Up lagi nih. Bantu vote dan komen kawan, biar lebih semangat lagi nulis kedepannya. Kalau ada yang kurang, komen aja gak papa, aku juga baru belajar soalnya.Semenjak kejadian di hutan, dan membuat bahu Jay terluka. Njina tidak berani keluar istana apalagi sendirian, paling dia duduk di sekitaran danau sambil membaca buku dan di temenin 2 dayang istana.
Sudah dua hari ini dia tidak melihat Jay, njina juga tidak di ijinkan untuk melihat keadaannya. Terakhir kali, sunghoon memarahi njina habis²san sampai raja sendiri yang harus turun tangan. Sunghoon tidak suka saudaranya terluka, apalagi jika itu Jay dan Jake, entahlah rasa sayang sunghoon terhadap kedua saudaranya itu beda dari pada rasa sayang ke pangeran yang lain.
Sedangkan Raja malah memarahi Jay. katanya, Jay tidak becus menjaga putri njina dengan baik, sampai membuat kakinya kesakitan, walaupun njina mengaku, bahwa ini adalah kesalahannya sendiri. Tentu hal itu membuat sunghoon darah tinggi, dia semakin membenci putri njina.
Gadis itu terlihat tertawa lepas dengan dua dayang yang menemaninya. Mereka sedang membicarakan hal-hal random dan tidak masuk akal.
Ekhem...
Suara deheman dari samping membuat mereka terdiam.
"Saya ingin bicara sebentar" ucapnya pelan, namun penuh penekanan
Dua dayang tersebut langsung menjauh dari sana
Putri njina bangun dan sedikit membungkuk hormat pada pangeran muda di depannya
"Saya Riki, anda sudah mengenalnya bukan"
"Silahkan duduk pangeran"
"Tidak, saya hanya ingin menanyakan, bagaimana pangeran Jay bisa terkena panah beracun itu, apa anda melihat siapa pelakunya" tanya Riki langsung
"Saya tidak melihat jelas, wajahnya tertutup kain, dan berjubah merah" kata njina sedikit mengingat kejadian dua hari lalu
Riki melihat kebelakang, dan bertanya kepada 2 pangeran yang bersembunyi di dekat tanaman. "Sthtt apa lagi?" Bisiknya sepelan mungkin
"Tanyain aja, cepat" bisik dua pangeran muda dengan heboh
Riki memutar matanya kesana kemari, dengan mulut merepet tidak bersuara, ke arah sunoo dan juga jungwon di sana, Riki tidak tau harus bertanya apa lagi.
"Pangeran? Pangeran ada yang ingin ditanyakan lagi?" Njina sedikit menahan tawanya, melihat Riki yang sedang kebingungan mencari pertanyaan lain.
"Tidak,, aku harus pergi sekarang " dengan cepat Riki membalikkan badannya dan ingin lari
"Pangeran tunggu...."
"Apalagi??"
"Eumm apa pangeran Jay baik² saja, ah maksudku, apa lukanya terlalu parah" tanyanya pelan dan hati-hati
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORY
Teen Fiction"jika memang jodohmu adalah kematian, bolehkah aku memberikan setangkai bunga dan berharap kita dipertemukan di kehidupan selanjutnya?" "untuk apa kamu minta di pertemukan kehidupan selanjutnya kalo aku benar² bukan jodoh mu"