Chapter 18

735 80 0
                                    

Seolah lupa dengan kejadian kemarin, (name) kembali datang ke kantor di mana ia di bawa oleh Yosano. Ia berdalih ingin bertemu dan berterimakasih pada Yosano.

"Heee kau tak usah repot repot (Name)." Ucap Yosano sembari menerima kue yg dibuat oleh (name).

"Tidak apa apa, Yosano Sensei." Jawab (name).

Kedua wanita beda usia itu bercengkrama santai sembari meminum teh hangat.

"Oooo jadi kau sedang mencari papa mu...."

Sudah dapat ditebak bahwa (name) menceritakan pada Yosano tentang tujuannya yaitu mencari papanya.

"Ak seorang detektif dan rekan rekan ku begitu, kau bi-"

"Tidak usah Yosano Sensei, ak lebih suka mencari tau sendiri."

Yosano menghentikan aktifitasnya meminum teh.
"Kau itu masi kecil, papa mu tak akan mau mendengarkan...." Ucap Yosano.

(Name) hanya diam dn tertunduk menyembunyikan air matanya. Ia sedih dengan apa yg dikatakan Yosano padanya, ia ingin papanya.

"Sejak ak lahir ak sudah sebatang kara, meski papa ku ada bersama ku. Dia tak pernah menyayangi ku atau bersama ku bahkan dia orang tua yg tega memberikan ku obat tdr dan membuat ku terkena kanker." (Name) bercerita sembari terisak, Dazai yg tak sengaja dengar hanya mampu diam di tempat.

"Lalu knp kau mau mencarinya, padahal dia kejam padamu?" Tanya Yosano, namun (name) hanya bisa menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

•••••

Danau menjadi tempat terakhir perjalanan (name), cahaya senja terpantul di permukaan air yg menciptakan ilusi bak kilauan emas.

(Name) duduk termenung sembari melempar bebatuan ke danau, ia lelah namun tak ingin menyerah.

"Kau di sini (Name) Chan."

Suara lembut datang menerpa indra pendengaran (name), gadis itu menoleh dan mendapati sosok yg dikenalinya.

"Nana Onee Chan." Ya dialah orangnya, Nana gadis baik yg selalu menemaninya.

"Ada apa, kenapa tdk langsung pulang?" Tanya Nana.

"Nee Chan, ak bertemu papa tapi papa tdk mau menerima ku. Kenapa ?" Tanya (name) sendu.

Sebenarnya Nana dan yg lain sudah berjumpa dengan Dazai yg sekarang, namun mereka tak bisa berbuat banyak bukan karena tak ingin menolong tp mereka tdk ingin membuat Dazai lari lagi.

"Apa harapan mu?" Tanya Nana.

"Aku ...." Sejenak (name) melihat ke arah senja ".... Ingin papa bersama ku." Lanjutnya sembari melempar pandang ke arah Nana.

"Maka berusahalah, papa mu memang selalu menyebalkan tp percayalah dia tak akan bertahan lama selama kau mau giat berusaha."

Kata kata Nana, selalu membuat (name) bangkit lagi.
"Benarkah?" Tanyanya girang.

"Tentu saja... Kau bs percaya pada ku." Ucap Nana.
"Sekarang .... Ayo kita pulang."

.

.




.
TBC

One's Hope | Dazai X Child ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang