Restoran

125 18 0
                                    

Sepulang dari Academy aku tidak langsung pulang, kubiarkan Haura pulang duluan. Aku berjalan menuju taman yang letaknya samping Academy.

Aku menduduki salah satu kursi yang berada di taman ini dengan tangan kanan menggenggam sebuah es krim. Untuk sesaat aku menikmati pemandangan di depan sana dengan suasana sunyi, ada beberapa bunga juga yang tertanam di depan sana. 

Aku terus memakan es krim tadi hingga habis tak tersisa. "Key..." panggil seseorang dari belakangku membuatku secepat kilat membalikkan tubuh dan sangat terkejut ketika mengetahui siapa yang memanggilku tadi. 

Seketika gugup melandaku, refleks aku berdiri menghadapnya. "I...i...iya?"

Kulihat orang tadi tersenyum lembut juga memancarkan tatapan penuh teduh. "Hey Kamu dari mana aja? Kok nggak kelihatan belakangan ini?" 

Tubuhku semakin menegang mendengarnya memanggilku menggunakan  panggilan 'kamu', aku masih berusaha mencerna semuanya. "Ka-kamu?" 

"Iya, kamu kemana aja?" ulangnya. 

"Lo nggak salah panggil kan?" heranku.

Dia terkekeh sebentar, "Tidak Keyna."

Aku mengangguk kepala paham dan membentuk mulut tanda 'o'. "Gu-gue nggak ke mana-mana hanya malas sekolah saja." 

Gantian dia yang menganggukan kepala, "Panggilannya kenapa tiba-tiba berubah 'aku-kamu' Zi?" tanyaku pada Ziano --orang yang mendatangiku tadi dan tiba-tiba merubah panggilan menjadi aku-kamu. 

Ziano kembali terkekeh lalu mendorong kursi rodanya mendekat padaku. "Ingin aja." jawabnya simpel, aku masih tidak mengerti dengan jalan pikirannya. 

"Kamu keberatan ya?" tanyanya merasa bersalah padaku, yang mungkin melihat raut wajahku yang terlihat aneh sekarang. 

Segera aku menggeleng, sungguh aku tidak keberatan sama sekali bahkan saat Ziano memanggilku dengan 'kamu' tadi aku merasa senang, tidak tau kenapa. Aku tersenyum lalu kembali mendudukkan diri di kursi yang sebelumnya aku duduki tadi, "Nggak kok." jawabku masih dengan senyuman. 

Ziano membalas senyumanku dengan senyuman juga. "Jadi haruskah gue mencoba memanggil aku-kamu juga?" tanyaku sembari mengangkat sebelah alis. 

"Terserah kamu."

"Ahh sounds cute."

Aku menganggukan kepala, lucu juga manggil aku-kamu. "Kenapa random banget sih tiba-tiba manggil orang pakai 'kamu'?" tanyaku penasaran. 

"Tidak random Keyna. Udah di pikirin baik-baik kok." 

"Iya iya ok." balasku mengalah. "Bagaimana keadaan kamu?" tanyaku yang sebenarnya masih asing dengan panggilan begitu padahal seharusnya biasa aja. 

Ziano tidak langsung menjawab pertanyaanku, kulihat dia terdiam beberapa saat sebelum membuang muka dari wajahku menatap arah lain. "Ya gini-gini aja," 

Aku mengerutkan kening, kenapa Ziano membuang muka? Apa wajahku sedang jelek ya? Ah tapi tak mungkin kan aku selalu cantik, ga ga canda. "Bagus deh." ucapku juga ikutan menatap arah lain. 

"Kalau kamu gimana? Kenapa tidak masuk Academy?" tanyanya seraya menatapku dengan pandangan errr susah di mengerti. 

"Keadaanku? Aku baik-baik aja sih." balasku sembari mengangguk-anggukan kepala balas menatap tatapan Ziano. "Hanya malas." 

Ziano memutar kursi rodanya dari yang menghadapku menjadi hadap depan. "Kenapa? Kangen ya kamu sama aku?" ledekku berniat bercanda. 

Dia hanya tertawa mendengar pertanyaanku enggan menjawab. Karena tidak mendapat jawaban padahal seharusnya memang tidak mendapat jawaban sih aku berdeham --merasa canggung sendiri. "Kamu kok belum pulang?" tanyaku mengubah topik pembicaraan. 

My Poison || Jake Enhypen (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang