2.🌹

1.1K 154 5
                                    

Sebelum pergi ke universitas, Jake dan Sunghoon terlebih dahulu pergi ke minimarket. Sebenarnya Jake memiliki kelas siang, tapi ia harus datang lebih cepat untuk mengantarkan Sunghoon.

Karena merasa bersalah, Sunghoon meminta untuk pergi ke minimarket membeli cemilan.

"No no! Aku yang akan membayarkan nya." Sunghoon mengambil kartu milik Jake, lalu ia kembalikan pada si pemilik.

Sunghoon masih mendapatkan uang dari perusahaan keluarga nya yang dijalankan sementara oleh asisten sang ayah.

Ia sendiri tidak pernah tau keadaan perusahaan, karena tidak paham. Terkadang asisten ayahnya membicarakan perusahaan dengan Jake, lalu Jake akan menjelaskan lagi dengan penjelasan yang mudah di pahami.

"Kelas mu selesai kapan?" Tanya Sunghoon tanpa menatap sahabatnya.

"Sama seperti mu."

"Bukankah waktu itu kau mengatakan akan selesai jam 4?" Sunghoon menatap Jake dengan ekspresi bingung.

Jake mengambil plastik yang berisi banyak cemilan. "Dosen di pelajaran terakhir tidak bisa hadir, jadi yah begitulah. Ambil kartu mu." Ia melirik ke arah meja kasir.

"Ah, kamsahamnida." Ia sedikit membungkuk sebelum pergi, mengambil satu plastik kecil karena tau Jake tidak akan mengizinkan nya membawa yang besar.

"Kau harus berbagi dengan yang lain."

"Tidak mau, karena kau yang membayar aku sendiri yang akan menghabiskan nya." Jake memeluk belanjaan yang dibawa.

"Jake!!"

"Eoh ada suara nyamuk." Jake seolah-olah tidak mendengar perkataan sahabatnya, ia tetap berjalan di samping Sunghoon.

Si Park mendengus kesal, mencubit lengan sahabatnya dengan kencang. "Kau menyebalkan."

"Kau menggemaskan." Ujar Jake dengan santai.

"Aku membenci mu." Sunghoon berjalan mendahului.

Si pemuda Sim segera menyusul. "Aku menyayangimu." Ujarnya di barengi tawa kecil

Setelah pulang dari universitas, Jake dan Sunghoon terlebih dahulu bermain di Lotte world

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pulang dari universitas, Jake dan Sunghoon terlebih dahulu bermain di Lotte world. Keduanya membeli buku dan makan di salah satu restoran.

Bruk

Jake menahan Sunghoon yang hampir saja terjatuh. "Apa matamu buta?" Tanya nya dengan kesal pada orang menabrak sahabatnya.

"Oh, aku tidak sengaja."

"Kau—"

"Sudahlah, aku juga baik-baik saja." Sunghoon segera menahan Jake.

Orang yang menabrak Sunghoon pergi begitu saja, tidak mengucapkan maaf sama sekali. "Seharusnya kau tidak melarang ku." Jake menatap kesal orang tersebut.

"Hei, penjaga pasti menelepon polisi. Lalu, aku akan pulang dengan siapa? Menggunakan bus atau taksi? Kau kan melarang ku." Perkataan yang sangat benar.

Jake menghela nafas pasrah. "Kau benar baik-baik saja?" Tanya nya memastikan.

"Benar, orang itu hanya menabrak bahu ku… meskipun agak kencang." Nada bicaranya memelan di akhir. "Mari kita pulang." Ia menarik tangan yang terus menggenggam tangan nya.

Jake menurut saja, sembari berpikir dengan keanehan orang tadi. Sepertinya bukan orang biasa, terlihat agak mencurigakan. Tiba-tiba muncul dan menabrak Sunghoon.

"Apa Yeonjun hyung tau? Aku akan bertanya padanya nanti." Ujar Jake dalam hati.

Sunghoon sedang sibuk mengerjakan tugas nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon sedang sibuk mengerjakan tugas nya. "Jake, kau tidak pulang?" Pandangan nya beralih pada pemuda yang sedang berbaring di sofa ruang TV sembari bermain game.

"Nanti saja, setelah kau selesai mengerjakan tugasnya."

"Kau sendiri tidak ada tugas?"

"Di rumah saja." Jake masih sibuk dengan game nya.

Ingin sekali Sunghoon melempar benda yang menjadi fokus Jake, terlalu menyepelekan tugas. Padahal Jake sudah memasuki semester 5, tapi hidupnya terlalu santai.

"Kau benar-benar menyebalkan."

"Tapi kau menyayangiku, kan?" Kali ini perhatian Jake teralihkan.

"Terlalu percaya diri." Jawab Sunghoon dengan sinis.

"Tidak papa percaya diri, karena aku sangatlah tampan."

Sunghoon mengambil bantal sofa di sisinya, lalu ia memukuli Jake dengan benda tersebut. Jake tertawa dengan kekesalan sahabatnya sembari menghindar.

To be continued….

[✓] White Rose || JakeHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang