02. Cedric

2K 170 2
                                    

Teng...Teng...

Bel tanda 15 menit sebelum kelas dimulai pun berbunyi, ketiga sahabat ini telah stand-by di depan asrama Hufflepuff untuk membuntuti seorang senior tampan yang disukai oleh Hermione.

"Ayo cepat... lewat sini, perhatikan jalan, jangan sampai ada yang terpisah" ucap seorang pria tegap, berwibawa, yang tak lain dan tak bukan adalah Cedric, si ketua asrama Hufflepuff, yang tahun depan akan lulus dari Hogwarts.

"Omg...omg... itu Ka Cedric, demi Merlin dia tampan sekali..." Hermione tak bisa melepaskan pandangannya dari Cedric.

"Ohh... jadi dia orangnya, aku pernah melihatnya beberapa kali" ucap Harry yang baru menyadari.

"Bagaimana? Beneran tampan kan?" Tanya Hermione yang pandangannya sudah teralihkan, ia tengah menatap Harry.

.....

"Biasa saja" jawab Harry datar.

"Cih..." Hermione memiringkan bibirnya "Kalau menurutmu bagaimana Ron?"

Ron menatap Hermione, "Aku setuju dengan Harry"

"Cuihh... Dasar manusia-manusia penuh iri dan dengki, pasti kalian jealouse dengan ketampanan seorang Ka Cedric" sanggah Hermione yang membela pujaan hatinya.

Rombongan Hufflepuff terus berjalan, dan ketiga sahabat terus membuntutinya perlahan-lahan, berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Waktu menunjukkan pukul 06.50, yang artinya 10 menit lagi bel masuk kelas akan berbunyi.

"Kelas 7 memisahkan diri, untuk kelas 1 sampai 6 jalan ke kanan, hati-hati yahh..." arahan Cedric pada adik-adiknya, dia merupakan sosok ketua yang sangat bertanggung jawab.

Kini kelas 7 dari asrama Hufflepuff mulai berjalan kembali, agaknya mereka sedang menuju ruang kelas Herbologi. Harry, Ron, dan Hermonie terus mengikutinya dari belakang, dan Hermione tak pernah sedetikpun lengah dari wajah menawan Cedric.

Tiba-tiba Cedric menghentikan langkahnya, ketiga sahabat sontak bersembunyi dengan cekatan.

Cedric membalikkan badan, dan memperhatikan area belakang yang telah dilewatinya tadi, ia merasa ada yang sedang mengikuti kelompoknya.

"Ada apa, Cedric?" Ucap temannya.

"Tidak apa-apa, kalian jalan dulu saja" jawab Cedric, teman-temannya meng-iyakannya, tinggallah Cedric sendiri.

Cedric memperhatikan sekitarnya sekali lagi, namun tidak ada tanda-tanda yang ia rasakan, kemudian ia melanjutkan jalannya lagi.

"Fyuuhhh..." Hermione menghela napasnya, nyaris saja mereka ketahuan oleh Cedric.

Ketiga sahabat kembali mengikutinya lagi, namun kali ini Cedric lebih waspada, ia berjalan kedepan, namun matanya menatap arah samping belakangnya.

Perasaan Cedric, si bintang asrama semakin menjadi-jadi, dia menghentikan langkahnya kembali "Aku tahu kamu mengikutiku..!!"

Hermione sangat terkejut, spontan ia memegang tangan Ron dan Harry untuk Teleportasi, namun sayang, genggamannya terlepas dari Harry, sehingga Harry tidak bisa ikut Teleportasi.

PLOT TWIST : Hermione masuk ke kamar Harry dan Ron tadi dengan menggunakan kekuatan Teleportasinya.

Tinggallah Harry sendiri di lorong ini, Cedric memutar badannya ke arah belakang, dan sssss.... Harry dan Cedric saling bertatap-tatapan.

Mereka saling mematung sepersekian detik, suasana lorong terasa hening sekali.

Cedric berjalan mendekati Harry dengan langkah tegap. "Kamu yang dari tadi mengikuti saya ya? Untuk apa?"

Glekk... Harry menelan ludahnya, ia bingung harus menjawab apa, ini semua karena ulah konyol si Hermione.

"Ayo jawab...! Ada maksud apa kamu mengikuti saya...?" Tanya Cedric sekali lagi, namun Harry masih terdiam kaku.

Cedric menatap Harry dari bawah sampai bagian dadanya, dan ia melihat logo Gryffindor berwarna merah pada jubah Harry.

"Hmm... kamu anak Gryffindor ya......" Cedric menatap wajah juniornya lagi, matanya melebar, ia baru menyadari bahwa anak berkacamata yang berada didepannya ini adalah...

"Oh Sh*t...!! HARRY POTTER...!! Woahh...!!! Sang legenda..!!" Ia tersenyum sumringah.

Sebegitu terkenalnya Harry Potter lantaran sebutannya sebagai 'Anak yang hidup' ketika ia berusaha dibunuh oleh Voldemort.

Cedric mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Harry, Harry masih terdiam tidak bisa berkata-kata, namun tangannya bergerak tanpa sadar meraih uluran jabat tangan dari Cedric.

"Cedric Diggory, kelas 7, Hufflepuff. Salam kenal" Cedric memperkenalkan dirinya.

"Emm.. sa... saya...." Harry terbata-bata, ia masih shock lantaran ditinggal oleh kedua temannya.

"Saya tahu, kamu Harry Potter, anak Gryffindor, kelas 4, yang berhasil selamat dari kau-tahu-siapa (Voldemort) ketika masih kecil" ucap Cedric dengan tersenyum sumringah. Harry menyusul senyumannya secara perlahan.

Teng... Teng... Teng....

Bel masuk berbunyi, Harry menatap tangannya yang masih digenggam erat oleh Cedric, Cedric yang langsung paham dan peka pun segera melepaskan genggaman tangannya "eh iya maaf" ucapnya.

"Eee... sudah bel, saya masuk kelas dulu yah kak, permisi" Harry langsung berbalik dengan rasa canggung, Cedric masih terdiam di tempat.

Ketika Harry hampir berbelok dari lorong, Cedric berteriak "Hey...!! Harry Potter...!! Saya belum tahu alasan kamu mengikuti saya...!"

Namun, teriakan Cedric itu sama sekali tak terdengar oleh Harry, ia terus saja berjalan. Dan disusul senyuman agak kecewa dari Cedric.

.
.
.
Poor Cedric ~.~

***

Jangan lupa untuk Vote cerita ini ya...
Terimakasih ^-^

HARRY POTTER and The Secret Diary (Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang