Chapter 20

734 75 2
                                    

"Sepertinya kau sanggat menikmati wkt mu ya sampai kau lupa memiliki tanggungjawab, Dazai Sama..."

Dazai yg sedari tadi menikmati waktu minum kopinya, diganggu oleh seorang wanita dengan lolita Kimono yg berdiri tepat di hadapan mantan eksekutif mafia itu.

"Aahh kau rupanya Hana San." Ucap Dazai sembari meletakan kopinya di atas meja.

"Sepertinya nasehat ku tak pernah sampai ke hati mu ya, Dazai Sama." Nana melabuh duduk di kursi sembari membuka buku menu.

"Kenapa ?" Tanya Dazai pura pura tidak tahu apa apa.

Nana hanya tersenyum sinis, sembari meminta pesananya.
"Ku rasa mantan bos pasti lbh cerdas ketimbang diriku."

"Hana San, ak hanya ingin dia bebas menentukan pilihannya." Ucap Dazai.

"Pilihannya adalah bersama dengan mu sebagai keluarga. Setidaknya kau harusnya bersyukur ada seseorang yg ingin bersama mu, (name) selalu berharap bisa bersama dengan mu."
Dazai hanya diam menatap mata gadis bernama Hana itu.

"(Name) dia selalu mengharapakan mu, dia ingin kau mengakuinya sebagai pu-"

"Ak sudah mengakuinya bahkan sejak saat ak mendonorkan sumsum tulang belakang ku untuknya, ak menderita karena hal itu."

Nana sudah menebak hal ini, ia tahu bahwa Dazailah yg mendonorkan miliknya untuk (name).

Nana hanya menggeleng, ia berusaha berbicara dengan hatinya.
"Secara lisan tp ia juga butuh pengakuan secara batin dan kau belum bisa melakukan hal itu." Lanjut Nana sembari meminum coklat pesananya.

Dazai tak mau berdebat banyak, ia hanya diam dan pergi meninggalkan Nana sendirian di sana.

•••••

Saat Dazai berjalan dan tiba di suatu taman, ia melihat (name) yg sedang duduk sendirian di sana. Dazai tahu sekolahnya hanya beberapa langkah dari taman itu, ia hanya tak mengerti mengapa gadis itu ada di sana sendirian.

Sekilas ia melihatnya tengah memakan bekalnya sembari mengusap matanya, Dazai tahu gadis itu sanggat cengeng.

Namun Dazai mendapat jawabannya saat beberapa anak seusianya sedang menertawainya dan sengaja menumpahkan makanan di atas kepala (name).

"Anak penjahat!"

Ya mereka selalu menertawainya dan mengatainya demikian tp (name) tak memiliki kecenderungan dari sang papa, jika itu Dazai mungkin besok mereka sudah kena batunya tapi gadis itu memiliki kecenderungan dari sang mama.

"Ak hanya tak ingin melukai mereka, karena mereka tak mengerti apapun."

Dazai ingat itu, Dazai ingat saat Shizuna di bully dan ia hanya pasrah, ia malah mengatakan mereka tdk tahu apa apa.

"Heee, kalian sedang apa?"

Anak yg mengganggu (name) langsung terperanjat begitu mendengar suara seseorang. Kemudian mereka lari sekuat mungkin menjauh dari (name).

"Haaahh......" Dazai membersihkan nasi yg ada di rambut (name) dan menghapus kotoran yg ada di wajah gadis itu.

"Papa ?" (Name) memandang Dazai dengan air mata.

"Ssssttttt.....!" Dazai mengisyaratkan (name) untuk diam. Namun bukannya diam gadis itu malah menangis dan memeluk Dazai begitu erat.

"Papa, kenapa papa membenciku apa salah ku ??" Tanya (name) sembari menangis.

Dazai hanya diam dan enggan menjawab ia biarkan (name) menangis untuk meluapkan emosinya.

"Ak tdk membenci mu, ak hanya ingin kau menjadi orang yg mandiri." Ucap Dazai sembari menghapus air mata (name).

"Apakah seperti itu caranya ? Bukan begitu caranya papa hiks..."

"Kau harus sekolah, ini sudah bel masuk." Ucap Dazai mengalihkan pembicaraan.

(Name) hanya mampu diam dan memilih pergi dari sana sembari menghapus air mata.

.

.




.
TBC

One's Hope | Dazai X Child ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang