Annyeong!!✨
Author update lagi ><
Hmm part kali ini agak berat deh kayaknya. Semoga kalian suka yaa💚
: 🎀 𝒯𝓌𝒾𝓃𝓈 𝒰𝓃𝒾𝓋𝑒𝓇𝓈𝑒 🎀 :
Happy Reading~
"Mampus, mampus. Mampus ini mah!!"
"Anjir cok. Balik woii balikk."
"Gio setan!"
"Kagak lagi dah gue begini."
"Makanya kalian semua jangan pada tolol!"
"Mirror bangsat!"
"Anjing. Motor gue parkir dimana woii."
"Woi Pin. Di sono motor lo."
"Gue pake mobil apa motor woii!"
Kepanikan jelas melanda empat sekawan ini. Tanpa memperdulikan tatapan aneh orang-orang, mereka berhamburan mencari kendaraan mereka.
Dafin yang kedapatan motornya berada lumayan jauh dari teman-temannya segera berlari menghampiri. Memakai helm cepat dan mulai menghidupkan motornya. Ia menancap gas menuju depan cafe dimana teman-temannya berkumpul.
Dafin menghentikan motornya tepat di samping motor Adit. "Sumpah. Gue minta maap ye. Gue ceroboh banget sampe kita ketahuan gini."
Bimbim menoleh. "Gak papa dah Pin. Gak ada yang salah dan bener di kejadian kali ini. Santai aja kali."
"Walaupun tetep gue pengen sleding lo sih. Bisa-bisanya baru matiin gps pas nyampe cafe," ujar Adit menambahkan.
Dafin menundukkan kepalanya dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Menumpukan tubuh pada bagian depan motor. Merasa bersalah kepada teman-temannya.
"Hahahaha. Gue pikir-pikir kok malah kocak ya anjing." Tawa Shawn mengudara. Mengundang tawa dari teman yang lain.
"Iya anjirr. Tugas kagak selesai. Kita yang bakal selesai, HAHAHAHA." Bimbim tertawa keras hingga memukul-mukul Adit yang ada di sampingnya.
Tawa dari teman-temannya membuat Dafin membuka tangannya. Ikut tertawa akan kejadian konyol mereka beberapa saat yang lalu.
"Udah deh. Mending kita balik. Serem-serem di susul Go Gio Gio atau Dean. Nangis aja dah gue di tempat."
"Ayok. Pin, Dit. Kalian hati-hati ye. Langsung pulang. Terutama tuh bocil kesayangan," peringat Bimbim.
"Kenapa kagak semotor sih kalian berdua?" tanya Shawn dengan pandangan heran.
"Pengen jir. Gue udah lama kagak pake motor," jawab Dafin sembari menancap gas. "Nguengg, nguengg."
"Serah, serah. Yang penting hati-hati."
"Oke. Kalian juga," balas Adit.
Mereka akhirnya berpencar. Dafin berkendara di belakang Adit. Sesekali mencoba menenangkan dirinya sendiri dengan melihat-lihat pemandangan malam di jalan yang di lalui nya.
Walaupun begitu, Dafin tetap bergerak gusar. Ia melajukan motornya hingga sejajar dengan Adit. "Woi. Bunda sama Dean jam berapaan balik? Kira-kira masih lama nggak?"
"Nape emang?"
"Gue mau singgah beli minuman dulu. Haus gue. Mau nenangin pikiran juga."
"Ya udah ayok gue temenin."
"Gue sendiri aja jing. Ini kalo gue liat muka lo malah makin keinget kejadian tadi."
Adit melirik jam tangannya. Mereka sebenarnya masih punya waktu sampai Dean dan Ibu nya pulang. Mengingat jarak tempuh mall yang dikunjungi lumayan jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗧𝘄𝗶𝗻𝘀 𝗨𝗻𝗶𝘃𝗲𝗿𝘀𝗲
General FictionKeberadaan Dafin sangat berharga untuk Dean. Begitu pula sebaliknya. Sepeninggalan kedua orang tua mereka, mereka harus menjalani kehidupan hanya berdua. Sikap protektif Dean memang kadangkala membuat kesal Dafin, namun sebenarnya ia tahu, saudara...