Untuk pertama kalinya, Sehun merasa tidak sekuat dahulu. Dia bahkan tidak mampu mengontrol semua emosinya.
Melanggar pendirian, dan bahkan tidak bisa menahan tuntutan Chanyeol pada tubuhnya. Tetapi, rasa sakit yang intens itu juga disertai dengan kenikmatan tiada tara.
Suasana kamar menjadi tenang sejenak. Semburat lembayung senja merayap melalui jendela, di bawah pencahayaan itu ruangan tampak menakjubkan indahnya.
Setelah aktifitas yang memakan banyak tenaga, dua pria terlihat sibuk terengah-engah mengatur napas mereka. Chanyeol berbaring dan dengan penuh cinta membawa sang istri semakin erat ke dalam pelukannya.
"Sehuna, apa aku menyakitimu?" nada penyesalan kentara di suara Chanyeol.
"Sebenarnya, aku belum mau ini berakhir tapi pada akhirnya aku mengalah. Aku bahkan tidak menyadari apa yang telah kulakukan, aku tidak bisa menahan diri ketika melihatmu..."
Sehun memucat. "Jangan...jangan jatakan lagi. Aku mohon, jangan katakan apapun lagi." Suaranya gemetar.
Chanyeol bungkam. Melirik ke bawah, dia melihat jejak cairan putih bercampur dengan darah mengalir perlahan. Chanyeol tidak bisa menahan gelitik menyenangkan yang merayap di hatinya. Itu adalah benihnya sendiri, yang ada dalam tubuh istrinya. Hal itu membuatnya sangat puas karena Oh Sehun akhirnya menjadi milik Park Chanyeol.
Ketika pikiran itu terlintas di benaknya, sesuatu yang besar di bawah sana bereaksi dengan cepat. Chanyeol dan Sehun masih menempel satu sama lain, kulit dengan kulit, hingga Sehun dapat merasakan perubahan pada Chanyeol, dan tubuhnya mulai beringsut mundur menjauh tanpa sadar.
Ketakutan. Seperti seekor kelinci kecil yang terpojok oleh serigala ganas. Di mata Chanyeol, tingkah istrinya sangat menggemaskan. Membuatnya semakin mencintai pria-nya.
Dengan sekuat tenaga ia menahan gejolak nafsu miliknya dan dengan cepat meraih Sehun kembali dalam pelukan hangatnya.
"Jangan takut, ini adalah yang pertama bagimu. Aku tidak akan minta jatah lain terlalu cepat." Ucapnya tenang.
Mengangkat wajah Sehun dengan jari. "Kau pasti haus, selain tubuhmu yang berkeringat, juga..." Chanyeol melirik bagian bahwa Sehun.
"Biarkan aku membawamu ke kamar mandi dan membantumu membersihkannya."
"Aku... aku...aku akan melakukannya sendiri." Balas Sehun setelah terdiam cukup lama."
Tanpa diduga, Chanyeol menggendongnya ala pengantin dan tertawa. "Bagaimana kau mau melakukannya? Aku takut kau bahkan tidak memiliki tenaga untuk berjalan. Dengar, jauh lebih baik jika aku bersamamu. Aku juga dapat memeriksa apakah ada luka di daerah itu. Kita berdua adalah pasangan suami istri sekarang, kenapa kau harus malu? Tidak peduli seberapa malunya dirimu, kau harus terbiasa dengan semua ini mulai sekarang dan di masa depan." Chanyeol bicara seraya membawa Sehun ke pemandian di Taman Merriment.
Ruangan itu dihiasi batu berkilauan, dengan cahaya zamrud yang terpantul memenuhi ruangan. Mutiara yang tak terhitung jumlahnya bertabur pada pilar marmer putih tinggi yang menghiasi langit-langit, serta kain bordir membungkus seluruh ruangan.
Chanyeol tersenyum. "Raja Moonlight benar-benar tahu bagaimana caranya menikmati hidup, dia bahkan bisa membuat kamar mandi menyerupai negeri dongeng."
Setelah mengatakan hal itu, Chanyeol sadar jika hal itu mungkin akan membuat Sehun kembali bersedih.
Kelopak mawar yang tak sedikit jumlahnya bertaburan di dalam kolam air mandi, pelayan yang sebelumnya bekerja untuk Moonlight masih di sana untuk menaburkan mawar-mawar itu. Chanyeol mencium aroma yang khas.
KAMU SEDANG MEMBACA
War Prisoner | CH
Fanfiction"Sehun-a, jika aku dapat memilikimu, aku tidak akan pernah menginginkan apapun lagi dalam hidupku." . . "Kau berjanji untuk apa? Katakan dengan jelas, aku ingin mendengarnya." Seolah-olah semua kekuatannya telah hilang. Sehun jatuh ke tanah. Menat...