UN

2.1K 124 15
                                    

"I like you

I tried to hold it.

But I can't do this anymore"

-Lail Rayyana Meena-

Lail

Drrrt.. Drrrt...
Suara getar handphone-ku terus terdengar hingga memecah konsentrasiku yang kali ini sedang mengikuti kelas hukum internasional yang diajarkan Pak Hasbi sejak empat puluh lima menit yang lalu.

Aku melirik sekilas layar handphone-ku lalu menyentuh layarnya untuk mematikan telfon dari seseorang yang aku yakin sedang mengumpatiku di ujung telfon.

Lima belas menit berlalu, Pak Hasbi tiba di kesimpulan materi kelas hari ini seirama dengan selesainya kelasnya hari ini. Setelah merapikan beberapa catatan, aku melingkarkan tas di pergelangan lenganku dengan laptop yang ku peluk menggunakan kedua tanganku lalu berjalan ke luar kelas.

Dari kejauhan aku sudah melihat seorang laki-laki berdiri dengan kedua tangan yang ia letakkan di pinggang saat menatapku.

"Udah ditungguin tuh." Ucap Kayla.

Aku mengangguk, "emang tiap saat kayaknya itu orang nungguin gue." Ucapku.

Aku berjalan menghampirinya.

"Lelet!" Ucapnya.

"Gue kan nggak minta lo tungguin." Jawabku.

"Gue laper!" Tambahnya.

"Kantin fakultas lo tutup? Jauh banget sampe sini." Ucapku sambil mengikutinya ke parkiran.

"Bacot! Cepet!" Jawabnya singkat, tentu dengan wajah galaknya.

***

Aidan Kara Neel, mahasiswa Jurusan Seni Musik yang hobinya marah-marah dan merepotkanku. Memiliki paras yang menurut beberapa orang mengagumkan namun bagiku justru wajah ini yang membuatku stres setiap harinya.

Aku mengenalnya sejak dua tahun lalu, saat itu Aku sedang berjalan menuju minimarket yang tak jauh dari kost-anku, mengenakan baju putih polos yang ku masukan ke dalam celana jeans hitam. Tak begitu ramai, mungkin karena sedikit gerimis. Aku membuka pintu mini market dan menuju ke section favoriteku--Ice cream. Mataku sibuk melihat berbagai varian yang tersedia di dalam lemari pendingin khusus ice cream di depan ku saat tiba-tiba seseorang berlari masuk dan berdiri tepat di samping ku.

Saat itu, Nafasnya belum beraturan, masih terengah-engah. Tak lama setelahnya beberapa orang masuk ke dalam minimarket, mereka terlihat sedang mencari seseorang. Aku menatap lelaki di sampingku yang menatapku lalu menggelengkan kepalanya.

Beberapa orang tadi menatapku lalu mulai menghampiriku. Namun entah mengapa pikiran gilaku muncul, Tanpa pikir panjang aku menggenggam jemari lelaki disampingku.

"Aku mau yang ini. Kamu mau yang mana?" Ucapku padanya.

Ia hanya menatapku bingung. Namun ternyata rencanaku berhasil, beberapa orang tadi akhirnya menatapku lalu berjalan keluar minimarket.

Aku masih menatap kedua orang yang meninggalkan mini market tadi dengan tangan yang tak ku sadari masih menggenggam tangan pria di samping ku.

"Ehem..!" Pria itu berdeham sambil menatapku.

Aku menyadari maksudnya dan langsung melepaskan genggaman tanganku.

"Sorry!" Ucapku setelahnya.

Beautifull FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang