15. Dia segalanya

107 24 1
                                    

"Demi kebahagiaan njina, tolong tinggalkan dia jay. Biarkan dia bersamaku"

"Kenapa harus aku? Kenapa pangeran tidak cari yang lain saja?"

"Aku lebih tua dari mu jay, harusnya kamu tidak perlu banyak tanya"
Jay terdiam, merasa bingung respon apa yang harus ia keluarkan.

"Tidak bisa pangeran heeseung, dia segalanya untuk ku, biarkan aku bahagia bersamanya"

Heeseung menatap jay beberapa detik dan berpaling.

"Ku harap sesuatu tidak terjadi padamu jay" heeseung pergi meninggalkan jay yang masih berdiri di sana.

"Apa aku melakukan kesalahan lagi?" Gumam jay dan menatap kepergian heeseung

Sungguh, meski rautnya masing menggambarkan kekesalannya terhadap heeseung. Namun, hatinya bergetar bukan main. Jujur saja, jay tidak pernah menentang keinginan heeseung sejak kecil, sebab dia begitu menghormati saudara tertuanya.

"Maafkan aku pangeran. Aku benar-benar Mencintainya, kuharap kau tidak melakukan apapun kedepannya" jay membatin

~~~

Jay berjalan masuk ke kamar sang adik yang sedang membicarakan sesuatu dengan jake. Jay meletakkan pedangnya di meja kecil dan menghampiri kedua manusia itu dengan wajah lesunya.

"Kenapa dengan wajahmu, kayak orang gak bernyawa aja" tanya jake sambil menopang sebelah kakinya dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Belakangan ini aku susah tidur, kepalaku sakit setiap kali aku memikirkan sesuatu"

"Kau memikirkan gadis itu?. Atau kau masih memimpikan kejadian itu" Sunghoon menuangkan segelas air dan menyodorkannya pada jay

Jay menerima minuman itu dan langsung meminumnya. "Mimpi itu masih menghantui ku hingga sekarang"

"Ku rasa kau harus pergi ke dukun jay" ceplos jake

"Jangan, mereka hanya sekelompok bajingan kecil yang menipu orang" tutur Sunghoon tidak setuju

"Benarkah? Sebenarnya aku juga tidak percaya sih sama dukun" sahut jake lagi

"Untuk sementara, kau bisa tidur disini jay, agar kau tidak kesepian" Sunghoon berucap

"Apa boleh? Aku takut mengganggu ketenangan kalian nantinya" ucap jay tidak enak

"Kami tidak masalah" ucap mereka barengan

Lagi² jay tersenyum melihat respon dari ke dua saudara nya itu. Kegelisahan jay sedikit berkurang jika bersama mereka ber dua. Rasa bersyukur memiliki saudara yang sangat peduli padanya sangatlah besar.

~~~~

Heeseung terus mengaduk makanan yang di sajikan untuknya, suara sendok dan piring terus terbentur satu sama lain tanpa niat menyodok nasi ke mulutnya.

"Ada apa putra ku, apa kau tidak suka makanannya?"

"Nafsu makan ku berkurang ayah, aku tidak ingin makan"

"Makan sedikit makanan mu, dan segera temui aku setelah ini di kamar ku" ucap seokjin dan langsung bangkit dari tempatnya.

"Jungwon riki ayo, kita sudah selesai" ajak sunoo

"Kita juga harus pergi berlatih Sunghoon, jay" ucap jake

Sunghoon dan jake pergi terlebih dulu, meninggalkan jay dan heeseung yang sedang melihat piring nya.

"Jangan lakukan apapun pangeran"

Heeseung menatap jay tidak suka, dan berlalu pergi dari sana.

Jay menghela nafas berat, hati nya mulai tidak tenang lagi sekarang. Dia takut kalau heeseung akan melakukan sesuatu yang menyebabkan dia dan njina berpisah.

LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang