【 Chapter 3 】

1.1K 115 4
                                    

Sesampainya disana, ternyata sudah ada beberapa temannya yang sudah dulu datang

"Lah, si Hyunjin mana?" Tanya Changbin yang melihat Minho datang tanpa Hyunjin

"Ke kantin dulu ceunah" Jawabnya lalu duduk di samping Changbin
(Ke kantin dulu katanya)

"Chan, rokok dong" Minta Minho ke temannya bernama Bangchan

"Rokok rokok, gak ada!"

"Dih kok gitu?!"

"Maneh bilang kemaren mau berenti ngerokok!"
(Lu bilang..)

"Kan kemaren, ini sekarang beda, mana sini lah!"

"Gajelas ego lu" dumelnya lalu memberi Minho satu puntung rokok

"Nuhun" ucapnya sambil menyalakan rokoknya, lalu menyedotnya dan menghembuskannya sehingga mengeluarkan asap
(Makasih)

✰✰✰

"Selamat siang anak-anak!" Ucap seorang guru ketika memasuki kelas, bel masuk baru saja berbunyi beberapa saat yang lalu

"Siang pak!"

"Eta, bangku kosong di belakang saha?" Tanya guru tersebut ketika melihat bangku kosong di seberang Jisung

"Minho pak" jawab seorang murid

"Kemana dia?" Tanya guru tersebut penasaran, tak lama, yang sedang di cari muncul dari arah pintu

"Timana wae jang.."
(Dari mana aja)

"Maaf pak, saya dari toilet" Ucap Minho pada sang guru

"Yaudah sana cepat duduk" Minho pun langsung duduk di tempatnya, ketika ia berpapasan pada Jisung, mata mereka bertemu, Jisung yang menyadarinya langsung tersenyum

"Tch!" Minho membuang mukanya dan berdesis, Jisung yang menyadarinya bertanya pada Felix disampingnya, ternyata Felix juga menyadarinya

"Udah biarin aja dia emang gitu orangnya, gak jelas" Jawab Felix menenangkan Jisung yang sepertinya merasa tidak enak karna respon Minho tadi

Sebenarnya Minho mendengarnya, mereka salah paham! Minho melakukan itu bukan karna risih akan senyum yang Jisung berikan, tapi baru kali ini ia melihat senyuman manis di wajah seseorang, mengapa anak baru itu sangat manis?
Tunggu- apa yang dia pikirkan?! Manis?! NGGA! Karna pikiran yang mengganggunya itu Minho menggusrak rambutnya kasar

"Liat tuh, gak jelas kan? Tiba-tiba marah sendiri" bisik Felix ke Jisung yang melihat kelakuan Minho, Jisung hanya tertawa sebagai respon, tapi kalau dilihat Felix ada benarnya

✰✰✰

Ahh sial, hpnya mati, iya tidak bisa memesan ojolnya jika begini caranya, kelas sudah sepi, bahkan Felix juga sudah pulang, harusnya ia minta Felix untuk memesannya

Ketika sampai di depan gerbang, Jisung celingak-celinguk entah mencari apa, oh ayo lah dia pulang naik apa? Jalan kaki? Di cuaca panas seperti ini? Ngga deh, Jisung pun berinisiatif menanyakan pangkalan ojek dekat sini pada satpam yang menjaga, katanya akan ada pangkalan ojek jika ia berjalan sedikit di gang sana, Jisung pun berterimakasih dan langsung menuju kesana

"Loh katanya gak jauh dari masuk gang, kok gak ada" matanya mencari kesana kemari dengan kaki yang terus jalan kedepan

Di depan sana ada sebuah warung ternyata, ia ingin membeli sebotol air es karna tenggorokannya yang kering, ketika ingin membayarnya, seseorang berdiri di belakangnya, memakai seragam yang sama, sambil menghisap rokoknya

"Lo? Kok bisa disini?"

"Hah? Oh itu, aku nyari pangkalan ojek, katanya ada di sekitar sini" Tangan Jisung sambil mengibas-ngibas di depan wajahnya, karna orang itu baru saja menghembuskan asapnya, tidak mengenai wajahnya, tapi cukup risih

"Pangkalannya pindah dari beberapa minggu yang lalu, jadi mau lo nyari kaya apa juga gak ketemu" Terdengar Jisung membuang napasnya kecewa, terus dia mau pulang naik apa? Angkot? Ia tidak tau jurusannya apa

"Hmm kira-kira, ada pangkalan ojek lain gak di sekitar sini?"

"Huhhh ada, tapi jauh disono, itu pun kalo masih ada" Lagi-lagi Jisung membuang nafasnya dan mengibaskan tangannya

"Oke deh, makasih ya" Ucap Jisung dan hendak pergi meninggalkan orang itu

"Lo mau pulang kan? Gue pesenin ojol aja, daripada kaya gembel gitu lontang-lantung, rumah lo dimana?" Tanyanya sibuk mengotak-atik ponselnya, sedangkan jisung? Ia sedang menatapnya berbinar-binar, bodo amat mau dikatain apa yang penting ia pulang

Setelah memastikan Jisung sampai di titiknya, Minho pun langsung pulang ke rumahnya, berpamitan dengan teman-temannya, dan menjalankan motor ninja berwarna biru kehitaman itu

Sesampainya di rumah ia langsung melempar dirinya ke kasur tanpa melepas baju seragamnya

"Hhhh gua kenapa sih tumben banget kaya gitu?! Tapi gapapa kali ya bantuin orang kali-kali, kan dosa gua banyak tuh, itung-itung nambah pahala, iya deh gapapa"

"Minho kamu udah pulang?! Dahar heula dieu!" Suara mamanya memanggil Minho
(Makan dulu sini)

"Iya mah, kedap" Lalu turun menuruni tangga
(Iya mah, sebentar)

"Kok belom ganti baju?"

"Nanti aja" Suasana pun sunyi hanya suara sendok yang beradu pada piring

"Minho, kamu masih ngerokok?"

"Hmm iya mah"

"Mau sampai kapan? Kamu bilang kamu mau berenti, terus kamu minta bantuan mama, mama udah bantuin kamu, ngingetin kamu udah, buang korek sama rokok-rokok kamu juga udah, tapi kalo kamunya gak berusaha ya mama na ge hese"
(Ya mamanya juga susah)

Minho hanya diam mendengar nasehat mamanya, mamanya benar, ia tidak ada usaha, teman-temannya juga sudah mengingatkan, hanya tinggal dianya yang harus menahan diri, dan harus ada orang yang benar-benar menahan dan mengingatkan dirinya

---

Be My Boyfriend ; Minsung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang