dan eomma. Tetaplah dengan Yeonjun hyung, jangan temui appa." Ia memeluk erat sang ibu.
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] White Rose || JakeHoon
FanfictionBunga Mawar memberikan kesenangan dari keindahan nya, dan durinya memberikan luka. Mawar bagi Sunghoon adalah Jake dan mawar bagi Jake adalah keluarga nya, terutama ayah dan kakeknya. Butuh banyak perjuangan untuk keduanya bisa bersama dengan bahag...