Sehun tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan Chanyeol, mungkin karena dia tidak mengetahui secara pasti kepribadian penguasa Phoenix itu.
'Orang lain belum pernah melakukan hal semacam ini padaku.'
Walaupun hal itu sulit dipercaya, tapi dalam keadaan seperti ini Sehun mulai melawan. Meskipun tubuhnya dalam pelukan Chanyeol dan tak banyak yang bisa ia lakukan. Sebelum dia mencoba untuk memberikan pria itu beberapa tendangan, Chanyeol menyeringai. Selanjutnya tanpa aba-aba, chanyeol melempar tubuh kurus Sehun ke dalam kolam.
Sehun terbatuk menyakitkan karena tersedak air. Chanyeol yang melihat itu hanya tertawa mengejek.
"Jenderal Oh, kau seharusnya merasa beruntung. Ini adalah air dari kebun belakang yang benar-benar bersih. Meminumnya lebih banyak baik untuk kesehatanmu. Dan bahkan dapat membantumu berjuang dalam pelukanku beberapa kali."
Chanyeol melepas pakaian. Menunjukkan tubuh berototnya yang sempurna, lalu menyusul Sehun ke dalam kolam. Melihat Chanyeol yang semakin mendekat, Sehun melangkah mundur. Karamel beningnya untuk pertama kali memburam karena rasa takut, namun tetap mencoba memberi Chanyeol peringatan lewat mata tajamnya.
Chanyeol memiliki tubuh sempurna tanpa jejak lemak ataupun bekas luka. Seperti tubuh gajah paling kuat dan elegan di hutan. Melihat ketakutan di mata Sehun, Jelaga pekat Chanyeol berkilat senang. Chanyeol semakin maju mendekati Sehun, membuat pria bermata hazel itu semakin ketakutan.
Chanyeol berjalan ke samping. "Kenapa kau mengenakan pakaian di tempat seperti ini? belum lagi mereka hanya kain yang tipis, tidak ada perbedaan jika kau memakai mereka atau tidak. Atau mungkin Jenderal Oh menginginkan aku secara pribadi membukanya?" Chanyeol tergelak. "Kau begitu tahu caranya bermain." Lanjutnya.
Sehun semakin melangkah mundur hingga kepinggir kolam. Mendengar perkataan itu, membuatnya gemetar karena ia akan mengalami sesuatu yang buruk.
Tangan Sehun mencengkeram tepian kolam, dan berusaha untuk tetap tenang. "Kau selalu serius dalam hal apapun, jadi kendalikan dirimu. Seseorang bisa dibunuh tapi tidak bisa dipermalukan. perbuatan tercela seperti itu, kau tidak harus melakukannya."
Chanyeol mengangkat satu alisnya. "Terlalu serius? heh, lucu sekali. Jenderal Oh yang telah berpengalaman di medan pertempuran dan bekerja keras untuk kedamaian negara, tampaknya tidak memiliki pengetahuan tentang keinginan manusia. Apakah kau pernah mendengar tentang seorang Raja yang mengambil pendekatan serius dalam kehidupan cinta mereka? Aku tentu tidak berperilaku liar, tapi sungguh aku tidak layak mendengarnya..."
Sehun bertanya-tanya apakah orang dihadapannya adalah Chanyeol yang asli atau palsu. Apa yang dikatakan pria ini begitu sembrono, menggoda dan bukan orang yang sama yang telah dikenalnya. Menurutnya, Chanyeol adalah seorang Raja yang dingin dan berbahaya.
Sehun mencoba tenang menatap mata yang dingin itu. "Jika anda ingin saya menyerah, setidaknya ditempat yang terbuka dan tidak melalui metode yang keji seperti ini. ini hanya akan menodai reputasi anda dan membuat saya membenci anda." Ucap Sehun. Hatinya merasa sakit dengan perlakuan Chanyeol sekarang.
Chanyeol menyeringai "kenapa begitu penting jika aku melakukan tindakan terhormat atau tercela? Yang paling penting bagiku adalah memilikimu seutuhnya di bawah tubuhku, mendengarmu menangis dan meminta ampun. Apakah kau akan menyerah atau tidak hari ini, tubuhmu akan tetap digunakan untuk memuaskan kebutuhanku."
Chanyeol semakin mendekat ke arah Sehun hingga berada tepat di hadapan pria itu. Tiba-tiba ia membungkuk dan menyentuh bibir Sehun. bibir yang mulai memerah alami karena diterpa uap hangat, bibir yang begitu diinginkannya, hal itu membuat Sehun sulit bernapas.
Sehun lahir di sebuah keluarga terpelajar, dengan penekanan besar terhadap etika. Sehun tidak mendapat kesempatan untuk menikah, sebelum ia berhasil memimpin pasukan untuk perang.
KAMU SEDANG MEMBACA
War Prisoner | CH
Fanfiction"Sehun-a, jika aku dapat memilikimu, aku tidak akan pernah menginginkan apapun lagi dalam hidupku." . . "Kau berjanji untuk apa? Katakan dengan jelas, aku ingin mendengarnya." Seolah-olah semua kekuatannya telah hilang. Sehun jatuh ke tanah. Menat...