Mengetahui bahwa perbuatannya diketahui seseorang, Sehun ketakutan dan mempererat cengkraman pada pedangnya, menggoreskan luka memanjang di leher sehalus sutra itu. Mengalirkan darah yang cukup banyak, namun tidak mematikan. Dalam kepanikannya, Baekhyun memegang pedang itu, ia juga ahli dalam berpedang, sehingga pria muda itu tidak dapat mencegah Sehun menyakiti dirinya lebih dari ini.
Hati Sehun sedang dalam kekacauan besar, ia tahu bahwa jika ia gagal mengakhiri hidupnya sendiri, maka konsekuensinya akan lebih mengerikan dari yang bisa ia bayangkan. Sehun mencoba untuk mengerahkan kekuatan lebih, tapi Baekhyun juga memegangnya tak kalah erat. Meski darah mengalir deras dari tangan pemuda periang itu, ia tak gentar.
"Tuan muda, saya mohon hentikan. Saya telah membiarkan anda memiliki baju besi dan pedang itu kembali, jika anda menggunakannya untuk mengakhiri hidup anda, saya akan berada dalam kesulitan." Baekhyun tahu bahwa Sehun memiliki hati yang lembut. Ia sengaja memilih kata-kata ini untuk membuat Sehun goyah.
Sehun mulai ragu, tapi ia memikirkan konsekuensi dari kegagalannya. Setelah Chanyeol tahu tentang hal ini, entah metode apa lagi yang akan Chanyeol gunakan untuk mengancam dirinya. Selain itu, Chanyeol ingin menobatkan Sehun sebagai permaisuri. Ketika saast itu tiba, bahkan surga pun tidak dapat mencegah ambisi pria itu. Sehun mendesah frustasi.
"Tuan, aku tidak layak mendapat kebaikanmu. Aku hanya bisa membayarmu di kehidupan selanjutnya."
Setelah itu Sehun dengan kilat menyerang titik akupuntur Baekhyun. Baekhyun yang hanya fokus pada pedang yang menyayat leher Sehun, ia tak siap dengan serangan tiba-tiba Sanga Mantan Jenderal.
Sehun dengan hati-hati menarik pedang dari tangan Baekhyun, ia melihat tangan pria muda itu mengalami pendarahan hebat. Sehun buru-buru mengambil saputangan putih untuk membungkus lukanya.
"Dengan cederamu ini, Park Chanyeol tidak akan menyalahkanmu atas kegagalanmu"
Setelah berkata demikian, ia membungkuk dalam-dalam. Sehun kembali ke meja untuk mengambil pedang yang ia tempatkan di sana, tapi pedang itu lenyap.
"Sehun-a, apa yang kau cari? Apakah pedang ini?"
Suara itu. Suara sedingin es yang membuat Jantung Sehun seakan berhenti berdetak. Sehun mematung di tempat. Perlahan Sehun dan melihat Chanyeol bersandar di pintu. Kepalanya menunduk, mata tajamnya tertuju pada pedang bernoda darah yang dipegangnya dengan tangan gemetar.
Meskipun darah masih mengalir dari leher Sehun. Sehun terdiam, saat ini dia tidak tahu apa yang harus ia katakan. Waktu berlalu cuckup lama, Baekhyun mulai pulih dari kelumpuhan sementaranya. Namun Sehun sama sekali tidak berani bergerak.
Ruangan itu begitu hening, bahkan jika ada jarum yang jatuh suaranya akan terdengar jelas. Perlahan Chanyeol mengangkat kepalanya untuk melihat Sehun. Matanya penuh dengan emosi yang berkecamuk. Sehun juga menatapnya, pandangan pria itu tidak goyah, masih penuh tekad dan keyakinan.
Mereka saling menatap untuk waktu yang lama sampai Chanyeol mulai tertawa sinis. Menggelengkan kepala pelan.
"Sehun, kau memiliki mata yang indah, mereka masih sama seperti saat pertama kali aku terpesona pada matamu. Kau tidak pernah berubah...benar, akulah yang berubah. Berubah menjadi lebih lembut, berubah menjadi...begitu mudah...memercayaimu. Ketika kau berjanji akan menjadi Permaisuriku, semua hal yang kau inginkan adalah melepaskan prajurit mu...setelah itu kau bisa mati sebagai pahlawan tanpa penyesalan sama sekali..." Chanyeol menghela napas panjang. "Yang paling menggelikan adalah bahwa aku benar-benar jatuh pada kebohongan murahan seperti ini, Apa aku benar-benar Park Chanyeol? Baek, apa yang kau pikirkan. Apa aku benar-benar Raja Phoenix yang telah kau layani selama ini?" Chanyeol tertawa serak mengejek dirinya sendiri. Ada air mata yang berkumpul di pelupuk matanya yang berusaha ia tahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
War Prisoner | CH
Fanfiction"Sehun-a, jika aku dapat memilikimu, aku tidak akan pernah menginginkan apapun lagi dalam hidupku." . . "Kau berjanji untuk apa? Katakan dengan jelas, aku ingin mendengarnya." Seolah-olah semua kekuatannya telah hilang. Sehun jatuh ke tanah. Menat...