Kim Seokjin, aku menulis ini dari perasaanku yang sangat mendalam. Aku menulis ini, karena aku takut jika aku gagal melahirkan anak kita ke dunia.
Apapun yang terjadi, tolong pilih anak kita. Dan apapun yang terjadi, tolong jangan lupakan aku yang mencintaimu sampai kapanpun.
Seokjin, mungkin aku tidak pernah berbicara ini padamu. Tapi aku mempunyai impian, menyelamatkan Eomma apapun caranya. Jika aku tak selamat saat melahirkan nantinya, aku akan selalu berada di sisimu tanpa nyata tubuhku ada di sana. Aku berada di tubuh Eomma, jantungku ada di tubuh Ibumu. Hanya itu yang bisa aku lakukan, aku akan selalu menjadi seseorang yang sangat beruntung jika bisa menyelamatkan Eomma.Kim Seokjin, jika kau rindu padaku, lihatlah bulan. Itu aku yang sedang bercahaya menerangi kehidupanmu yang masih terus berjalan. Katakan pada anak kita, "Ibu menyayangimu". Jaga dirimu baik-baik ya, jika aku menyerahkan surat ini, artinya aku sudah pergi tenang jauh di sana. Aku akan menunggumu di kehidupan abadi itu.
Kim Seokjin! Aku mencintaimu!
Emellie.
— S A C R I F I C E —
"Emellie..."
Sepasang mata itu terbuka. Keringat bercucuran deras di sekujur tubuhnya. Seokjin menekuk alisnya, ia menatap sekeliling.
"Ellie?!" Teriak Seokjin mencari sang putri.
"Ellie?!"
Seokjin terdiam. Lelaki itu menekuk alisnya.
Plak!!
"Aw!" Seokjin meringis kesakitan.
"Ini bukan mimpi?"
Seokjin berlari keluar kamar.
"Kim? Kau sudah bangun?"
"Eomma dimana Ellie?!"
Kim Haeri, wanita itu menatap putranya.
"Ellie?"
Seokjin menekuk alisnya.
"Kim kau sepertinaya terlalu lelah. Pak Han baru saja membuatkan sup kesukaanmu, makanlah."
Seokjin menggeleng dengan cepat.
"Eomma, jangan bercanda. Apa Eomma sudah meminum obat?"
Haeri menekuk alisnya.
"Kau daritadi melantur. Aku tidak sakit, Kim. Apa yang kau katakan?"
Seokjin menatap Haeri.
"Kau merasa semuanya berubah? Itu karena kau belum terbiasa di Korea."
Seokjin menekuk alisnya.
"Kim, sudahlah. Kau terlalu banyak minum semalam."
"Hyung!!"
Seokjin menoleh, mendapati Jimin yang berjalan ke arahnya sembari memakan anggur.
"Jimin-ah! Dimana Ellie?!"
Jimin menekuk alisnya. "Siapa Ellie, Hyung? Pacar barumu?"
Seokjin menjambak rambutnya.
"Hyung, kata Pak Jeong satu kopermu tertinggal di Amerika. Jadi mereka mengirimkannya menggunakan pesawat."
Seokjin menekuk alisnya.
"Aku sudah pulang ke Korea lama, Jimin-ah. Aku sudah menikah, aku memiliki anak. Emellie, istriku dan Ellie putriku."
Jimin dan Haeri membulatkan matanya, mereka tertawa terbahak bahak.
"Kau melantur, hyung. Ayo sarapan."
—SACRIFICE END—
HAYOLO
Bingung nggak kalian? HEHEHE sengaja.TERIMAKACI SUDAH MEMBACA SACRIFICE YA TEMAN-TEMAN!
AKU BAKAL KASIH KEJUTAN BUAT KALIAN READERSKU, I LUV UU!! STAY TUNE YAA😙
SAMPAI JUMPA!!