8A

416 52 1
                                    

Baekhyun, Yixing dan Chen sedang mempersiapkan tempat tidur yang akan digunakan oleh Raja mereka. Ketika hendak menurunkan tirai tempat tidur, mata mereka melotot, bahkan mungkin bola mata mereka bisa melompat keluar kapanpun.

Baekhyun menelan saliva beberapa kali, mengumpulkan keberaniannya sebelum bertanya. "Yang Mulia, Jenderal Oh...masih hidup?"

Bahkan sebelum suara Baekhyun memudar, Yixing bergegas memotongnya. "Yang Mulia, mohon jangan marah. Baekhyun hanya bermaksud untuk menanyakan, apakah kita harus mengirim para penjaga untuk membawanya kembali ke penjara narapidana hukuman mati? Kamar anda adalah tempat yang terbatas untuk semua orang. Bukan hanya karena dia seorang tawanan perang, dan tidak tepat baginya untuk berada di sini-" Yixing tidak dapat melanjutkan perkataannya, karena Chanyeol menatap mereka tajam, sedakan dia ingin menelan mereka hidup-hidup karena kelancangan mereka.

Chanyeol mendengus. "Kalian tidak perlu peduli dengan urusanku. Dia akan tinggal di sini malam ini. sangat tepat karena kalian mengganti sprai tempat tidur, ambil selimut tambahan yang hangat dan tebal. Untuk makan malam, aku tidak akan pergi ke ruang makan dan menemani para selir. Sajikan saja di sini, dan pastikan untuk menyiapkan hidangan yang lebih bergizi."

Meskipun kata-kata itu diucapkan diantara gigi terkatup, Yixing bisa mendeteksi kelembutan dari nadanya. Namun itu tidak terlalu jelas. Melihat tatapan Chanyeol yang penuh perhatian pada Sehun seolah-olah dia sedang mengintip kuncup pertama di rumput musim semi yang masih terselimut salju. Yixing menarik napas dalam-dalam. Pikiran gelap muncul di hatinya.

'Yang Mulia benar-benar telah mengembangkan perasaan untuk Jenderal Oh, entah ini bisa membawa keduanya pada nasib baik atau bencana'

Wajah Baekhyun tampak berseri-seri, ia pergi untuk melaksanakan intruksi sang Raja. Chanyeol memanggil Yixing dan menyuruhnya untuk mengobati luka Sehun. Pada saat itulah pria itu berani bertanya meski dengan ragu-ragu. "Yang Mulia, akankah Jenderal Oh akan dikenakan hukuman yang lebih keras untuk memaksanya menyerahkan diri?"

Mendengar pertanyaan itu Chanyeol terkekeh.

"Penyiksaan tidak efektif untuk melawannya. Aku telah menemukan metode yang lebih baik daripada menyiksanya. Mulai sekarang, tidak perlu untuk membawanya kembali ke penjara."

Chen mendekat. "Jeonha, beberapa waktu yang lalu, Selir Park Chaeyoung-nim menangis pilu di istana, sepertinya Putra Mahkota membuat beberapa kerusakan. Selir Park mengatakan bahwa dia memohon maaf kepada Yang Mulia karena gagal untuk mengurus Putra Mahkota dan harus meminta perhatian Anda agar pengasuhan Putra Mahkota diberikan kepada selir kerajaan lainnya."

Chanyeol mengangguk paham. "Aku mengerti. Ibu Putra mahkota meninggal saat ia masih kecil. Sementara aku terlalu sibuk dengan urusan negara dan mengabaikan bimbingan Minhyung, yang menyebabkan dia memiliki kepribadian yang dingin dan tidak berperasaan. Dia sudah begitu licik diusia muda, wajar jika Chaeyoung-bin tak bisa mengontrolnya. Panggil Minhyung untuk makan malam denganku."

Sebenarnya, Chen sangat ingin mengatakan bahwa Putra mahkota yang licik sebenarnya karena buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Tapi tentu saja, ia tidak akan pernah berani mengatakan pemikirannya itu.

Dia tahu bahwa Wang Seja sangat senang menghabiskan waktu dengan ayahnya, mungkin di istana kerajaan akan terasa begitu damai ketika Minhyung bersama Park Chanyeol. Ayah kandungnya.

Chen segera mencari petugas istana untuk memanggil Putra Mahkota.

"Apa ada laporan dari Yifan? Raja Moonlight sangat bodoh, dan ia tak memiliki menteri yang memiliki bakat menjadi komandan perang di lapangan. Hanya mengandalkan sungai sebagai penghalang alami adalah hal yang sia-sia. Dengan kemampuan Yifan, dia harus bisa menang tanpa mengeluarkan terlalu banyak usaha."

War Prisoner | CHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang