43. Exhauted

566 52 3
                                    

Pagi hari semua orang sudah berkumpul di meja makan untuk melaksanakan sarapan pagi. Namun kali ini suasananya tak seperti biasanya, sunyi, hening, dan sepi. Tak ada seorang pun yang memulai untuk memecahkan keheningan tersebut, sampai langkah kaki seorang gadis yang dinantikan mampu membuat mereka menolehkan kepala dengan pandangan sendunya.

Ayla berjalan terlalu pelan untuk menuruni tangga. Jaemin yang melihat itu pun segera berdiri namun langkahnya kalah cepat dengan papanya.

Tak ada hentinya jaemin memandang wajah ayla dengan begitu telitinya. Hatinya mencelos ketika melihat wajah mulus adeknya yang sekarang berubah penuh akan lebam.

Sungguh! Jaemin tak terima atas perlakuan yang diterima adeknya itu. Ia bahkan bersumpah akan mencabik-cabik orang itu, jika perlu sampai mati jaemin akan melakukannya.

Semua orang memperhatikan jaehyun yang sedang membopong ayla ke tempat biasa ayla makan. Namun kali ini berbeda karena jaehyun memilih untuk memangku ayla. Sekarang pandangan semua orang terlihat sama, penuh akan kekecewaan, penyesalan, sedih yang bercampur menjadi satu.

Perasaan yang bahkan tak bisa dimaafkan oleh diri sendiri.

Tak ada wajah berseri seperti biasanya pada raut wajah ayla, hanya ada bibir simetris dan mata yang terlihat kosong.

Ayla menatap sekilas ke arah depan, dimana ada jaemin yang tengah menatapnya dengan mata yang terlihat berkaca-kaca, dan jeno yang sedari tadi menundukkan kepalanya karena tak kuasa menatap wajah sang adek.

Sumpah demi apapun itu, rasanya ayla saat ini belum siap bertemu semua orang, sangat sedih melihat orang dicintainya selama ini terpuruk seperti ini, tapi nyatanya pikirannya terus mengatakan kebenaran yang terjadi pada karin.

"HIKS!!" Detik itupun ayla kembali menumpahkan isi hati dan pikirannya.

Sekarang tak ada yang merasa baik-baik saja. Tak ada seorangpun yang mengatakan kata penenang untuk ayla, karena nyatanya saat ini semua orang tengah meneteskan air matanya. Bahkan mengucapkan sepatah katapun mereka tak sanggup, lalu bagaimana cara mereka melakukan hal tersebut selain diam.

Mark, jeno, maupun jaemin tak ayal jika mereka merasakan kekecewaan besar karena gagal menjaga permatanya. Sedangkan para orang tua menangis karena mengetahui apa isi hati ayla sekaligus menyesal atas perbuatannya terhadap seorang gadis seusia putra sulungnya itu.

Dengan napas yang tersengal-sengal, ayla berusaha untuk tetap tenang walau itu sulit. Dadanya yang terus bergemuruh hebat karena tak bisa membendung perasaannya. Tangannya yang terkepal kuat sampai tak sadar itu menyakiti kulitnya, namun ayla tak bisa merasakan apapun saat ini. Rasanya mati rasa.

Jaehyun segera membawa ayla dalam dekapannya, merengkuhnya dengan begitu kuat karena takut kehilangan. Sedangkan ayla semakin keras meluapkan emosinya.

Berbeda dengan jeno maupun mark yang sedari tadi tak menatap ayla, jaemin malah sebaliknya menatap ayla sedari kedatangannya.

Rasanya saat ini ia ingin sekali merengkuh adek kesayangannya itu. Namun hatinya terasa berat seperti ada beban yang membuatnya tetap diam dan hanya mampu memperhatikan seperti orang bodoh.

Ayla kembali menegakkan bahunya seraya menghapus air matanya dengan kasar. Bibir, hidung, serta matanya yang lembab mampu menjelaskan betapa kacaunya ayla saat ini.

Ayla hendak beranjak dari pangkuan sang papa, namun jaehyun lebih dahulu menahannya ketika mengetahui pergerakan ayla yang hendak turun.

"S-sayang, kamu mau kemana? Hm?" Tanya jaehyun dengan suara seraknya.

"Kamar" Ucap ayla tanpa tenaga, sungguh rasanya lemas sekali.

"Makan dulu ya, biar perutnya keisi" Ucap jisoo perhatian, namun hanya gelengan kepala yang didapatkan.

Ayla kembali melanjutkan jalannya yang tertunda. Jaehyun yang hendak menyusul dihentikan oleh Johny, kemudian pandangan johny beralih ke arah jaemin yang sedari tadi tak putus untuk menatap ayla.

"Jaem..susul gih" Ucap johny memberikan kesempatan buat jaemin untuk mendekati ayla.

Tanpa banyak bicara jaemin segera beranjak menuju adeknya yang masih berada di anak tangga pertama. Terlihat sama seperti tadi, namun kali ini terasa sekali energi ayla yang sudah dibatas ambang.

Jaemin segera berada di depan ayla dengan membungkukkan badannya.

Ayla terkejut melihat kakaknya yang tiba-tiba berjongkok dihadapan seperti itu. Setelah beberapa detik ayla paham maksud jaemin, namun dirinya tetap diam diposisinya.

Jaemin segera menoleh ke arah ayla dengan senyuman lembutnya.
"Ayo" Ucapnya lembut sembari menuntun ayla berada di gendongannya.

Ayla hanya menurut saja tanpa banyak bicara. Merengkuh tangannya pada leher jaemin dan kepalanya disandarkan pada bahunya. Kemudian ayla menutup kedua matanya hingga air mata kembali bergulir di pipi tembamnya.

Sesampainya di kamar, jaemin merebahkan ayla dengan penuh ke hati-hatian, kemudian menyelimuti sampai sebatas dada.

Ayla sedari tadi hanya mengamati jaemin yang tengah perhatian kepadanya. Bahkan sampai jaemin bolak-balik mengelilingi kamarnya pun tak luput dari pandangannya.

Kemudian setelah mendapat apa yang diinginkannya, sang kakak menarik pergelangan tangannya, kemudian mengobatinya dengan penuh perhatian.

"Shhh.." Ringis ayla perih.

"Maafin kakak sayang, fyuu.." Minta maafnya seraya meniup-niup bekas lukanya.

"Pipinya diobatin dulu ya.." Ucapnya dan diangguki ayla.

"Shhh..sakit kak" Ucap ayla yang merasakan perih yang luar biasa di area wajahnya, sakitnya mampu menjalar ke seluruh wajahnya. Bahkan matanya saat ini tengah berkaca-kaca merasakan sakitnya.

Jaemin menatap ayla dengan begitu senduhnya, namun segera ia kontrol dengan menampilkan senyumnya.

"Maaf ya..kakak bakal pelan-pelan" Ucap jaemin kemudian mengarahkan tangannya kembali, namun terhenti oleh tangkisan ayla.

"Gak mau! Hiks.." Ucap ayla kembali menangis.

Jaemin pun menghentikan aksinya yang mengobati ayla, kemudian membantu ayla duduk agar hidungnya tidak tersumbat, lalu menariknya untuk dibawah kelangkaannya.

"Shhtt..iya kakak gak lagi nyakitin kamu. Maafin kakak ya. Sekarang berhenti ya nangisnya, nanti tenggorokan kamu sakit" Ucapnya seraya menyapu lembut rambut ayla.

"Hiks..hiks.." Tangis ayla yang masih sesenggukan.

"Shhtt.."

"Sekarang princessnya kakak tidur ya, terus nanti setelah bangun kamu makan. Biar kamu gak nanggung banyak sakit lagi" Jaemin

"Ehmm..hiks" Gumam ayla mengiyakan.

"Yaudah sekarang tidur ya" Ucap jaemin seraya membuat ayla tertidur.

"T-tapi kakak disini aja, j-jangan kemana-mana" Ucap ayla penuh harap.

"Iya sayang, kakak gak bakal kemana-mana. Nanti orang pertama yang bakal kamu lihat setelah bangun tidur itu pasti kakak, oke!"

"Eum!" Senyum tipis ayla karena mood nya mulai berubah ke arah baik.

Jaemin kembali memberi terapi penenang seperti biasa agar ayla tidur. Seperti saat ini, menyapu lembut rambut panjang ayla seraya memberi pijatan kecil di kulit kepalanya. Tak lama setelah itu benar saja jika ayla tertidur pulas dalam dekapannya. Namun kali ini beda karena adeknya itu dapat dipastikan kesulitan tidur tadi malam, makanya sekarang terlihat sangat pulas dalam pandangan jaemin.

Dengan penuh kehati-hatian, jaemin kembali membaringkan ayla ke tempat tidurnya agar lebih terasa nyaman, kemudian menyelimuti sampai sebatas dada.

"Sleep well my little princess"

Cup.

~~~~~~

Hai Readers👋
Apa kabarnya nih, ketemu lagi dalam cerita kali ini.
Jangan bosen-bosen ya buat nunggu alur ceritanya
Maaf banget nih author akhir-akhir ini jarang update kayak dulu
Makasih banget ya buat kalian yang masih setia nunggu kelanjutan dari cerita ini
Oke! See u next episode 👋

Jung FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang