—S A C R I F I C E S2—Di lanjutkan bekerja seperti biasanya, Emellie sibuk mengerjakan tugas yang harus ia selesaikan untuk kepentingan sang boss di dalam acara bisnis nya. Gadis itu berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik di jabatan yang cukup tinggi dan berisiko baginya.
"Motormu sudah selesai, seseorang akan mengantarkannya ke apartementmu."
Emellie menatap Seokjin.
"Eoh? Sajangnim, aku selalu merepotkan mu. Tapi aku bisa sendiri menjemputnya. Juga, berapa biaya nya? Akan aku ganti."
Seokjin terhenti dari aktivitasnya, lelaki itu menoleh menatap Emellie. Ia menghela nafasnya.
"Tidak usah."
"Sajangnim,"
"Emellie, aku bilang tidak usah!"
Emellie tersentak. Gadis itu langsung menunduk.
Seokjin mengepalkan tangannya.
"Maaf...aku hanya tidak mau kau mengganti biayanya, Emellie."
Emellie mendongak lagi menatap Seokjin.
"Tapi aku selalu merepotkan mu, sajangnim."
Seokjin menggeleng, ia tatap wajah cantik Emellie dari tempat duduknya.
"Lupakan. Sebagai gantinya, lanjutlah bekerja dengan fokus dan selesaikan secepatnya."
Emellie menunduk, gadis itu mulai melanjutkan aktivitasnya lagi, dengan rasa sedih dan tidak enak di dalam hatinya.
—S A C R I F I C E—
"Nee?!" Teriak Emellie kaget ke arah ponselnya. Gadis itu menutup mulutnya.
"Bagaimana bisa?!"
"Aku tidak tahu pasti. Tetapi yang pasti, tadi pagi aku masih melihatnya membuang sampah di depan. Aku tidak tau, jika itu akan menjadi terakhir kalinya aku melihat Nona Ryu."
Emellie mengusap wajahnya.
"Aku sangat kaget. Semoga dia di terima di sisi tuhan. Apa kau tau penyebab dia bunuh diri?" Tanya Emellie lalu meminum minuman kaleng yang ia beli di minimarket depan kantor.
"Aku tidak tau, katanya sih dia hamil. Tapi pacarnya justru meninggalkannya entah kemana."
Emellie berdecak.
"Kenapa sih lelaki itu? Seperti paling sempurna saja."
"Ngomong-ngomong, kau akan menginap di mana? Awalnya aku mau mengajakmu menginap di satu homestay dekat kedai Pak Han. Tapi ternyata, Bibiku menawariku tumpangan sementara, sembari menunggu apartement di buka lagi, mungkin akan membutuhkan waktu sedikit lama."
Emellie menghela nafasnya.
"Entahlah, Shinye. Mungkin aku akan menginap di kantor."