21

204 25 9
                                    

tdk dibaca ulang, typo sepurane

Reminder:

daebi mama: ibu suri

jungjeon: ratu

jusang: raja dipanggil oleh ibunya

seja joha/wangseja: putra mahkota

Chanyeol berjalan cepat menuju istananya sendiri. di belakangnya. Kyungsoo serta para pelayan dan kasim berbaris mengikutinya dengan patuh. Ketika tiba, mereka disuguhi pemandangan Wangseja Park Minhyung sedang terisak di pangkuan Daebi Mama Park Miyoung. Baekhyun juga ada di sana, menghibur Minhyung yang terus bersedih dengan membuat ekspresi wajah lucu dan jenaka.

Miyoung menghela napas. Tangannya tak berhenti membelai kepala Minhyung dengan lembut "aku dengar ada beberapa masalah terkait Jungjeon. Dia adalah mantan jenderal Moonlight, setelah semua ini bagaimana dia bisa berlaku demikian? Jika dia telah digulingkan maka terjadilah, namun di sini cucuku sangat tertekan, jadi aku datang untuk menghiburnya. Ini juga begitu mengejutkan, cucuku yang licik dan arogan ini- apakah Sehun seorang penyihir? Bagaimana dia bisa memantrai kalian sejauh ini?"

Chanyeol tidak mengatakan apapun, sebaliknya Minhyunglah yang menjawab, diantara isakannya ia berkata "Halmamama, anda tidak mengerti. Ananda telah ditinggal Eomamama sejak kecil dan Abamama menyerahkan pengasuhanku pada para selir. Tapi semua yang para selir inginkan hanyalah menggunakan ananda untuk menarik perhatian Abamama. Dan mereka juga ingin ananda membantu mereka sebagai batu loncatan untuk menjadi Permaisuri. Karena para selir hanya ingin memanfaatkanku maka mereka selalu membiarkan apapun yang aku lakukan, bahkan ketika ananda menjahili mereka, mereka hanya menahan diri dan diam. Mereka terlalu takut pada ketidaksenangan Abamama dan takut jika ananda akan membalas dendam ketika anada naik tahta kelak. Oleh karena itu tidak ada yang membimbingku mana yang salah dan benar, atau memberitahukan apa yang seharusnya pewaris tahta lakukan."

Minhyung turun dari pangkuan neneknya, lalu melanjutkan. "namun, ananda jadi semakin tahu jika perlakuan mereka tidaklah tulus, mereka hanya ingin memanfaatkan ananda saja. Tapi ibu Ratu berbeda, dia benar-benar menginginkan yang terbaik untuk cucu anda ini. Dia tidak pernah ragu menegur ananda, ketika ananda melakukan keslahan ia tak pernah menahan diri dan mengatakan apa yang seharusnya dilakukan Wangseja. Dia juga selalu mengajari cara menjadi pria yang hebat, jika ibu ananda masih hidup diapun pasti berlaku demikian. Namun hiks..namun ibu Ratu telah..hiks...dia telah...ber-...ber..." isakan Minhyung semakin keras, air mata membanjiri wajah gembilnya yang memerah. "halmamama...mengapa...mengapa ibu melakukan itu, jika...jika pada akhirnya, dia tahu bahwa hari ini akan tiba? Tidak...hiks...tidak seharusnya dia memperlakukan cucu anda dengan baik..hiks"

Ledakan emosi Minhyung membuat para orang dewasa di sekitarnya terdiam. Baekhyun dan beberapa pelayan bahkan ikut meneteskan air mata kala melihat bocah kecil itu menangis keras. Bahkan Kyungsoo yang berdiri diampun merasakan sentakan rasa sakit di dadanya setelah melihat tangisan Minhyung. Miyoung pun hanya menghela napas berat melihat betapa hancurnya cucu kesayangannya itu. Ia meraih Minhyung dalam pelukannya, membawa tubuh kecil itu ke dekapannya yang hangat, tangan lembutnya tak henti mengusap surai pirang bocah itu. Mencoba menyalurkan perasaan hangat dan nyaman.

Chanyeol mendengakkan kepalanya ke belakang, mencoba sekuat tenaga menjaga air matanya agar tidak jatuh. Setelah beberapa saat keheningan yang diisi isak tangis Minhyung, dia akhirnya berkata. "benar, jika Sehun telah lama mempersiapkan hari ini, mengapa dia masih berbagi begitu banyak saat-saat menyenangkan dengan pasangan ayah dan anak ini?" 'Sehuna, kau...telah benar-benar menyakiti hatiku terlalu dalam.' Lanjutnya dalam hati

Semua kenyataan ini begitu menyiksa. Bahkan Miyoung pun merasakan sakit hati saat melihat anak dan cucunya. Namun ia hanya bisa berkata "Jusang, bagaimana mungkin Raja Phoenix berlaku seperti ini? Aku tidak pernah melihatmu begitu patah hati sebelumnya, bahkan saat kepergian istri dan ayahmu. Hari ini kau hanya kehilangan Permaisuri yang berhianat, apa yang begitu disesali dari semua itu? Mengapa kau begitu tenggelam dalam kesedihan? Wangseja masih anak-anak, sehingga ia tidak dapat menahan perasaannya. Di sisi lain bahkan kau tidak berusaha untuk menasehatinya, kau bahkan hanya berdiri diam di sana. Apakah kau masih ayah kandungnya? Jadi sensitif dan begitu cengeng? Bagaimana dengan negara dan rakyat kita, di mana kau menempatkannya dalam hatimu, Jusang? Apakah kau telah mengubur mereka?"

War Prisoner | CHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang