"Kau sedikit membuat ku tertarik, siapa kau sebenarnya?"
"Aku njina, aku minta maaf karna sudah memasuki wilayahmu, ku mohon ijinkan aku kembali" pinta njina dengan tubuh bergetar
" aku yang mengundang mu, aku suka saat kau dekat dengannya" gadis itu melangkah maju
"Maksudmu, pangeran jay?" Ucap njina bingung
"Temui aku di hutan, besok. Sendirian, jangan memberi tau siapapun"
Perlahan gadis itu menghilang dari hadapan njina.
Njina kaget dan terbangun, ternyata dia hanya bermimpi bertemu dengan gadis di hutan terlarang. Tetapi gadis ini tidak terlihat menyeramkan seperti waktu itu, dia juga mengenakan pakaian putih, bukan merah seperti terakhir kali mereka diserang.
"Ternyata cuma mimpi, tapi kenapa mimpinya sangat nyata" gumam nya
"haus" tidak ada air di samping tempat tidurnya, karna semalam njina langsung tertidur dan lupa mengambilnya di dapur.
Mau atau tidak, njina harus keluar untuk ke dapur, ya walaupun dapur sedikit jauh dari kamarnya.
Dia berjalan santai, takut ada yang terbangun. Melewati beberapa kamar pangeran tanpa rasa takut.
Sampai ke dapur istana, 2 pelayan berlari menghampiri njina dan membungkuk.
"Maaf nona, apa kami berbuat salah" ucap salah satu pelayan kerajaan"Aku hanya ingin mengambil air, santai aja" senyumnya
"Biar saya tuangkan nona"
"Makasih"
Njina langsung pergi sesudah berucap makasih terhadap beberapa pelayan yang ada di dapur.
"Nona njina sangat baik dan ramah" bisik salah satu pelayan
Njina bersenandung kecil saat menuju kamarnya. Tapi njina tidak sengaja melihat pintu tengah terbuka, karna seingat nya pintu itu tertutup saat dia ke dapur.
Njina melihat ke arah kiri dan kanan, ternyata pintu keluar juga sedikit renggang. "Mungkin ada yang keluar selain aku, tapi siapa yang keluar malam-malam begini" Dengan rasa penasaran, njina melangkah maju, dan keluar dari ruang istana.
"Gak ada siapapun disini" gumam nya
Njina melihat ke sana kemari, tapi tidak menemukan siapapun disana
"Ngapain juga aku nyariin yang gak pasti, tengah malam lagi, mending aku balik ke kamar" Njina hendak berbalik, tapi suara halus mulai terdengar di telinganya
"Waduh, siapa nih yang nangis malam-malam gini, mana ngeri lagi"
Bulu kuduknya berdiri, tetapi njina tetap mencari sumber suara itu. Agar rasa penasaran nya tidak menghantuinya malam iniNjina berjalan dibalik batu besar yang tidak jauh darinya. Suara isakan makin jelas, semoga aja bukan mbak kun yang nangis, bisa pingsan di tempat njina.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORY
Teen Fiction"jika memang jodohmu adalah kematian, bolehkah aku memberikan setangkai bunga dan berharap kita dipertemukan di kehidupan selanjutnya?" "untuk apa kamu minta di pertemukan kehidupan selanjutnya kalo aku benar² bukan jodoh mu"