2. Magic Hour

1.7K 144 81
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari. Namun mata Abela tetap tidak bisa tertutup, pikirannya terlalu banyak yang membuat ia sulit untuk tidur.

Sepertinya hal yang sama juga terjadi pada Ethan yang memeluk Abela sambil mengelus perut rata sang istri.

"My world, my heart, my sould" bisik Ethan.

"Aku denger"

Ethan terkekeh lalu membalikkan tubuh Abela dan masih memegang perut Abela, "Bekas jahitan kamu belom ilang ya sayang? Padahal udah mau 10 tahun"

"Bekas jaitan gak bakal ilang Ethan, yaudah gakpapa lagian cuma kamu kok yang liat perut aku hehe"

"Bu Abela masih bisa hamil kok pak, tapi...jika hal itu terjadi mungkin akan berdampak negatif pada bu Abela"

Kata-kata dokter tempo hari terus terngiang ngiang dikepala Ethan.

Jujur saja Ethan sangat menginginkan seorang anak, satu aja cukup. Namun melihat kondisi perempuan yang sangat ia sayangi membuatnya berpikir dua kali.

"Than, kita udah lama gak make love. Mau? Siapa tau kalo kita rajin make love aku bisa lebih cepet hamil"

"Udah malem, istirahat"

"Kenapa kamu kalo diajak make love selalu menghindar?"

Ethan tersenyum tipis sambil terus menatap intens mata Abela, "Kalo kamu mau ayo aja. Gimana? Mau malem ini?"

Sekarang Abela malah merasa malu dan takut dengan tatapan sayup Ethan itu.

"Hmm terserah kamu"

Ethan mengelus dengan sensual dahi hingga jawline milik Abela. Lalu jari jemarinya itu turun mengelus ke belahan dada Abela.

Ethan tersenyum salah tingkah sambil memejamkan matanya saat memegang belahan dada Abela.

"Aku udah lama gak megang ini, salting aku Bel"

Abela terkekeh gemas sambil menangkup kedua pipi tirus Ethan. Setelah itu ia bangkit dan duduk di perut Ethan.

Cup

Abela mencium bibir Ethan dengan lihai, sedangkan sang empu terus mengusap usap kedua pinggang ramping Abela.

Abela membuka tiga kancing atas piyama Ethan dan sang empu tersenyum miring sambil mengangkat kedua tangannya dan menjadikannya bantal.

"Enggh" Abela mulai mendesah saat Ethan menggigit bibir bawahnya.

Ethan benar-benar gila dibuatnya.

Kedua tangannya yang tadinya ia jadikan bantal kini ia gunakan untuk membuka semua kancing piyama milik Abela dengan cara merobeknya.

Sret!

"Huftt kenapa makin indah Bel?" Abela hanya terkekeh.

Baru saja Ethan menyentuh kedua dada Abela tiba-tiba saja suara tangisan Lyvia meledak. Begitupun dengan Michelle yang berteriak memanggil nama Ethan dan Abela.

"Lyvia nangis Than!"

"Bentar-bentar!"

Keduanya yang kelewat panik pun bangkit lalu berlari menuju kamar sebelah. Betapa paniknya mereka saat melihat Lyvia yang terjatuh dari baby bednya.

"Astaga!" Ethan langsung berlari dan menggendong Lyvia.

"Kenapa bisa jatuh kamu nak? Cup cup cup ada om Ethan disini, maaf ya nak gak jagain Lyvia bobo semalem. Udah sayang jangan nangis.."

"Michelle, kenapa adek bisa jatuh sayang?"

Michelle menggeleng lalu memeluk kaki Abela.

"Coba Than ada yang luka atau lebam gak? Aku takut Lyvia kenapa napa"

magic hour ; lee heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang