QUATORZE

283 49 15
                                    

Lail

Semalam tak bisa tidur, setelah pengakuan Aidan kemarin aku jadi serba salah tingkah. Entah karena sikapnya yg ku rasa sedikit berubah menjadi lebih lembut atau karena aku saja yg terlalu berlebihan menyikapi perubahan status kami. Namun intinya, Aku senang.

Pagi ini aku terlihat pusing sendiri di Apartmentku karena terlambat bangun dan ada meeting pagi, aku tak sempat mencatok rambutku dan dandan seadanya.  aku pun semakin panik karena belum sempat memesan taksi online.

Triiing...

Handphoneku berbunyi di sela-sela aku sedang memakai sepatuku dan hendak keruar unitku.

"Gue di bawah." Ucap seseorang diujung telfon.

Aku melihat layar handphoneku dan tertulis..

AidanKara

"Katanya off hari ini?" Ucapku sambil turun ke lobby.

Belum sempat membalas aku sudah melihat mobil aidan di lobby dan segera berlari menghampirinya.

"Katanya off?" Ucapku

"Emang off." Jawabnya.

"Terus, kok jemput?" Tanyaku lagi.

Ia hanya tersenyum, "emang nggak boleh?"

"Yaa boleh, tapi kan harusnya offnya dipake istirahat aja. Udah 2 minggu nggak libur, lembur terus, sekalinya off malah nggak istirahat." Ucapku.

Ia tersenyum lagi, "abis nganter gue tidur lagi kok." Ucapnya.

Aidan mengantarku hingga lobby kantorku.

"Terima kasih." Ucapku

Aidan mengelus pipiku pelan, "kalo ada apa-apa kabarin." Ucapnya

Aku menatapnya.

"Why?" Tanyanya bingung.

"Bukan Aidan kah?" Ucapku sambil menatapnya.

Ia tertawa, "udah sana masuk." Jawabnya.

"Bye, i love you." Ucapku sambil membuka pintu.

Aidan mungkin terkejut, karena tiba-tiba ia menarik tanganku.

"Coba ngomong lagi." Ucapnya.

"Nggak ada pengulangan." Tegasku.

"Please Ya. Sekali lagiiiii!!" Ucapnya memohon.

Aku tertawa," udah ah aku telat. Bye." Ucapku.

"Bye, sayang." Ucapnya.

Kali ini aku yg terkejut, aku membalikan badan lalu menatapnya dari luar pintu mobil namun ia hanya melambaikan tangannya kemudian berlalu sambil tersenyum.

"Bisa gila aku kalo begini terus." Batinku.

***

"What? Lo jadian?" Ucap Harsya terkejut.

"Akhirnya Tuhaaan!" Ucap Gwynda.

Aku hanya tersenyum melihat dua sahabatku ini bereaksi.

"Ya tapi nggak usah rame. Biasa ajaa!" Jawabku sambil merapikan berkas di mejaku setelah meeting pagi tadi.

Aku tak memberi tahu mereka dengan sengaja, kalau tadi Harsya tak mendengar Aidan memanggilku sayang ketika pamit mungkin aku tak akan memberitahu mereka secepat ini.

"Jadi Aidan nyatain duluan?" Tanya Gwynda.

Aku mengangguk.

Beautifull FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang