Waktu berlalu dengan cepat, tanpa sadar akhir musim panas telah datang. Hari ini, mereka berperahu di danau Kerajaan. Sehun mengagumi bunga teratai yang mengapung di atas permukaan air sementara Chanyeol di sampingnya sedang membaca buku. Moonlight memiliki banyak koleksi buku, karena Chanyeol gemar belajar dan memperbaiki diri, dia rajin membaca setiap hari.
Cuaca hari ini begitu terik, tapi air di kolam begitu dingin juga semilir angin yang berhembus di udara membawa perasaan nyaman pada Sehun.
Ketika Chanyeol selesai membaca, dia mendongak melihat Sehun yang mulai tertidur bersandar di pagar perahu. Tersenyum kecil, Chanyeol mengulurkan tangannya meraih Sehun dan membawa tubuh sang istri untuk bersandar di dadanya.
Suasana tenang di atas perahu membuat Sehun rileks, dan ia merasa ngantuk. Tanpa sadar ia tertidur. Meski ia bisa merasakan seseorang tengah memeluknya, ia hanya membuka matanya sedikit.
"Mmm.." sedikit gelisah, Sehun menyamankan kepalanya pada dada itu, mulai tertidur nyenyak di pelukan Chanyeol.
Menatap Sehun yang tertidur begitu tenang di dekapannya, berbanding terbalik ketika mata itu terbuka, membawa ketenangan tersendiri di hati Chanyeol.
Menunduk, dia memberikan ciuman ringan di bibir tipis istrinya. Tanpa nafsu, hanya sebuah kecupan lembut sarat akan kasih sayang yang tulus dari hatinya. Ia berharap agar Sehun selalu bisa tidur dengan tenang dan nyaman dalam pelukannya selama sisa mereka dan berbagi dalam pemerintahan negeri ini.
Jika Chanyeol dapat mewujudkannya, dia tidak akan berharap hal lain dalam hidupnya. Chanyeol mendesah frustasi. Sepertinya itu hanya mimpi. Setidaknya untuk saat ini, hatinya cukup tenang.
Dengan langkah pelan, Baekhyun datang membawa secangkir teh. Chanyeol minum dengan tangan kirinya karena ia tidak ingin melepaskan pegangannya pada Sehun, lalu melanjutkan bacaannya.
Beberapa jam berlalu, Sehun terbangun. membuka matanya, dia disuguhi wajah tampan Chanyeol tepat beberapa inci di atasnya. Pria itu fokus pada buku yang ia baca. Buku itu diletakan di atas meja, sementara sebelah lengannya yang kuat dan kokoh -tak tertandingi seperti semen tiga roda- dengan lembut melingkari tubuh Sehun, menahannya dalam posisi paling pas agar Sehun tetap merasa nyaman dalam tidurnya.
Terpesona, ia menatap kosong pada wajah rupawan di hadapannya. Gelombang emosi naik di dalam hatinya, bak benang sutra perasaan hangat itu bahkan mampu menggulingkan pegunungan dan menghempaskan laut lalu menyebar ke setiap sudut hatinya.
Perhatian Chanyeol masih berfokus pada bukunya, sepertinya ia tidak menyadari bahwa Sehun sudah terjaga. Hingga secara kebetulan ia menunduk dan melihat Sehun tengah menatapnya dengan penuh perhatian dengan mata sejernih mata air.
Chanyeol tersenyum lembut, dan memeluk Sehun semakin erat. "apa kau masih merasa lelah? Apa lebih baik kita kembali ke sitana untuk beristirahat? Meskipun cuaca panas, dan tubuhmu ditutupi jubah, kau harus berhati-hati atau kau bisa sakit."
Sehun menunduk malu, ia menyadari bahwa Chanyeol telah membungkusnya dengan jubahnya sebagai selimut darurat.
Sehun dengan cepat menjawab. "tidak perlu, aku ingin di sini. Istana masih terlalu panas." Setelah berkata demikian, ia mengambil sepotong kue, dan memakannya sambil minum teh.
Setelah meletakkan cangkir teh di meja, Sehun mengalihkan pandangannya ke danau. Menatap bunga teratai dengan pikiran mengambang. Perasaan Sehun telah perlahan berubah. Perhatian yang dicurahkan Chanyeol padanya serta caranya menghargainya. Semua itu menunjukan jika Park Chanyeol benar-benar mencintainya, dan perasaan itu bukan obsesi untuk menaklukkan semata.
Ketika Sehun memikirkannya dengan seksama, bakm sebagai seorang Raja maupun suami, Chanyeol begitu luar biasa. Satu-satunya kesalahan yang ia miliki adalah telah jatuh cinta pada orang yang salah. Sebagai seorang pria, dia seharusnya tidak jatuh cinta dengan Oh Sehun yang juga seorang pria. Tapi, mungkin pilihan ini bukan lah sesuatu yang bisa ia kendalikan. Terkadang, kita tidak bisa memilih pada siapa kita jatuh hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
War Prisoner | CH
Fanfiction"Sehun-a, jika aku dapat memilikimu, aku tidak akan pernah menginginkan apapun lagi dalam hidupku." . . "Kau berjanji untuk apa? Katakan dengan jelas, aku ingin mendengarnya." Seolah-olah semua kekuatannya telah hilang. Sehun jatuh ke tanah. Menat...