0.14 | The Chapter 14💀

1.2K 145 12
                                    

Pagi ini cuaca sedikit mendung tapi tak hujan, bahkan saat ini jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi dan Wendy masih belum bangun juga.

"Hmhh kenapa badanku berat sekali," batin Wendy dalam tidurnya yang merasa kalau ada seseuatu yang menindihinya

Ia membuka matanya dan terkejut mendapati Yeonjun tidur di sampingnya, bahkan dia juga memeluk Wendy layaknya guling.

"CHOI YEONJUN!!"

DUAGH!

"Ughh sakit!" pekik Yeonjun yang langsung terbangun karena pukulan keras dari Wendy yang mendarat tepat di perutnya.

"APA YANG KAU LAKUKAN DI KAMARKU?!" teriak Wendy yang langsung bangun dari tidurnya sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Tidak, Yeonjun tidak melakukan apapun pada Wendy, Ia hanya panik.

"Maafkan aku, semalam kita mengobrol hingga larut malam sampai aku tidak kuat berjalan, jadi aku tidur di kamarmu," jelas Yeonjun sambil menyisir rambutnya kebelakang.

Wendy tak menjawab apapun, ia benar-benar terdiam saat melihat Bare Face Yeonjun.

"Bahkan Bare Facenya bisa begitu memabukkan? Ugh! Sangat tidak aman untuk kesehatan jantungku!!" pekik Wendy dalam hati.

"B-baiklah! Aku mau mandi dulu, kau bisa melanjutkan tidurmu," gumam Wendy lalu bangkit dari ranjangnya dan berjalan keluar kamar.

"Tunggu Wen-"

Duagh!

"Aishh sialan!" umpat Yeonjun yang tersandung ujung kaki meja saat hendak menghampiri Wendy.

"Pfftt! Hahahaha! Mungkin itu balasan karena tadi kau memelukku sembarangan," ledek Wendy sebelum ia pergi ke kamar mandi.

Yeonjun hanya diam sambil mengibaskan tangan pada kakinya yang masih terasa sakit tak lupa juga umpatan yang di ucapkannya dalam hati.

"Yeonjun-ah!!" teriak Wendy dari luar.

"Aku datang sayang!"

Saat Yeonjun baru keluar dari kamar, ia melihat Wendy yang hanya berdiam diri di depan kamar mandi.

"Kenapa hanya berdiri?" tanya Yeonjun yang sudah menghampiri Wendy.

"Aku ingin mandi, apa perban ini bisa di lepas?" tanya Wendy sambil mengulurkan kedua tangannya pada Yeonjun.

Yeonjun memegang tangan Wendy dan membuka kedua perbannya.

"Wowww!" kagum Wendy yang tak menyangka kalau ramuan herbal yang di buat Yeonjun sangat berpengaruh pada lukanya, bukan sulap bukan sihir luka Wendy saat ini sudah mengering.

"Hebat bukan? Hahaha!" sombong Yeonjun sambil melipat kedua tangannya di pinggang.

"Yaya hebat, terimakasih!" gumam Wendy lalu meninggalkan Yeonjun yang masih berdiri di depan kamar mandi.

"Menjauhlah dari kamar mandi! Aku akan mandi!" teriak Wendy dari dalam kamar mandi.

Yeonjun hanya berdecis namun ia juga tersenyum.

Ia berjalan ke arah meja makan, membuka ponselnya untuk mengirim pesan singkat pada seseorang di luar sana.

"Pergilah ke markas, aku akan menunjukkan padamu anggota baru kita, tapi sebelum itu.. Aku mau memasak makanan untuk sarapan kami."

Kurang lebih seperti itulah isi dari pesan yang di tulis oleh Yeonjun.

Setelah mengirim pesan pada orang yang jauh di sana Yeonjun langsung memulai memasak sebelum Wendy selesai mandi.

Yeonjun mengambil telfon dan juga 4 buah roti dan mengoleskannya dengan mentega.

Menyalakan kompor dengan api kecil, pertama ia meletakkan 2 roti di atas teflon dan membolak balikannya agar tidak gosong, ia mengulangi kegiatan itu untuk roti yanh berikutnya.

Setelah 4 roti itu selesai di panggang ia meletakkannya pada piring.

Selesai dengan roti, Yeonjun mulai menggoreng telur mata sapi tak lupa ia menaburkan bumbu penyedap dan saat kedua telur itu sudah matang ia meletakkannya di atas roti panggang lalu menambahkans sedikit saus dan kembali menutupnya dengan roti yang lain.

Singkatnya ia saat ini sedang membuat sandwitch.

Ia meletakkannya di atas meja makan, dan semua selesai kecuali satu.

"Dimana Wendy meletakkan susunya?" monolog Yeonjun sambil memcari keberadaan susu kotak.

"Gotcha!"

Setelah Yeonjun menemukannya, ia menuangkannya pada dua gelas berukuran sedang lalu meletakkannya di samping piring.

Waktunya tepat sekali, Wendy baru saja selesai mandi.

"Kau yang membuat ini semua?" tanya Wendy yang baru saja sampai di meja makan.

"Tentu, aku akan mandi. Kau bisa makan terlebih dahulu jika kau lapar," gumam Yeonjun lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Sembari menunggu Yeonjun selesai mandi, ia pergi ke kamar untuk sedikit berdandan. Setelah selesai Wendy kembali ke meja makan dan duduk menunggu Yeonjun.

Wendy meletakkan kepalanya di atas meja sambil memandangi makanan buatan Yeonjun dari samping.

Tuk!

"Awhh!" meringis Wendy saat Yeonjun menjentikkan jarinya di kepala Wendy.

"Kenpa tidak makan?" tanya Yeonjun yang baru saja datang sambil menggosok rambut basahnya dengan handuk.

"Menunggumu, ayo kita makan bersama," gumam Wendy yang langsung mengangkat kepalanya semangat tak lupa dengan senyuman yang manis

Yeonjun duduk berhadapan dengan Wendy, mereka memulai makan dengan senyuman yang sama-sama terpancar di antara mereka.

"Wahh Yeonjun the bestt!!" puji Wendy sambil memberikan flyingkiss pada Yeonjun.

"Manisnya."

"Sudah cepat makan, dan kita segera pergi," sambung Yeonjun yang tak henti mengunyah.

Wendy hanya mengangguk semangat, tak sabar ingin bertemu dengan teman baru.

Benerapa menit sudah berlalu, Wendy dan Yeonjin kini sudah siap untuk pergi ke tempat yang biasa Yeonjun kunjungi.

"Ayo."

PARTNER IN CRIME | WENJUN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang