Anak Pemilik Academy

117 16 0
                                    

Sekarang di sinilah aku berada di Mall yang berada di tengah kota dengan Kavin juga Kail yang tak hentinya bertengkar sedari tadi. 

Mulai dari di minimarket, mau ke mana setelah ke minimarket mereka bertengkar terus ahh pokoknya tidak usah di ceritainlah bikin pusing soalnya. 

Aku bergantian menatap mereka yang berdirinya jauhan, "Sekarang kita mau ke mana?" tanyaku berusaha sabar menghadapi tingkah mereka. 

Tidak ada satupun dari mereka menjawab pertanyaanku dengan geram aku meninggalkan mereka yang masih berdiri di pintu masuk Mall. Aku berjalan melewati toko-toko entah mau ke mana dengan Kavin dan Kail yang terus mengekoriku. 

Aku menghentikan jalanku dan membalikkan tubuhku untuk menatap mereka yang juga berhenti berjalan. "Jangan ikuti aku!" tegasku. 

"Gak bisa." jawab Kail. "Usir ajanih orang." tunjuk Kail pada Kavin menggunakan dagu. 

"Heh bocah harusnya lo aja yang pulang, belajar sana." ucap Kavin dengan nada menjengkelkan. "Masih kecil kok bolos-bolos."

"Iya deh si paling tua." 

Aku menutup mataku guna menahan emosi yang sudah berada di ubun-ubun. "Guys please." ucapku lirih dengan kepala tertunduk sungguh pusing sekali menghadapi mereka.

Kavin mengalihkan pandangan padaku. "Ok ok gue ngalah." ucapnya membuat aku menghela napas lega akhirnya ada yang bisa di andalkan. 

"Sekarang kita mau ke mana?" tanyaku ulang berharap mereka lebih waras kali ini. 

"Bebas deh." jawab Kail. 

Aku menolehkan kepala menatap Kavin bermaksud meminta jawaban. "Mau makan?"

"Kan masih pagi, mau makan apa emangnya jam segini?" heranku. 

"Makan cemilanlah." 

Aku menganggukan kepala paham. "Ya udah ok." 

Kavin berjalan lebih dulu membuat aku maupun Kail mengikutinya dari belakang tapi bukannya ke restoran Kavin malah melipir ke salah satu toko baju yang ada di Mall. 

Aku tatap-tatapan dengan Kail sebentar kulihat Kail mengangkat bahu acuh lalu berjalan masuk ke dalam toko itu juga yang mau tak mau kuikuti. 

Ketika masuk baik Kavin maupun Kail sudah memilih-milih baju-baju ah rupanya ini toko baju khusus bagian laki-laki. Aku duduk di sofa yang berada dekat kaca menunggu Kavin dan Kail selesai memilih-milih. 

Kavin keluar dari ruang pas dengan setelan baru dan berdiri tepat di depanku. "Gimana bagus nggak?" tanyanya sembari menaik turunkan alisnya. 

"Bagus, bagus." bukan aku yang menjawab melainkan Kail yang mendekat membawa satu setelan lengkap celana juga kemeja dan jas-nya untuk di tukarkan di ruang pas. "Tapi yang ini harus di ganti dengan ini." di pakaikan Kail outer laki-laki pilihannya. "Nah gini lebih cocok." sambil angguk-angguk. 

"Dih sapa lo." sewot Kavin melepaskan tangannya yang tadi di pegang Kail. 

"Gue setuju sama Kail, begini lebih cocok." selaku menyetujui perlakuan Kail. 

"Tuh, Keyna aja setuju." balas Kail menepuk-nepuk dada bangga. 

"Nyenyenye." lalu Kavin berjalan kembali untuk memilih baju lain sementara Kail berjalan ke ruang pas untuk mencoba baju pilihannya. 

Tak lama kemudian Kail keluar dari ruang pas dan berdiri dihadapanku. "Bagus gak Key?" 

Aku menganggukan kepala. "Bagus-bagus." dengan dua jempol yang kutujukan untuknya. 

"Gak ada ya harus di gantikan?"

"Gak ada kok." 

"Sip." Kail lalu membalikkan tubuh dan kembali memilih baju yang sesuai dengan seleranya sementara aku memilih membuka ponsel untuk bermain game tanpa menghidupi data karena aku tau pasti aku udah dicari-cari oleh Haura dan Atha, pasti mereka menelponku. 

My Poison || Jake Enhypen (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang