—S A C R I F I C E S2—Sepasang mata itu, menatap seorang wanita menggunakan gaun putih berlari mengelilingi taman yang di penuhi dengan bunga-bunga indah. Wanita itu tersenyum, melambaikan tangan ke arahnya.
"Kim Seokjin!"
Seokjin tersenyum, lelaki itu meneteskan air matanya.
Tak lama seorang gadis kecil berlari ke arahnya, menggandeng tangannya dan menghadap ke arah Seokjin.
"Ellie..."
Ya, itu Ellie yang menggandeng Emellie di sana. Emellie berjongkok, mengusap pipi Ellie dan menoleh ke arah Seokjin.
"Kemarilah, Oppa!"
Suara tawa itu terdengar sempurna di telinga Seokjin.
"Appa!" Teriak Ellie menatap Seokjin.
"Aku menyayangi kalian!"
"Sajangnim!!"
Seokjin terbangun. Lelaki itu duduk dan langsung mendapati Emellie yang menatapnya khawatir.
"Ada apa?!"
Seokjin mengusap air matanya. Ia menggeleng.
"Tidak, aku baik-baik saja. Lanjutlah tidur, Emellie."
Emellie yang melihat keringat bercucuran di dahi Seokjin itu langsung berlari untuk mengambil tissue di atas meja.
"Sajangnim, keringatmu sangat banyak. Apa kau tak terbiasa tidur di sofa?"
Emellie menatap ranjang.
"Aku bisa tidur di sofa, Sajangnim. Kau tidurlah di ranjang."
Seokjin menggeleng.
"Tidak Emellie,"
"Sungguh, sajangnim. Aku saja yang tidur di sofa," Emellie terhenti saat Seokjin menggenggam pergelangan tangan Emellie yang tengah sibuk mengelap keringatnya.
Tatapan mereka saling bertemu.
"Aku baik-baik saja."
Emellie masih membeku, ia tidak berkutik sama sekali.
Seokjin menghela nafasnya, ia melepaskan genggamannya.
"Lanjutlah tidur, aku juga akan melanjutkan tidurku."
Emellie berdiri menatap Seokjin yang kembali tidur di atas sofa itu.
—S A C R I F I C E—
Emellie duduk di tepi ranjang, tepat di sebelah Seokjin yang tengah menatap sofa nya yang basah.
"Sajangnim, maaf."
Seokjin menoleh menatap Emellie.