(Name) begitu ketakutan saat ia harus berhadapan dengan pria dewasa yg berstatus sebagai papanya itu.
Berkali kali ia memohon agar ia dibiarkan bebas untuk sehari saja namun Dazai tak memberikan kebebasan itu terhadap dirinya."Kau dengar!!! Tidur di kelas dan nilai buruk mu ini benar benar memalukan. Lalu hari ini kau dikeluarkan dari sekolah, apa kau senang ?" Dazai marah dan bertanya pada gadis kecil itu dengan tatapan tajam dan cengkraman yg kuat pada wajahnya.
Ia sadar bahwa ulahnya membawa dampak buruk bagi putrinya dan status Port Mafia yg dianggap sebagai organisasi yg kejam.
"Kau ini pembawa sial!" Dazai melempar wajah (Name) seperti ia mencampakkan kertas ke atas lantai. Tak hanya itu, Dazai menendang tubuh gadis kecil itu beberapa kali.
Penjaga yg ada di luar hanya mampu menelan ludah mendengar jerit tangis seorang anak kecil namun ketakutan mereka sirna kala seorang pria yg berjalan angkuh dari ujung lorong sedang berjalan menuju ke arah mereka.
Topi fendoranya menutupi sebagian wajahnya, telinganya mendengar suara tangis dan jerit seorang anak. Ia memacu langkahmya dan begitu tiba di depan pintu, pintu tak berdosa itu langsung terbelah menjadi dua.
"Chuuya bisakah kau untuk ydk merusak properti!" Keluh Dazai.
"Cih! Bisakah kau bersikap manusiawi?" Chuuya balik bertanya dan memancing tawa seorang Dazai Osamu.
Chuuya abaikan suara tawa iblis itu, ia berjalan dan mengangkat tubuh kecil tak berdaya itu kedalam gendongannya. Ia merasakan nafas tak beraturan dan tubuh lemahnya ia tahu gadis kecil itu mengalami kekerasan fisik dan mentalnya.
Namun saat Chuuya hendak membawa pergi Dazai sudah lebih dulu merebut gadis kecil itu dari gendongan si pria berrambut jingga itu.
"Hoy!!!"
"Chuuya kau bukan siapa siapa jd ja-"
"Kau bukan orang tuanya, Dazai Sialan!" Potong Chuuya.
Dazai mengangkat sebelah alisnya
"Heee jadi kau mendeklarasikan diri sebagai ayahnya? Heee...." Dazai mencengkram wajah gadis kecil yg ada di gendongannya."Kau tak akan ada tnp adanya diriku! Ingat itu, lalu dia hanyalah orang lain di hidup mu." Dazai menekan setiap perkataannya bahkan matanya semakin gelap.
Gadis kecil itu kembali menangis tanpa suara karena terlalu lama menangis hingga rasa sakit itu seperti mematahkan setiap tulang di tubuhnya.
"Hik~ pa..pa...." Lirihnya menyayat hati. Bahkan Chuuya yg terkenal garang mendadak mengigit bibir bawahnya.
"Dazai Kun, kau jangan kejam begitu terhadapnya loh bahkan ak tak pernah menyakiti Elise Chan."
Dazai sudah berdecih dan menatap ke arah orang yg bicara tiba tiba.
"Jangan kejam begitu Dazai Kun, kau dulu juga sekecil itu." Ucapnya sembari berjalan lebih masuk ke dalam.
"Cih bocah ini mau ku bunuh pun itu bukan urusan mu Mori San." Jawab Dazai.
Mori melirik pada gadis kecil yg ada digendongan Dazai.
"Tubuh lemasnya dan lebam lebam itu, biar ku tebak kau hbs menghajarnya ya Dazai Kun." Tebak Mori."Tentu saja, siapa pun yg salah akan mendapat hukuman. Seperti itulah ak." Jawab Dazai.
"Aaaaaa!!" (Name) memekik saat Dazai mengeratkan pelukannya. Bukan pelukan cinta tp pelukan yg bs mematahkan tulang tulangnya.
Mori hanya bisa menghela nafas atas apa yg dikatakan dan tindakan dari Dazai. Ia tahu menjadikan Dazai sebagai bos mafia adalah langkah yg terburu buru.
Chuuya yg menjadi penonton dalam adegan telenovela dadakan hanya bisa mengerutkan alisnya, ia kemudian merampas (Name) dari tangan Dazai dan membawanya pergi yg kemudian disusul oleh Mori.
Tinggal lah pria keji itu di ruangannya sembari menatap hampa pintu yg rusak akibat ulah Chuuya. Ia berteriak pada mafia yg ada di luar dan memerintahkan mereka untuk mengganti pintu yg rusak dengan yg lbh baru.
••••
Tangis (Name) meraung raung begitu dokter mengobatinya, rasa sakit yg teramat sanggat sakit membuatnya menjerit di atas ranjang rumah sakit.
Tak usah dibayangkan bagaimana ia menjerit karena pasti jeritan itu akan membuat siapapun ikut menjerit.
Koyou dan Yuki yg ada di dalam pun tak kuasa melihatnya.Dokter berkata bahwa (Name) masih beruntung sebab tendangan seseorang tak melukai tulang dadanya atau alat fital yg lain, namun tetap saja (Name) merasa kesakitan.
Di sisi lain Dazai menghabiskan waktunya untuk memelototi sebuah vigura yg berisi foto dirinya dan Shizuna istrinya.
"Cih seandainya ak mengungurkan bayi itu kau tak akan seperti ini. Harusnya kita tak usah memiliki anak sekarang lihat kau membebani ku dengan anak sialan itu." Gerutu Dazai.
Hatinya yg mati tak mampu lagi mengingat cinta dan kasihsayang dari istrinya. Ia terus mengumpati sosok yg membuatnya jatuh cinta.
"Ak tdk akan menerima cinta lagi. Wanita hanyalah mainan, kadang ak menemukan yg bagus kadang ak menemukan yg buruk..." Gumamnya sembari meludahi foto istrinya.
.
.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
One's Hope | Dazai X Child Reader
Fanfiction⚠️Soon⚠️ Seorang anak yg hidup dibawah tekanan/siksaan dari orang tuanya sendiri. Star: 5//05/22 End: 21/05/22 OC : Nana Dazai X Child Reader