Harry berhasil lolos dari kejaran Draco karena bantuan dari Cedric, si Prefek Hufflepuff yang juga sedang berpatroli.
"Ssssssshhhhhh...." Cedric menutup mulut Harry supaya Draco mengira bahwa mereka sudah pergi.
Kini jarak tubuh Cedric dengan Harry hanya sekitar 1 cm, hembusan nafas Cedric tercium jelas oleh Harry lantaran ia bertubuh lebih pendek darinya.
Tatapan mata ini begitu intens, dengan suasana remang-remang dari cahaya sebuah tongkat. Cedric memajukan kepalanya menuju arah Harry, seperti hendak ingin memberikan suatu kecupan padanya.
Harry terpejam secara perlahan, ia pasrah dengan apa yang akan terjadi. Bibir Cedric sudah hampir mendarat pada Harry, namun...
"LUMOS MAXIMAAA...!!!!" Suara mantra menggelegar datang dari Draco yang telah kembali ke arah mereka berdua.
Seketika lorong menjadi terang maksimal, Draco terkejut melihat apa yang ada di depan matanya, dua orang pria hendak bercumbu...!!
Harry mendorong tubuh Cedric, mereka gagal melakukan adegan tersebut.
Apa yang barusan telah aku lakukan, aku seperti tersihir olehnya, Gumam Harry menyesal.
Draco melototkan matanya ke arah mereka berdua, ia tampak emosi. "Apa yang sedang kalian lakukan disini hah? Pria tak bermoral..!!" Draco naik pitam.
.......
"Kamuuu...!!!! Em... Siapa namamu? Aku lupa..." tanya Draco dengan menunjuk Cedric. Seketika Cedric dan Harry bertatap-tatapan heran.
"Eee... Cedric...?" jawab Harry kepada Draco yang disusul dengan tingkah seakan ia mengingat nama tersebut. "Oh iya, Cedric"
"Kau Prefek Hufflepuff kan?" Tanya Draco kembali.
Cedric dan Harry kembali bertatap-tatapan tanda keheranan. Karena Cedric dan Draco merupakan sesama Prefek, jadi mustahil apabila Draco lupa dengan Cedric, itu membuatnya menjadi aneh.
Ada apa dengan dia? Batin Harry.
"Aku akan bawa Harry, akan ku beri dia pelajaran" ucap Prefek Slytherin tersebut pada Prefek Hufflepuff.
Namun, Cedric segera menepisnya "Tidak perlu, biar aku saja yang memberinya pelajaran, lagipula Professor Minerva menyuhmu untuk berjaga di koridor depan" sangkal Cedric.
"Taapiiii......"
"Ini perintah Professor, Draco..!!" Gertak Cedric. Draco yang agak emosi pun meninggalkan mereka berdua dengan cara jalan yang penuh angkara.
Harry menghela napas, huuft.... "Terimakasih banyak kak..." ucapnya pada Cedric.
"Tapii..., hukuman akan tetap berlaku", jawab Cedric yang tetap professional, karena yang dilakukan Harry kali ini memang jelas salah, karena melanggar jam malam.
Cedric memberi hukuman kepada Harry untuk membersihkan kamar mandi bawah tanah Hufflepuff. Dan mendengar kata Hufflepuff, Harry langsung memberitahukan misinya kepada Cedric mengenai pencarian Piala Hufflepuff.
Awalnya, Cedric menolaknya, namun Harry menagih janji Cedric yang akan membantunya, dan Cedric tidak bisa berkutik akan hal itu. Akhirnya mereka berdua pergi menuju ruang rekreasi Hufflepuff.
***
"Alohomora...!" Cedric melafalkan mantra pembuka pintu, ia agak ragu, karena ruang rekreasi Hufflepuff merupakan ruangan yang seharusnya ia jaga, namun karena ia sudah berjanji pada Harry untuk membantunya, maka ia harus mencurangi tugasnya untuk menjaga ruangan itu.
Harry dan Cedric saling bertatapan dan mengangguk, tanda bahwa mereka siap untuk memasuki ruang rekreasi Hufflepuff itu.
Mereka melihat kanan dan kiri, mencari-cari sebuah benda berwarna emas yang tak lain dan tak bukan adalah piala Hufflepuff.
"Dimana piala itu..." ucap Harry pelan.
*hening
Criiiiinngg.....
Dan secara mengejutkan muncul cahaya yang berwarna putih agak ke-emas-emas-an. Harry dan Cedric dengan refleks langsung menutupi wajah mereka lantaran cahaya yang ditimbulkan benar-benar silau.
"Arrgghh...."
Clipppp...
Cahaya tersebut kemudian menghilang tiba-tiba.Betapa terkejutnya mereka ketika mendapati sebuah benda berkilau di bekas kilauan tadi. "Piala Hufflepuff...!!!" Ucap Harry sembari menunjukkan jarinya ke arah benda tersebut.
Harry langsung memeluk Cedric untuk mengekspresikan rasa bahagianya, dan seketika mereka merasa canggung dan kaku, spontan Harry langsung melepaskan pelukannya kembali "eum... maaf kak" ucapnya. Cedric hanya membalasnya dengan senyuman yang tidak terdefinisi maknanya.
Setelah itu, Harry yang sudah tidak sabar pun segera mengambil piala Hufflepuff itu.
Kini, Harry telah berhasil memiliki satu dari ke-empat artefak milik masing-masing asrama, hal ini dilakukannya demi menyelamatkan Tom Riddle yang terjebak di dalam buku Diary nya.
.
.
.
Akankah Harry berhasil mendapatkan ketiga artefak lainnya?***
Jangan lupa untuk Vote cerita ini ya...
Terimakasih ^-^
KAMU SEDANG MEMBACA
HARRY POTTER and The Secret Diary (Fanfict)
FantasyHarry Potter menemukan sebuah Diary yang ditulis pada 1980 oleh seorang siswa lawas bernama Tom Riddle, di dalam Diary tersebut menyimpan sebuah misteri yang membuat Harry Potter tertarik untuk mempelajari seluk beluknya. Bersama Ketua Asrama Huffle...