"AAAAAAAAAAAAAAA......!!" Suara nyaring seorang murid perempuan membuat seluruh penghuni Hogwarts menjadi terkejut.
Harry dan Cedric yang tengah berada di perpustakaan pun segera beranjak dari tempat duduknya untuk menuju sumber suara.
Siswa-siswa ramai berdatangan menuju arah Laboratorium, tempat asal teriakan itu. Setelah bersusah payah, Harry dan Cedric akhirnya bisa memasuki ruangan tersebut setelah puas berdesakan dengan siswa lainnya.
Semua orang di dalam Laboratorium sekarang benar-benar tercengang ketika melihat sebuah lemari yang terbuka, YANG...DI DALAMNYA.... BERISI MAYAATT..!!!
"Hlueekkk....!!!" Beberapa siswa ada yang mual dan meninggalkan ruangan, sebagian ada yang gemetaran, dan sebagian pula ada yang penasaran, seperti Harry dan Cedric.
Mayat tersebut sepertinya adalah siswa Hogwarts, karena ia memakai jubah sekolah. Harry si pemberani, segera mendekati mayat tersebut.
Ia membalikkan posisi mayat itu, sehingga menghadap arah depan. Orang-orang dalam ruangan tersebut makin terkejut sejadi-jadinya ketika menyadari bahwa mayat tersebut tidak memiliki wajah, alias wajahnya sudah hancur dan tidak berbentuk. Para gadis segera keluar ketakutan sambil menjerit "Aaaaaaaaaa......!!!!"
Tak lama setelah itu, datanglah Professor Minerva Mcgonagall (Prof.Minerva), ia adalah kepala asrama Gryffindor, wakil kepala sekolah, sekaligus pengajar materi Transfigurasi.
"Ada apa ini...? .......... DEMI MERLIINN..!!" Prof.Minerva langsung tercengang melihat mayat di depan lemari tersebut.
Harry mengidentifikasi mayat itu kembali, mayat tersebut mengenakan jubah dengan lis warna hijau, yang artinya dia merupakan anak asrama Slytherin, dan perawakannya tidak jauh beda dari dirinya, mungkin mayat itu merupakan anak kelas 4 atau 5.
Perlahan, Harry mencoba membuka sedikit jubah mayat itu, dan ia melihat inisial "D" di bagian dalam jubahnya, menandakan identitas mayat tersebut.
"Anak-anakk...!!! Kembali ke kelas kaliann sekarang....!!!" Prof.Minerva memberikan instruksi, dan diikuti sebagian anak yang meninggalkan ruang Laboratorium.
Suasana benar-benar sedikit aneh, dan anak-anak Hogwarts mulai sedikit merasa khawatir lantaran peristiwa pembunuhan dengan penyembunyian mayat seperti kasus sekarang ini.
"Draco Malfoy...!! (Draco), kamu Ketua Asrama Slytherin, coba hitung anggota kamu, mayat tersebut merupakan anak Slytherin" pinta Prof.Minerva.
Draco, si Ketua Asrama yang paling muda itu pun kemudian menjawab "Baik Professor", kemudian ia langsung meninggalkan tempat untuk melaksanakan perintah Prof.Minerva.
Prof.Minerva memperhatikan sekitar, ternyata masih terdapat anak-anak yang masih berdiam di tempat ini, ia langsung berteriak sekencang-kencangnya "Kenapa kalian masih berada disini...!! CEPATT KEMBALI KE KELASS KALIANN...!!!" Pekikan suara Prof.Minerva membuat siswa berlarian kocar-kacir.
Harry dan Cedric segera berlari sambil tertawa terpingkal-pingkal melihat amarah nenek tua Minerva.
Kini mereka berada di lorong yang menghubungkan asrama dengan ruang kelas, "Oh iya, Ka Cedric mau kembali ke kelas ya?" Tanya Harry, Cedric menjawab dengan mengangguk.
*hening
"Tapi sebelum saya masuk kelas lagi, saya mau tanya ke kamu, tadi pagi kamu mengikuti saya untuk apppp...." tiba-tiba perkataan Cedric terpotong oleh sapaan Ron, "HARRYYY...!!!" Sapanya dari jauh.
Harry menoleh pada Ron, "Professor Snape sudah mengizinkan kamu masuk ke kelasnya, ayoo...!!!" Ron memberi informasi.
Harry tersenyum imut sampai gigi kelincinya terlihat, ia segera berpamitan dengan Ka Cedric untuk menghadiri kelas Ramuan.
"Papay Ka Cedric..." ucap Harry.
Cedric hanya melambaikan tangannya sambil tersenyum, ia sudah berulang kali gagal menanyakan alasan mengapa Harry mengikutinya. Padahal tidak ada alasan lain selain Harry menuruti permintaan Hermione untuk melihatnya secara dekat.
.
.
.
Hmm.... Siapakah mayat misterius yang berasal dari dalam lemari itu?***
Jangan lupa vote cerita ini ya...
Terimakasih ^-^
KAMU SEDANG MEMBACA
HARRY POTTER and The Secret Diary (Fanfict)
FantasíaHarry Potter menemukan sebuah Diary yang ditulis pada 1980 oleh seorang siswa lawas bernama Tom Riddle, di dalam Diary tersebut menyimpan sebuah misteri yang membuat Harry Potter tertarik untuk mempelajari seluk beluknya. Bersama Ketua Asrama Huffle...