31

2.3K 210 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~

"Hungry?"

Wonwoo menatap ke arah Mingyu yang tengah sibuk menyetir, "Kamu laper?"

"Engga, cuma barangkali pak Wonwoo laper"

Wonwoo menggeleng kecil, "Saya mau langsung pulang aja, siapa tau kak Han bentar lagi mau ke rumah"

"Omong omong, ada kabar apa? Kayanya bapak sibuk banget sama hp" ucap Mingyu.

"Just watching Hendra Group falling down to the core, ternyata ucapan ayah gak main main" kekeh Wonwoo.

"Saya selalu kagum sama keluarga bapak, terlepas dari tingginya jabatan dan banyaknya harta. Keluarga bapak gaada yang macem macem, semuanya rukun"

Wonwoo tertawa kecil, "Karena kita gak terlahir langsung kaya, kita tau seberapa sulitnya berjuang untuk makan. Jadi pola pikir kita beda sama orang yang sejak lahir udah kaya raya"

"As expected, keluarga Hardjo memang" Mingyu menunjukkan jempolnya ke arah Wonwoo dan itu berhasil membuat Wonwoo tertawa kecil.

Lampu merah muncul dan mereka berhenti untuk sementara, bersamaan dengan ponsel Mingyu yang berdering dan nama Chan muncul di layarnya.

"Halo?"

'MAS! MAS KE RUMAH SEKARANG! RUMAH KITA DIHANCURIN ORANG MAS!'

"Y-YA?! TUNGGU SEBENTAR! MAS KESANA!"

~•~

Mingyu tiba di rumah sang ibu, bersama Wonwoo.

Pria itu tidak mau pulang ke rumahnya setelah mendengar respon Mingyu yang panik setengah mati.

Dan Wonwoo benar benar terkejut.

Benar benar terkejut.

Rumah ibu Mingyu, hancur berantakan.

Bahkan ada dinding yang retak.

Di dapur, ada perempuan paruh baya menangis sejadi jadinya dan dua pria disisinya yang juga menangis.

"Mas Mingyu" rintih pria dengan pipi yang berisi.

Bug!

"Chan!"

Ya, sang bungsu memukul Mingyu tepat di pipinya.

"Mas, kerjaan mas udah enak. Apalagi sih mas yang dicari? Kenapa sampe ngutang ke lintah darat kaya begitu?!" bentak Chan, "Mas gak kasihan sama ibu?!"

Mingyu menaikkan alisnya, "Ngutang?"

"Ada lima orang dateng kesini, nagih utang atas nama Mingyu Abhisenja. Totalnya 560 juta dan harus dibayar sekarang juga, tapi karena ibu dan kita kita gak punya-"

"Tunggu tunggu" Mingyu memotong ucapan Seungkwan, "Pertama tama, mas gapernah ngutang kesiapapun. Kedua, akhir akhir ini aja mas gak kemana mana selain rumah sakit. Kapan mas ngutangnya? Apa perlu mas tunjukin saldo rekening mas? Gaada uang sebanyak itu"

"Tapi..."

"Sana" celetuk Wonwoo.

Mingyu menatap Wonwoo, "Ya?"

"Ini pasti ulah sana"










tbc.

Chance ; Meanie ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang