06-MPLS

22.6K 1.8K 58
                                    

Halo ayung-ayung kuu💜 (note: ayung=sayang)
Maaf banget baru bisa update hari ini🙏
Terimakasih untuk kalian yang setia nungguin cerita ini🐰
Love U pokoknya mah❗

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Happy reading~


Dafin mengancingkan seragamnya satu persatu. Memperhatikan sekali lagi penampilan di cermin besar di kamarnya. Tak lama, sebuah senyum ia pamerkan karena puas dengan penampilannya dengan balutan baju SMA Victory. SMA yang sudah di nanti-nantikannya sejak lama.

Clek

Dafin melirik pintu kamarnya. Di sana, Dean masuk dengan tangan yang membawa Almamater kebanggaan SMA Victory.

"Ini jangan di lipat sembarangan," ujar Dean seraya menggantungkan almamater di gantungan lemari Dafin.

"Kok lo belom siap-siap?!" seru Dafin kaget, mengabaikan perkataan Dean sebelumnya.

Dean menatapnya sebentar lalu mendengus. "Kerjaan gue banyak. Dan Lo-" Mata Dean menyipit. "Cepet turun kebawah. Gue udah siapin sarapan."

"Ayo sarapan sama-sama."

"Gue udah duluan. Gue mau siap-siap."

"Ih! Tadi gue mau bantu nggak di bolehin!" Dafin berdecak. Wajahnya masam mengingat Dean yang menolak niat baiknya untuk membantu pemuda itu.

"Kerjaan gue makin lambat kalau harus ngajarin lo dulu."

"Serah serah." Dafin mengibaskan tangannya lalu berjalan ke arah pintu untuk keluar.

Sedangkan Dean yang di tinggal hanya tersenyum. "Gemes."

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶


"Dean, beneran kita sekolah di sini?" Dafin tanpa sadar mengeratkan pelukannya pada lengan Dean. Di depan mereka, sudah terpampang gerbang besar dengan tulisan SMA VICTORY yang di ukir dengan indah.

Dean mengangguk. Ia dengan tenang berjalan memasuki area sekolah. Sedangkan Dafin di sisinya berulang kali mengedarkan pandangannya di sekeliling.

"Bodo amat dah di bilang norak. Gue mau rekam peristiwa bersejarah akhirnya bisa sekolah di sini," gumam Dafin berkali-kali.

"WOI!!" Bimbim, pemuda dengan suara melengking itu berlari dengan semangat ke arah si kembar. Ia merengsek masuk ke tengah hingga membuat tautan tangan Dean dan Dafin terlepas. Ia rentangkan tangan di masing-masing bahu si kembar itu.

"Sweet banget si kembar pagi-pagi aelah," komentar Bimbim sensi.

"Apaan sih?!" sinis Dafin. Wajahnya cemberut hingga membuat Dean di seberang sana menggeram gemas.

Bimbim menatap Dean lalu menggeleng pelan. "Bucin kok sama kembaran sendiri. Herann herann."

"Lo mau gue bucinin?" tanya Dean datar. Kelewat datar hingga membuat Bimbim bergidik ngeri.

"Gay dong gue!"

Dafin tertawa keras. Menggusak pelan kepala Bimbim. Tindakannya bersama Bimbim juga Dean telah menjadi pusat perhatian tanpa sadar. Mereka mengundang senyum dan pekikan gemas dari Orang-orang di sekitarnya.

"Kita mau kemana sih sebenernya?"

"Ke kantin deket aula yok! Yg lain udah nunggu di sana."

Sepanjang koridor, banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Khususnya Dean. Wajahnya yang bak pangeran itu membuat banyak murid perempuan tertunduk malu ketika melewatinya. Sedangkan yang ditatap malah sibuk menajamkan mata memperingati orang-orang yang menatap gemas Dafin. Dafin punya Dean seorang!

𝗧𝘄𝗶𝗻𝘀 𝗨𝗻𝗶𝘃𝗲𝗿𝘀𝗲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang