"Tidak ayah, njina gak mau di jodohin"
"Putri ku, ayah mau yang terbaik untuk mu, pangeran heeseung lah yang akan meneruskan kerajaan blue of wealth, dan kamu akan jadi ratu sayang" bujuk jeonghan.
"Kenapa harus pangeran heeseung ayah, aku tidak mau, aku memiliki kekasih, dan dia akan segera melamar ku ayah" ucap njina setengah menangis.
"Ayah tidak akan terima lamaran siapapun selain pangeran heeseung, titik" sentaknya
"Bagaimana dengan jay, aku mencintai pangeran jay ayah"
"Sayang, tidak baik membantah orang tua, dengarkan ayah. Semua ini demi kebahagiaan mu" seru lalisa mengelus kepala njina putrinya
"Bunda tolong batalkan perjodohan ini" njina mulai menangis, memeluk tubuh lalisa yang kecil itu.
"Bunda tidak bisa sayang"
"Kalian mau menghancurkan kebahagiaan ku? Kalian tega melakukan sekejam ini padaku" kedua tangan nya mengelap air mata dan ingus yang mengalir. Dia menjauh lari ke tangga, menaiki satu persatu anak tangga sambil menangis tersendu².
"Adek.."
Yeonjun berusaha menghentikan langkah njina. Namun terlambat, karna njina sudah menutup dan mengunci pintu kamar nya terlebih dulu.
"Njina, abang mau ngomong " panggil yeonjun
Tidak ada suara dari dalam sana, njina tidak mau mendengarkan siapapun sekarang, hatinya benar-benar hancur dengan keputusan sang ayah.
"Nona"
"Jangan bicara wonyoung, aku lagi ga mau bicara"
Wonyoung selaku orang yang menjaganya dari kecil hanya terdiam mendengar isakan dari njina.
Njina sudah hidup dengan wonyoung sejak umur mereka 5 tahun.Melihat njina terisak begitu, membuatnya tak tega dan ikut bersedih. Wonyoung mendekat dan memeluk njina yang menangis sesegukan.
Di tempat lain, di dalam kamar jay yang gelap tanpa sinar matahari. Jay menyelimuti tubuhnya dan memejamkan matanya.
Jay tidak menangis, hanya saja perasaannya bercampur aduk sekarang.
"Ibu, jay takut kehilangannya" samar-samar suara terdengar dibalik selimut
Selimut terbuka, jay bangun dan duduk dengan mata terpejam. Menghela nafas berat membuka mata dengan pelan yang memerah, menatap ke ara cermin dan tersenyum pedih.
Tak mau berlama-lama, jay keluar dari kamarnya. Semua orang terlihat sibuk pempersiapkan acara pelantikan heeseung dan pernikahan nya.
Jay melangkahkan kakinya ke kamar Sunghoon, namun langkanya terhenti saat dirinya melihat riki, di ikuti sunoo dan jungwon di belakangnya.
"Riki, tahan emosimu" teriak jungwon
"Riki jangan lakukan apapun" sunoo juga berusaha menghentikan langkah riki
Riki membuka paksa pintu kamar heeseung, dengan cara menendang.
Kejadian itu, riki mendapat perhatian dari para pelayan, dan prajurit istana."Kenapa itu?" Tanya Sunghoon yang tak tau apa-apa
Sunoo melihat ke arah jay dengan perasaan iba, lalu menarik riki yang sudah masuk ke kamar pangeran pertama.
"Bang, kau baik-baik saja?" Tanya jungwon dan di angguki oleh jay.
Jake dan Sunghoon merasa bingung dengan keadaan sekarang. Mereka tidak tau apa-apa karna dari tadi berada di hutan.
Riki melihat kearah heeseung yang tersenyum. "Ada apa saudaraku, jangan buat keributan disini" ucap heeseung santai
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORY
Ficção Adolescente"jika memang jodohmu adalah kematian, bolehkah aku memberikan setangkai bunga dan berharap kita dipertemukan di kehidupan selanjutnya?" "untuk apa kamu minta di pertemukan kehidupan selanjutnya kalo aku benar² bukan jodoh mu"