Chapter 5

1K 116 7
                                    

Semua anak akan merasa gembira saat dijemput oleh orang tuanya, namun tdk dengan (Name) raut wajah gembiranya berubah saat tahu siapa yg menjemputnya.

(Name) yg semula berlari dan memanggil nama Yuki, mendadak berhenti dan terdiam saat ia mencapai mulut gerbang taman kanak kanak. Tubuhnya seperti robot yg kehabisan daya ia tak bergerak, tubuhnya gemetar danberkeringat dingin.

Ia melihat sosok pria dewasa dengan kemeja putih tengah berdiri di depan mobil dan menyilangkan tangan di depan dadanya, ia menatap dingin ke arah (Name) bukan sembarang tatapan tp itu tatapan penuh kegelapan.

Pria dewasa itu melangkah menuju (Name) tanpa ekspresi, bahkan semua guru dan murud yg masih tersisa di sana tak ada yg berani bergerak seolah orang itu adalah ancaman bagi semua orang.

"Pa...paa ..." Lirih (Name)

Rasanya (Name) ingin berlari sekuat tenaga saat papanya yaitu Dazai berjalan mendekatinya, namun apalah daya sebab terlalu takut ia tak mampu bergerak.

"Heee, kenapa kau diam? Kau mau pulang atau mau menjadi patung di sini?" Tanyanya sembari berjongkok di depan (Name).

Dazai mengangkat dagu (Name) dengan kasar dan menatap tajam ke dalam matanya.
"Ku dengar kau tidur lagi di kelas dan kau beralasan pulang karena sakit kepala. Apa itu benar ?" Dazai bertanya dengan nada dingin dan tatapan tajam.
Tatapan yg seolah mampu membunuh siapa pun yg memandangnya.

"Ti-tidak kok..." Bantah (Name).

"Bahkan anjing pun tak bisa membodohiku. Kau harus hidup 100th jika kau ingin menipu ku." Jawab Dazai.

"Ma-maaf..." Lirih (Name).
Dazai hanya diam dan tersenyum sinis pada putrinya sendiri.

Rambut panjang dari putrinya itu ditarik olehnya menuju ke mobil, jerit kesakitan dari putrinya tak dihiraukan olehnya.

"Dengar guru guru tdk berguna! Besok pagi ak akan membawa beberapa orang ku untuk mengawasi kalian jika bocah ini tdr lagi di kelas atau beralasan macam macam kalian semua akan berakhir dg mencium timah panas." Ancam Dazai.

Semua guru di sana tak bisa berkata apa apa, mereka ketakutan atas apa yg dikatakan oleh bos mafia itu.

••••

(Name) berlari begitu ia tiba di markas mafia. Ia langsung menuju ke ruangan Koyou dan menangis di pelukannya.

"(Name) tdk mau sekolah.... (Name) ingin bersama bibi saja..." Rengeknya tiba tiba.

Salah satu bawahan Chuuya yg diminta oleh si jingga menjaga (Name) dari jauh bercerita tentang apa yg terjadi di luar saat (Name) bersejolah.

Baik Koyou, Chuuya ataupun Yuki sama sama tak percaya dengan apa yg terjadi dan ulah yg dilakukan oleh bos yg tak berperi kemanusiaan.

"Dasar iblis itu!" Celetuk Yuki.

"Kalau begini masyarakat bisa menganggap kejam Port Mafia." Ucap Koyou.

Chuuya dibuat lelah dengan keadaan ini, hingga ia tak bisa bicara dan memilih tutup mulut. Walau demikian nuraninya seperti dibakar, hatinya merasa pedih saat mengetahui situasi seburuk ini. Ia berfikir Mafia bisa diambang ke hancuran dan masa depan seorang anak kini telah hancur.

"Ak ada teman yg bisa menjadi guru sekaligus pengasuh untuk (Name)." Seseorang bicara dari ambang pintu ruangan Koyou.

"Kau sudah pulang dari misi, Minazuki." Ucap Koyou.

"Lama tak berjumpa dengan kalian." Jawabnya sembari meletakan tas di bawah dan duduk di sofa.

"Siapa yg kau maksud Mina Chan?" Tanya Yuki.

"Namanya adalah Nana, dia adalah wanita yg baik keibuan, dia seorang guru yg memutuskan untuk menjadi pengasuh dipangi asuhan, dan dia juga sanggat ahli dalam berkelahi dg senjata juga cara berfikirnya yg mungkin bisa mengimbangi Bos sadis itu." Terang Minazuki.

"Kalau ada yg setanding dgby itu tdk mungkin, kecuali sih si tikus itu." Jawab Yuki.

"Maksudmu orang Rusia itu, ya kau benar. Tapi orang pintar tak hanya mereka berdua, mereka berdua punya porsi pintarnya masing masing dn dia memiliki porsi pintarnya juga." Sahut Minazuki.

"Kau percaya diri sekali nona." Sahut Chuuya.

"Sudah cukup pembicaraan ini, ak setuju dg ide Mina Chan. Tapi bagaimana caranya agar Nana itu bisa datang dan menjadi pengasuh (Name)." Ucap Koyou.

"Akan ku pikirkan." Jawab Minazuki.

.

.

.


.
TBC

One's Hope | Dazai X Child ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang