Prolog

2.4K 170 35
                                    

Jas serba hitam dengan wajah dingin di balut perban yg menutupi mata kanannya tengah membaca beberapa dokumen yg berserakan di atas meja. Sesekali tangannya menggapai minuman yg ada di ujung mejanya.

Di atas meja tampak beberapa fotonya bersama seorang wanita yg sama. Bingkai foto itu nampak sudah rusak karena tampak retakan di sana sini, ada juga album yg kotor akibat noda berwarna merah.

Pria itu sesekali menghembuskan kasar nafasnya dan juga sesekali ia memainkan pena yg di genggamnya.

"Ak lelah dan kau bersenang senang di dana."

Ia bermonolog ria entah dengan siapa tapi seolah ia sedang bicara dengan lawan bicaranya yg nyata namun itu tak lain halah imajinasinya.

"Kau kejam Shizuna.." Lanjutnya.

Pria itu tersenyum pahit sampai sampai ada tetesan air mata yg jatuh menodai kertas yg ada di atas meja.

Cklek... .. .

Pintu besar terbuka lebar, yg terdengar oleh yg di dalam hanyalah suara tangis yg kedengarannya tangis seorang bayi. Ekspresi dingin pria itu berubah menjadi kesal, pria yg semula menatap kertas kertasnya beralih menatap tajam seorang wanita dan pria berambut jingga yg datang ke arahnya bersama seorang bayi.

"Ano... Dazai Sama, a-"

"JAM ISTRI KU UNTUK MENJADI PENGASUH BAYI MU SUDAH SELESAI, DAZAI SIALAN!"

Pria yg dipanggil Dazai oleh seorang pria berambut jingga itu hanya tersenyum kecut.

"Ak kira kau menjatuhkannya dari gedung ini, Chuuya." Pria bernama Dazai itu bicara dengan santainya.

"Cih tadinya ak yg ingin menjatuhkan mu." Tukas pria bernama Chuuya.

"Ano... Dazai Sama, bayi ini harus ku letakan di mana?" Seorang gadis yg berstatus istri dari Chuuya itu bertanya dan menyela pembicaraan kedua pria di depannya.

"Taruh saja dia di balkon, jika dia tiada dia akan bertemu ibunya." Lagi lagi Dazai bicara seolah itu adalah kata kata biasa.

Blakk!

Sepatu seseorang sudah mampu menjatuhkan Dazai, membuat pria itu jatuh dari kursinya.

"DENGAR DAZAI, D-"

"Dia itu putri ku Chuuya, terserah ak ingin melakukan apa."  Sahut Dazai

"Sudah sudah hentikan itu. Ak meletakan bayi mu di sofa saja ya." Gadis itu bicara lagi dan menyela pembicaraan. Kemudian ia menyeret Chuuya pergi dari ruangan Dazai.

Kini tinggallah ia bersama bayi yg terbaring di sofa sambil menangis begitu kuat. Dazai hanya melirik bayi itu lalu memilih memasang earphonenya dan membaca buku miliknya.

15 Menit Kemudian....

Dazai masih mendengar isakan bayinya, pria itu lalu berjalan mendekat dan menatap tajam ke arah bayi itu.

"Kau ini berisik sekali." Ucapnya.

Susu formula yg di berikannya mampu membuat bayi itu diam bahkan meski susu belum habis bayi itu sudah tidur dengan lelap.

"...."

Dazai menatap bayi itu dan meninggalkannya tanpa menyelimutinya atau bahakan membawanya ketempat yg aman. Dazai tak peduli pada bayi itu, yg ia pedulikan hanyalah dirinya sendiri.

.


.


.
NEXT?

One's Hope | Dazai X Child ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang