0.25 | The Chapter 25💀

83 10 18
                                    

Yeonjun membawa Wendy ke kamarnya kemudian membaringkannya di kamar. Sejenak Yeonjun duduk di samping ranjang tempat tidur Wendy dan memperhatikan secara detile.

"Bahkan saat tidur pun kau terlihat cantik, Wen."

Tangan Yeonjun terulur mengusap rambut halus Wendy, matanya tertuju pada luka merah yang ada di pipinya.

Ia pergi untuk mengambil kotak obat di dapur dan segera kembali memeriksa Wendy.

Bukan luka yang parah, tapi kalian pasti tau jika kekuatan lelaki berbeda dengan perempuan.

Di bukanya penutup obat oles kemudian mengoleskannya pada pipi Wendy secara seperlahan mungkin agar tak membangunkan Wendy.

"Aduhh, Yeonjun?"

Mustahil, pada akhirnya Wendy meringis kesakitan saat Yeonjun mengobatinya.

"Kenapa tidak memanggilku atau Beomgyu?" tanya Yeonjun yang sudah selesai mengobati.

"Itu.."

"Kau tau kan itu sangat berbahaya, apalagi kau wanita. Meski kau bisa mengatasinya tapi tetap saja berbahaya untukmu, Wen!" bentak Yeonjun sambil menggenggam tangan Wendy.

"Maafkan aku, aku hanya tak ingin melibatkan kalian. Lagi pula aku berhasil melumpuhkan dan menyerahkan mereka pada kepolisian kan," bela Wendy sambil tersenyum.

"Anak ini tidak memiliki rasa takut sama sekali padaku, dasar." -yeonjun

"Hahh, tidak ada gunanya berdebat denganmu. Kembali tidurlah, ada hal yang ingin ku urus bersama yang lainnya."

Cup!

Yeonjun mengecup bibir Wendy sekilas lalu pergi meninggalkannya dan membiarkannya beristirahat.

Setelah Yeonjun keluar dari kamar Wendy, Beomgyu, Soobin, Kamal dan Taehyun sudah menunggu di ruang tamu.

Duduk melingkar dengan satu kertas berada di tengah-tengahnya.

"Jadi, bagaimana?"

"Kita akan pergi kesana, sekarang."

.
.
.

Yeonjun dan yang lain pergi menggunakan mobil jeep, sebenarnya mereka sering bergonta ganti mobil karena ya begitulah.

Mereka pergi ke suatu tempat di dalam hutan dekat kota, hutan yang jarang di kunjungi oleh orang.

"Dimana?" tanya Soobin.

"Dimana orang yang mengirim surat ini?" tanya Beomgyu juga.

Mereka terus menatap ke sekeliling arah, guna mencari manusia lain selain mereka.

Sruk!

"Yeonjun-ah?"

"Paman? Kenapa bisa di sini?" Yeonjun menghampiri sosok lelaki yang bersender di punggung pohon yang rubuh.

"Aku menunggu Foxie datang," jawab sang Paman santai.

"Apa maksudmu?" tanya Taenhyun.

"Aku mengirim surat untuk Foxie, tapi kenapa justru kalian yang datang?" tanya balik sang Paman.

"Ah, itu kami sedang mencari tempat yang cocok untuk berkema nanti," balas Kamal sambil tertawa hambar.

"Kau yakin?" seringai sang Paman terlihat di antara cela sinar bulan.

"Tentu, sepertinya kami harus melanjutkan pencarian kami, sampai jumpa!"

Yeonjun menggiring teman-teman yang lain untuk segera pergi dari sini, namun saat sudah hampir jauh dari sang Paman, tiba-tiba..

PARTNER IN CRIME | WENJUN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang