09. Ditembak Senior

949 71 6
                                    

Kini, Harry telah berhasil memiliki satu dari ke-empat artefak milik masing-masing asrama, yaitu Piala Hufflepuff. Hal ini dilakukan Harry demi menyelamatkan Tom Riddle yang terjebak di dalam buku Diary nya.

"Akhirnya..., satu langkah untuk membebaskan Tom Riddle, sudah terlaksanakan..!" jawab Harry senang sekali.

Namun, kali ini ekspresi Cedric tampak agak murung. "Eum... Harry, apakah kamu benar-benar yakin tentang hal ini?" Tanyanya.

Harry menoleh ke arah Cedric, "Apa maksudmu kak...?" Harry justru bertanya balik.

"Eee...., ki... kita kan belum tahu kalau Tom Riddle itu orang yang seperti apa, gitu..." jawabnya agak gugup.

Harry masih menatap Cedric, dia menyipitkan matanya, "Hahaha... udah kaya orang cemburu aja Ka Cedric ini" gurau Harry seraya berjalan keluar.

Glek...
Cedric menelan ludah.

Perasaannya kali ini benar-benar campur aduk, ia ingin menahan Harry dan mengungkapkan apa yang telah dirasakannya selama ini, bahwa... ia merasakan sesuatu yang spesial ketika berada di samping Harry.

"Harry tunggu...!" Ucap Cedric menahan.

Harry menoleh kembali ke arah Cedric, pesona Harry yang begitu lucu sekaligus menawan itu membuat perasaan Cedric makin kocar-kacir, tetapi ia masih sedikit menolak dengan 'perasaannya' itu karena ia yakin bahwa dirinya masih normal.

"Ada apa kak?" Tanya Harry polos.

"Emmm...." Cedric tampak kebingungan.

Mereka saling bertatapan kembali untuk yang kesekian kali.

....

"Ada apaaaaa kaaaaaakkkk" ucap Harry kembali dengan aksen nada yang imut.

.....

Rasa yang tak terbendung itu membuat Cedric langsung mendorong Harry dan tubuhnya sendiri membentur tembok untuk yang kedua kali. Tanpa memberi kesempatan, Cedric langsung mencium  bibir Harry dengan mesra dan sedikit nafsu.

Mmmmuaaah... mmuaahh... mmmmuaaaaahhh....

Harry hanya terpelotot dan mematung, bibirnya pasif, ia membiarkan Cedric melumat bibirnya tanpa ada penolakan.

Mmmmm....

Cedric menyudahkan ciumannya, kemudian tangannya memegang pipi Harry, ia menatapnya dengan serius.

"Harry, aku tidak bisa menyangkal perasaanku"

.....

"Emm.... Harry...., aku sangat menyukaimu" ucapnya lembut.

Harry masih tidak bisa berkata-kata, ia benar-benar tidak menyangka bahwa seorang Cedric yang diidolakan oleh hampir seluruh wanita Hogwarts, ternyata menyukai pria. Apalagi pria itu adalah dirinya.

Harry bimbang, ia sebenarnya juga mengagumi Cedric dalam beberapa hari ini, tapi ia tidak menyangka bahwa Cedric lah yang jauh lebih 'mengagumi' Harry.

Rasa canggung itu akhirnya membuat Harry tidak membalas pernyataan cinta dari Cedric, ia berjalan mundur menjauhi Cedric, dan...

"Mmm... permisi kak" Harry berbalik dan keluar sambil membawa piala Hufflepuff itu, ia meninggalkan Cedric sendiri yang telah menyatakan perasaannya, namun sayang, Harry menggantungnya.

***

Usai insiden penciuman yang dilakukan Cedric kepada Harry saat itu, membuat Harry menjauhi Cedric secara signifikan, ia masih bingung dengan perasaannya sendiri.

Ditengah-tengah kegalauannya, Harry kemudian curhat kepada Diary milik Tom Riddle, disitu ia menceritakan apa yang terjadi antara dia dengan Cedric. Buku itu pun membalas pesan Harry.

"Lalu... apakah kamu juga menyukainya?"

Harry menggoreskan tinta untuk menjawabnya.

"Entahlah aku merasa bingung, aku nyaman ketika berada didekatnya, namun... itu semua terasa sulit dijelaskan" Harry menggaruk-garuk kepalanya.

"Sudahlah... jangan membohongi perasaanmu, dari kata-katamu kau tampak seperti mencin...."

Blekkkk....!!!!!!
Harry menutup buku itu.

"Aaaaaarrrghhh.....!!!" Ia mengacak-acak rambutnya.

Harry tampak stress, kemudian ia memutuskan untuk berjalan-jalan di area sekolah untuk menghirup udara segar.

Cuaca yang dingin membuat Harry berjalan sambil gemetaran, beruntung ia sedang mamakai mantel tebal dan syal berwarna merah, khas Gryffindor.

Dari kejauhan, ia melihat Draco berjalan dari arah berlawanan. Draco terus berjalanan lurus, ia menatap Harry sekilas namun sama sekali tak menghiraukannya.

Harry merasa ada sesuatu yang berbeda dari Draco, biasanya, ketika mereka bertemu atau berpapasan, pasti Draco selalu menyikut pundaknya, terkadang pula sampai melakukan hal-hal jahil kepadanya, namun tidak kali ini.

Draco yang fokus berjalan kemudian ditegur oleh Harry, "Dracoo...!!!" Panggil Harry, Draco menoleh.

Harry berjalan ke arah Draco, ia memandangi Draco mulai dari atas hingga bawah, itu membuat Draco keheranan. "Ada apa..?" Tanyanya.

"Emm... tidak apa-apa" jawab Harry.

Draco menaikkan alisnya, seakan meragukan jawaban Harry.

........

"Mmm.... aku merasa ada yang berbeda dari engkau" akhirnya Harry buka suara.

"Berbeda bagaimana? Aku masih Draco Malfoy, KETUA ASRAMA SLYTHERIN" ketus Draco.

Kesombongan Draco tadi sedikit membuat Harry bernapas lega, ternyata sifat Draco yang seperti itu masih ada.

"Syukurlah... karena firasatku sedang tidak enak, mmm... juga karena kamu lupa dengan Cedric, dan berubah sikap ketika bertemu denganku, membuatku curiga dan merasa ada sesuatu yang janggal denganmu, namun itu semua salah ya? Hahaa..." terang Harry.

Draco hanya mengangguk, dan melanjutkan jalannya meninggalkan Harry tanpa pamit. Harry hanya memandanginya.

Aku yakin ada yang salah denganmu,
Batin Harry.

.
.
.
Ada apa dengan Draco?

***

Jangan lupa Vote cerita ini ya...
Terimakasih ^-^

HARRY POTTER and The Secret Diary (Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang