Mohon bantuan nya ya teman-teman. Kalo bisa, di bantu vote, komen juga, singkat juga gak papa kok. biar makin semangat nulisnya.
Kalo ada yang mau berpendapat, boleh langsung di komen aja. Maklum masih pemula.
"Sebenarnya pangeran sunghoon tidak begitu, jangan terlalu di pikirkan, dia baik kok" jungwon melihat raut wajah njina mendadak berubah.
Njina cuma ngangguk mengerti. Rasanya dia ingin kembali ke istana ayahnya, tapi tidak mungkin dia pulang sendirian.
Tidak lama Jay dan Jake keluar. Melihat putri njina dan 3 adiknya yang sudah berdiri di balik pintu, dan kini menatap nya bingung.
"Apa yang terjadi pangeran jake, kenapa dengan pangeran sunghoon " tanya si bungsu penasaran
"Hanya masalah kecil, tidak perlu di khawatir kan Riki" laki-laki itu menyeret pelan ke 3 adiknya pergi dari situ.
Hanya tertinggal Jay dan njina disana. Perasaan canggung menghampiri mereka. njina hendak pergi dari hadapan Jay, sepertinya Jay masih marah padanya karna kejadian 2 hari lalu, pikir njina.
"Emm tunggu.." njina berbalik lagi ke sumber suara lembut itu.
"Kakimu,,, apa kakimu sudah sembuh"
"i-iya sudah pangeran, kakiku tidak sakit lagi " njina tersenyum tipis lalu melirik ke bahu kanan Jay
Sepertinya jay mengerti dengan tatapan gadis itu " bahuku baik-baik saja, jangan khawatir ini hampir sembuh" lalu ia tersenyum pada gadis di depannya itu
"Maaf " satu kata keluar dari mulut njina. Dia benar-benar merasa bersalah, karena dirinya, orang lain celaka.
"Tidak, kamu tidak bersalah. Jangan menyalakan kan dirimu karena lukaku."
"Kamu sudah sarapan putri njina" sambung jay
"Sudah " njina sedikit menunduk, dia tidak berbohong, dia sudah makan satu apel di perjalanan pulang ke istana.
"A-aku harus pergi" ucap njina dan segera meninggalkan Jay disana
1 Minggu berlalu sangat cepat.
Belakangan ini njina tidak pernah sendirian lagi. Bukan, bukan Jay yang menemaninya, melainkan Riki lah yang selalu menghampiri gadis itu, seperti malam ini.
Setelah makan malam, njina langsung masuk ke kamarnya dan berbaring di kasur, dengan mata yang terpejam.
Tidak lama, suara ketukan jendela terdengar di telinga njina, dan tersenyum."Kau datang" njina membuka sebelah jendela dan tersenyum
"Eumm coba tebak, apa yang ku bawakan" Riki segera duduk di dekat jendela dan menghadap njina
"Apa itu" penasaran nya
Riki membuka bungkusan kecil. Didalam nya ada ada 2 buah kesemek di tutupi kain kuning.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORY
Teen Fiction"jika memang jodohmu adalah kematian, bolehkah aku memberikan setangkai bunga dan berharap kita dipertemukan di kehidupan selanjutnya?" "untuk apa kamu minta di pertemukan kehidupan selanjutnya kalo aku benar² bukan jodoh mu"