Monolog Waktu

328 15 0
                                    

Engkau adalah rotasi yang tidak akan pernah terhenti
Engkau berteman riang dalam jiwa yang sepi
Kendati pekat malam menunggu waktu pagi
Meresap masuk ke dalam renung jiwa ini
Engkau seakan mengalir di antara arteri
Berjalan perlahan tapi pasti
Tetapi engkau kerap berlalu angin pergi silih berganti.

Aku terhanyut akan hadirmu
Hadirmu yang membuat ragaku rapuh,
Kau tenggelam bersama mimpi-mimpiku
Mimpi indah tentang makna bersama
Yang menanti pagi berteman dengan purnama
Engkau kerap menghias malam pada langit yang sedikit mendung
Mengingatmu membuat aku terpaksa menahan tangis yang harus ku bendung

Malam tak selalu usang
Pagi tak selalu terang
Engkau kerap menyapaku dengan sikap sopan
Tutur halus indah nan menawan
Menegurku pada waktu yang tepat,
Kemanapun langkahku, kita seakan berpapasan
Sehingga kita dapat Berbincang santai bagaikan teman.

Bolehkah aku bertanya kepadamu,
Aku hanya ingin tau,
Apakah saat ini telah ada berita yang indah?
Kuharap engkau tak lagi menitipkan lelah.
Apakah engkau telah disana?
Sebab engkau pernah menjanjikan sebuah bahagia.
Apakah rindu yang kuharap masih ada?
Sebab aku menanti akan hadir dirinya,
Bisakah kita terus berbincang duhai rindu,
Pecundang ini selalu ingin berada disampingmu.

Hati ini lemah tersipu malu
Menemani malam yang telah berlalu.

Puisi Romantika KunoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang