Aku menatap ke depan, menatap kehidupan ku yang akan berlanjut tanpa dirimu. Hanya satu yang aku butuhkan, jawaban dari pertanyaan.
Apakah aku bisa?
-bbyaechu-
—S A C R I F I C E—
"Sayang, bukan kah aku sudah pernah mengatakannya?"
"Baiklah, berikan aku waktu 3 bulan lagi, setelah itu aku akan menceraikan gadis lugu itu dan langsung menikahimu."
"Tanpa restu ibumu?"
Seokjin menghela nafasnya.
"Apakah aku bisa bersama mu, Oppa? Sepertinya itu tak akan terjadi."
"Aku menyerah..."
Seokjin mendengar sempurna suara tangisan Jiyeon dari teleponnya.
"Ayo bertemu, kau dan aku di cafe seperti biasa."
Seokjin langsung berbalik badan untuk berjalan ke arah pintu utama dimana jaket dan sepatunya berada di sana.
Emellie menatap Seokjin dari balik pintu dimana Seokjin berbicara dengan Jiyeon di telepon. Emellie berjalan ke arah dapur, gadis itu menatap kue yang hanya kurang di beri rasa saja.
"Untuk apa kau melakukan ini, Emellie."
Gadis itu terhenti saat akan melempar kue itu di lantai.
Ia menghela nafasnya.
"Aish, seharusnya kau tak mencintainya."
Emellie mengambil sebuah tempat untuk mewadahi kue itu. Gadis itu berlari keluar rumah dan berjalan entah kemana, yang terpenting ia tak melihat Seokjin terlebih dahulu untuk saat ini.
—S A C R I F I C E—
"Kau lagi Nona Jo."
Emellie menoleh dan kaget saat tau siapa yang berada di belakangnya.
"Anda? Tuan?"
Emellie merogoh sakunya dan mengambil dompet.
"Ah, Tuan Min."
Emellie menyimpan dompetnya lagi dan menatap ke arah lelaki bermata sipit itu.
"Apa kau sangat suka dengan dia?"