Makan Malam

92 14 2
                                    

Malamnya ketika memasuki rumah milik Kail yang artinya juga rumah milik Ziano, aku dipertemukan dengan Kail yang sudah berdiri santai di ambang pintu. 

"Welcome again Key." sapanya ramah yang hanya kubalas dengan senyuman. 

"Mari masuk." Kail mempersilahkanku masuk meninggalkan Papa dan Mama yang sedang di sambut oleh Om El di luar.

Kail langsung membawaku ke ruang makan yang sudah di isi oleh berbagai macam makanan juga sudah di dekor sebagus mungkin. 

Nuansa gold dan hitam memenuhi ruang makan ini. Kail menarik salah satu kursi meja makan untuk kududuki. "Terima kasih." ucapku sebelum duduk di tempat yang sudah dipersilahkan oleh Kail. 

Kail membalasku dengan anggukan, dia masih berdiri di sampingku. "Mau minum apa dulu nih?" tanyanya sembari mengambil sebuah apel untuk dimakannya. 

"Apa aja boleh." 

"Air putih mau?"

"Mau." lalu Kail mengambil segelas air putih untukku dan kuucapkan terima kasih ketika dia memberi segelas air putih itu padaku. 

Kail duduk tepat di hadapanku selanjutnya tidak ada yang berbicara di antara kami, aku menunggu Mama dan Papa kemarin begitu juga dengan Om El dan Tante Carly. 

Tak lama mereka berempat muncul juga dengan bercanda, Papa duduk di samping kiriku sementara Mama duduk di samping Papa. 

"Udah lama nunggunya anak cantik?" tanya Tante Carly padaku. 

"Gak kok Tante."

"Ya udah ayo kita makan." ucap Om El dengan lantang.

 Papa mulai mengambil nasi. "Kamu mau makan pakai apa?" tanya Papa sembari meletakkan piring berisi nasi tadi dihadapanku. 

"Aku ambil sendiri aja Pa." 

"Gapapa, sekalian aja. Jadi anak Papa mau makan apa?"

Aku terdiam bingung ingin makan apa karena di sini ada banyak sekali makanan tapi kemudian tanganku menunjuk salah satu lauk yaitu ayam goreng yang langsung diambilkan Papa dan meletakkannya di piringku. "Makasih Pa."

Ruangan makan pun mendadak sunyi karena orang-orang pada makan dalam diam. Saat sedang tenang-tenangnya tiba-tiba aku tersedak dengan refleks Kail menyerahkan minumannya untukku yang langsung kuterima tanpa basa-basi lalu meneguknya hingga tersisa setengah. 

Sakit sekali kalau tersedak, "Makasih." ucapku pelan sembari menatap Kail. 

Kail menganggukan kepalanya. "Pelan-pelan." ucapnya. 

Papa menepuk-nepuk punggungku agar aku lebih tenang. "Pelan-pelan sayang." peringat Papa. 

"Iya Pa."

"Masih sakit?" tanya Mama menatapku khawatir.

"Udah gak Ma." jawabku, untuk sekarang sudah tidak sakit lagi. 

"Syukurlah." Mama menghela napas lega. "Lain kali kalau makan pelan-pelan Key."

"Iya Ma." jawabku.

Kulirik sekilas Kail yang masih menatapku dengan pandangan sulit diartikan, pandangan yang terlihat khawatir juga sangat lembut sangat berbeda dari Kail yang biasanya. Aku pun membalas tatapannya beberapa saat kemudian yang masih menatapku. 

Aku tersenyum membalas senyuman Kail yang mengembang. 

***

Aku dan Kail duduk di kursi taman setelah selesai makan dari sepuluh menit yang lalu dan tidak ada yang memulai percakapan.  

My Poison || Jake Enhypen (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang