32. Kekhawatiran

621 67 7
                                    

Haii!!!
Makasih ya yang udah dukung cerita ini!!
Maaf gak bisa sering up-date karena sekarang ada aja masalah + tugas yang terus-menerus dateng🥺
Sekali lagi aku ucapin maaf dan terimakasih🙏🙏🙏

I hope you're enjoy read this story!!

======

Hari ini jung family sedang berkumpul di ruang tamu sambil menonton acara bola, tapi sudah tau bukan yang menonton siapa jika bukan kaum lelaki.

"Yaasshh!! Gooollllll!!!" Teriak histeris jeno dengan mata berbinar karena melihat sang idola berhasil memasukkan bola.

Ayla yang melihat itu hanya tertawa renyah memperhatikan keluarga nya yang tengah berbahagia seperti itu.

Pandangannya kini menatap satu persatu wajah sang papa dan kakaknya dengan hati meremang jauh. Senyumnya pun tak luput dari tempatnya, memandang dengan hati yang terasa begitu menenangkan.

"Ayla.." Panggil sang papa sambil mengusap lengannya.

"Hm? Kenapa pa?" Tanyanya kemudian bersandar di bahu sang papa.

"Gak tidur? Udah malem loh?" Tanya jaehyun sambil mengusap surai panjang ayla.

"Emm.." Balas ayla hanya dengan gumaman.

"Ayo papa anterin ke kamar, udah malem. Kamunya juga udah ngantuk gitu" Jaehyun

"Mageeerrr paa.." Rengeknya.

Tanpa banyak bicara, jaehyun langsung menggendong ayla ke kamarnya. Sebelum itu, ia tak lupa juga untuk mengingatkan duo J agar segera kembali ke kamarnya masing-masing.

"Kalian juga jangan malem-malem tidurnya, jangan begadang!"

"Nanggung pa" Ucap jeno dengan mata yang masih focus menatap layar besar di depannya.

"Jeno.." Peringat jaehyun sambil menatap sang anak dengan pandangan datar.

"Iya-iya, habis ini ke kamar" Akhirnya mau tak mau dirinya menuruti perintah sang papa.

"Kamu juga jaemin, dengerkan apa yang udah papa katakan"

"Iya pa, aku denger kok" Jaemin

======


02.22 Am

Tengah malam dalam kondisi hujan petir seperti ini ayla terbangun dari tidurnya. Berusaha mengabaikan sambaran petir yang kerap kali terdengar yang mana hal tersebut membuatnya kesulitan untuk melanjutkan tidurnya.

Menyibakkan selimut lalu berdiri menuju jendela kamarnya.

Srakk...

Ketika tangannya terulur untuk membuka gorden kamar, didepannya ia hanya melihat kilatan cahaya yang saling berlomba-lomba menunjukkan atensinya seakan siapa yang paling cepat dan terang, ditambah lagi suara gemuruh yang saling bersaut-sautan membuat ayla nyaman dibuatnya.

Rasa overthinking kembali hadir dalam benaknya. Menyesal akan perbuatannya yang menunjukkan sisi terlemahnya pada orang lain. Ia takut ketika sahabat sang kakak aka lee haechan itu tidak menepati janjinya, ia takut semua kekhawatirannya akan terdengar sampai pada keluarganya.

Sekarang isi kepala ayla hanya dipenuhi oleh rasa kekhawatiran sangat mendalam mengenai hal yang belum tentu terjadi.

Duar!!!!

Seketika lamunannya buyar akibat petir menyambar dengan begitu saja. Dirinya yang tak sempat menutup gorden kamarnya lagi pun secara spontan sudah keluar terlebih dahulu menuju kamar sang kakak.

Jung FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang