Seperti biasa, Jake akan datang ke unit apartemen si pemuda Park untuk menjemput. Tetapi, Sunghoon masih memakai piyama dan terlihat baru bangun.
"Aku tidak ada kelas." Ujar Sunghoon sembari bersandar pada pintu.
"Sungguh?"
"Tentu saja."
"Baiklah, aku akan datang lagi setelah kelas selesai."
Sunghoon mengangguk. "Jangan membawa cemilan, itu masih banyak." Ujarnya dengan nada sedikit bersemangat.
Jake merasa bingung dengan tingkah laku sahabatnya hari ini. "Aku akan pergi. Kunci pintu, jangan langsung membuka pintu jika ada yang bertamu, jika terjadi sesuatu telepon aku, mengerti?"
"Ne, aku mengerti."
"Dan—"
Bruk!
Jake terkejut saat Sunghoon menutup pintunya dengan kencang, padahal masih ada yang belum dia katakan. "Sudahlah, mungkin dia masih mengantuk."
Sunghoon di dalam masih mencoba menahan tawanya, sejenak mengintip keluar dan barulah tertawa. "Dia melupakan hari lahirnya." Ia pergi ke ruang TV untuk mengambil handphone.
"Mari kita buat kue nya." Dengan bantuan sosial media, Sunghoon mencari cara membuat kue. Ia ingin memberikan sesuatu yang spesial untuk sahabatnya.
Jake sampai di universitas, ia masih memikirkan keanehan Sunghoon pagi ini. Apa dia melakukan kesalahan? Tetapi, rasanya tidak. Sunghoon tidak pernah marah lebih dari 1 hari, 1 jam pun tidak terlalu sering.
"Hey bro, ha— emph!" Taehyun segera menutup mulut Jay.
"Tunggu sebentar." Ujar Leo sebelum ketiganya membawa Jay menjauh dari Jake.
Taehyun segera menjauhkan tangan nya dari mulut si pemuda Park. "Kau lupa Sunghoon mengatakan untuk tidak mengucapkan? Kau benar-benar ingin menjadi bahan barbeque."
"Aku lupa hehehe…."
"Kita temui Jake lagi, dia akan curiga nanti." Ajak Ni-Ki pada ketiga temannya.
Mereka kembali menghampiri Jake yang sedang kebingungan. Sebelum nya ia dibuat bingung dengan Jake, sekarang teman-teman nya yang aneh.
"Kalian kenapa?"
Keempatnya melirik satu sama lain, memberi kode untuk menjawab perkataan si pemuda Sim. "Tida, kami baik-baik saja." Jawab Taehyun mewakili teman-teman nya.
Jake mengangguk. "Jungwon, Sangwon, Sunoo, Minhee, Gaeul, datang ke universitas?"
"Kecuali Gaeul, keempatnya masuk. Mereka kan di fakultas yang berbeda dengan Sunghoon dan Gaeul." Jawab Leo.
Lagi-lagi Jake mengangguk. "Sunghoon hari ini berbeda, aku belum selesai bicara dia menutup pintu apartemen dengan kencang. Untung saja tidak terkena wajah ku."
"Ah, sepertinya kelas ku akan dimulai." Ni-Ki segera menarik Leo untuk pergi, ia takut membocorkan rencana yang dibuat Sunghoon, bisa-bisa tidak diizinkan dekat dengan Sunoo.
Taehyun dan Jay terkejut saat ditinggal dua temannya, sekarang mereka lah yang harus menghadapi segala pertanyaan Jake. Sial sekali berada satu fakultas, satu jurusan, dan memiliki kelas yang sama seharian ini.
"Sepertinya kelas akan di mulai, lebih baik kita pergi." Jay rangkul bahu sahabatnya, mengabaikan perkataan Jake.
Taehyun mengikut di samping kiri Jake. "Wah, semoga saja dosen Kim hari ini dalam mood yang baik." Ujarnya mencoba mengalihkan pembicaraan Jake.
"Tapi, dosen Kim selalu memiliki mood baik padamu, kau kan mahasiswa kesayangan nya." Perkataan Jake mengundang tawa canggung dari kedua orang yang di samping kiri kanan nya.
"Tapi hari ini akan ada dosen Yoon, kau mahasiswa—"
Jake menyela perkataan si pemuda Park. "Kelas dosen Yoon besok, hari ini hanya ada dosen Kim, dosen Yang, dosen Go, dosen Park."
Akhirnya mereka berdua memilih diam, jika seperti otak mereka tidak berjalan. Semoga keduanya tidak dijadikan bahan utama barbeque oleh Sunghoon.
To be continued….
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] White Rose || JakeHoon
FanfictionBunga Mawar memberikan kesenangan dari keindahan nya, dan durinya memberikan luka. Mawar bagi Sunghoon adalah Jake dan mawar bagi Jake adalah keluarga nya, terutama ayah dan kakeknya. Butuh banyak perjuangan untuk keduanya bisa bersama dengan bahag...