0.4 | The Chapter 4💀

2.2K 221 62
                                    

Saat Wendy menyebut nama Foxie lelaki yang tadi terbaring di ranjang langsung membuka matanya dengan cepat.

"Apa yang kau lakukan padaku?!" teriak lelaki itu lalu bangkit dari tidurnya.

"Apa.. Kau, Foxie?" tanya Wendy langsung.

"Foxie? Penjahat gila itu? Cih, yang benar saja!" elak lelaki itu sambil menatap Wendy tak suka.

"Lalu, tato itu.."

"Kau pikir semua tato rubah adalah Foxie?" tanya lelaki itu sambil menatap manik mata Wendy.

"Y-ya.. Kau benar, maafkan aku." tutur Wendy sambil menundukkan badannya.

"Dan lagi, dimana ini?" tanyanya menatap asing.

"Di rumahku, aku tak sengaja menemukanmu tergeletak dengan banyak luka, aku hendak membawamu ke Rumah Sakit tapi aku urungkan karna tidak punya uang," jawab Wendy jujur.

"Bagus, karna jika kau membawaku kesana.. Kau akan mati."

"Jangan banyak bicara dan kembalilah berbaring, aku harus mengobati lukamu."

Wendy kembali membersihkan dada lelaki itu dengan handuk hangat, dadanya ada goresan yang cukup membuat tulang Wendy melemas.

"Bagaimana kau bisa mendapat luka ini?" tanya Wendy sambil memeberi obat.

"Kau tidak perlu tau."

"Apa kau punya rumah? Keluarga?" tanya Wendy lagi.

"Apa itu pertanyaan penting?"

"Jika kau sendirian, kau bisa disini bersamaku.. Aku sendirian."

Saat mendengar kata Sendirian, lelaki itu langsung mengingat dirinya di masa lalu yang selalu sendirian.

"Namaku Son Wendy," gumam Wendy sambil mengulurkan tangannya.

"Aku.. Choi Yeonjun," balasnya menjabat tangan Wendy.

"Kau bisa pakai baju mendiang Ayahku jika kau ma-"

PRANG!!

"Suara apa itu?"

"Kamal?!"

Setelah mendengar suara gaduh dari tetangganya Wendy bergegas berlari keluar rumah dan mengintip dari samping.

Wendy melihat kaca dari rumah itu sudah pecah, dan tak lama ia melihat sosok lelaki yang berjalan gontai dengan banyak lumuran darah di pakaiannya.

"N-noona Annyeong!"

Bruk!

"KAMAL!!"

Wendy berlarian ke arah dimana Kamal terjatuh, di halaman rumahnya sendiri.

"KAMAL!! BANGUN!! APA YANG TERADI!!" teriak Wendy sambil meletakkan kepala Kamal di pahanya.

"Ak-uh.. Non-nonna.. A-ahjussi.. A-ahjuma.. Mereka mengajakku pulang.." tutur Kamal yang terputus putus.

"APA YANG KAU KATAKAN!! PULANG KEMANA YANG KAU MAKSUD HA!! BANGUN KAMAL SADARKAM DIRIMU!!" Wendy mengguncangkan tubuh Kamal yang semakin lemas.

PARTNER IN CRIME | WENJUN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang