Njina berjalan santai dan ingin masuk ke kamarnya.
"Kau,,, mau berciuman dengan ku?"
"Pangeran jay?, sedang apa kau disini?"
Njina menutup kembali pintunya, saat mendengar suara jay, yang tidak jauh di depan nya"Aku, ingin berciuman dengan mu" jay mulai mendekati njina yang berdiri di depan pintu kamarnya
Putri njina tersenyum tipis saat mendengar keinginan kekasihnya itu, dia tidak terlalu kaget, karna setiap pasangan pasti pernah melakukannya, walaupun hanya sekali.
"Apa boleh?" Jay menarik pelan pinggang ramping njina, menghapus jarak diantara mereka.
Njina tidak menjawab, melainkan langsung benjinjit dan menempelkan bibirnya tepat di bibir jay. Tangan njina meraih gagang pintu,mendorong tubuh jay tanpa melepaskan ciumannya.
Njina terlalu terburu-buru, membuka satu per satu kancing baju jay, tapi tangan nya kembali di tahan oleh kekasihnya itu.
"Tidak sayang, jangan sekarang" ciuman itu terlepas, jay tidak menyangka kekasihnya sangat menggebu gebu.
Njina merasa malu karna sudah bersikap berlebihan. Njina menyembunyikan wajahnya yang memerah itu dengan cara menutup dengan kedua tangannya.
Jay tersenyum, dan membawa njina ke dada bidangnya, menarik aksesoris pada rambut njina hingga rambutnya tergerai
(Kira-kira seperti itulah ya aksesoris nya)
Mengelus rambut panjang njina dengan lembut. Mata jay melirik ke leher jenjang njina dan menutupinya dengan rambut sang kekasih.
"Pangeran" gumam njina sekecil mungkin
"Iya sayang" jay sedikit menjauh, agar bisa melihat wajah gadisnya
"Jangan menatapku seperti itu pangeran, aku malu" njina menunduk gugup, tiba-tiba dia lupa caranya bernafas karna tatapan jay
(Apa gak gila kalian ditatap gitu sama jay)
"Jangan seperti itu sayang, kamu sangat menggemaskan" jay mengusap bibir manyun njina
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORY
Ficção Adolescente"jika memang jodohmu adalah kematian, bolehkah aku memberikan setangkai bunga dan berharap kita dipertemukan di kehidupan selanjutnya?" "untuk apa kamu minta di pertemukan kehidupan selanjutnya kalo aku benar² bukan jodoh mu"