"Yixing, menurutmu apa yang Sehunie lakukan sekarang?" Tanya Chanyeol tiba-tiba.
Yixing terdiam, tidak mejawab, tapi dia berpikir.
"Apa yang dia lakukan? Apa Jeonha harus bertanya? Tentu saja dia membenci anda, bahkan mungkin dia belum menyerah dan mencoba memikirkan cara-cara untuk melarikan diri dari penikahan ini.'
Tapi tentunya, Yixing tidak berani mengatakan pemikirannya. Melihat bahwa Rajanya begitu gembira, dia tidak mau mengatakan sesuatu yang dapat merusak mood bahagianya.
Di sisi lain, Chanyeol sama sekali tidak memerlukan jawaban apapun. Ia melihat ke arah kediaman Sehun, ia melihat lampu masih menyala.
"Sehunie sepertinya tidak bisa tidur."
Setelah terdiam untuk waktu yang lama, Chanyeol menoleh pada Yixing.
"Ayo pergi. Temani aku bertemu Sehunie. Aku ingin melihatnya."
Hal itu membuat Yixing ketakutan. 'Yang Mulia Sehun mungkin sedang marah besar sekarang. Jika anda pergi ke sana dengan gembira seperti itu, mungkin akan memperburuk keadaan Yang Mulia Sehun'.
Sedangkan Chanyeol, tanpa peduli dengan Yixing yang masih perang batin ia berjalan lebih dulu. Dengan mantel membungkus tubuh tegapnya ia berjalan ke luar. Yixing masih saja khawatir, namun ia tetap bergegas mengikuti Chanyeol.
.
.
Wangseja Park Minhyung sedang berada di kamar Sehun, dan pria itu tidak berada dalam mood untuk mengusirnya. Untungnya, kali ini anak kecil yang suka memerintah dengan lidah tajamnya itu, tidak mengatakan sepatah kata pun. Itu bagus, karena seandainya anak itu mengganggunya seperti biasa, ia sama sekali tidak punya energi untuk berdebat dengannya.
Ketika Baekhyun melihat kedatangan Chanyeol dan Yixing mendekat dengan langkah santai, Baekhyun bergegas untuk menyambutnya.
"Saya pikir Jeonha mampu menahan kegembiraan, tetapi pada akhirnya Jeonha datang."
Empat pelayan pribadi itu telah melayani Chanyeol sejak masa kecil mereka, karenanya hubungan mereka tidak seformal yang lainnya.
Ketika Chanyeol melihat bahwa Minhyung juga hadir, dia tersenyum.
"Kenapa kau datang jauh-jauh ke sini? Dan kau berperilaku baik hari ini, biasanya dari jauh ocehanmu sudah terdengar. Sangat langka."
Minhyung terkikik. "Abamama, aku pikir jika aku peduli pada setengah saja dari pelajaranku. Tutor kerajaan tidak perlu sering diganti. Aku dengar bahwa aku membuat tutor sebelumnya begitu marah hingga jatuh sakit. Ayah bahkan harus memberikan banyak suplemen dan obat yang berharga padanya. Buang-buang uang saja!"
Chanyeol mendecih. "Baguslah jika kau tahu tentang ini. jika kau bisa mengubah sikapmu, itu akan seperti matahari yang terbit dari barat."
Ketika mengatakan itu Chanyeol berjalan mendekati Sehun menyertai kata-katanya dengan senyum.
"Sehun-a, kau sedang mempersiapkan diri untuk upacara rupanya, aku benar-benar tersentuh."
Sehun berpaling, bermaksud mengabaikan Chanyeol.
"Jangan salah sangka, aku melakukan ini hanya untuk kepentingan rakyat miskin di ruang bawah tanahmu."
Chanyeol sepertinya masih belum keluar dari kabut kebahagiaan, ketika ia ingin bertanya apa maksud pernyataan Sehun, Yixing menyea. "Mama benar, jika besok beliau menjadi Permaisuri tanpa hambatan, orang-orang yang di tahan di penjara akan dibebaskan."
Chanyeol menyadari bahwa dia benar-benar harus menyakiti hati Sehun dulu agar kekasihnya mau setuju. Dia sejenak kehilangan kata-kata, matanya meredup dan hanya bisa memandang Sehun sedih. Tak seorangpun berbicara, ruangan itu hening.
KAMU SEDANG MEMBACA
War Prisoner | CH
Fanfiction"Sehun-a, jika aku dapat memilikimu, aku tidak akan pernah menginginkan apapun lagi dalam hidupku." . . "Kau berjanji untuk apa? Katakan dengan jelas, aku ingin mendengarnya." Seolah-olah semua kekuatannya telah hilang. Sehun jatuh ke tanah. Menat...