【 Chapter 5 】

1K 107 3
                                    

Keesokan harinya, ketakutan Minho pun benar terjadi, Minho di panggil ke ruang BK

"Ya ampun gusti nu agung Minho Minho, ibu capek ya sama kamu, kalo gak kesini karna berantem, pasti ngerokok, emang kamu gak capek apa bolak-balik ke sini terus? Ibu aja capek yang gak ngapa-ngapain, kali ini kamu ngerokok, dimana?"

"Kamar mandi bu" Kepalanya tertunduk

"Hahhh, ibu capek deh, bingung juga mau hukum kamu kaya apa lagi"

"Ya udah gak usah gak di hukum bu"

"Cicing kamu, tong ngomong. Yaudah sana, berdiri di podium selama jam istirahat"
(Diam kamu, jangan ngomong)

"Gak pake tulisan-tulisan kan bu?"

"Teu, teu kudu, batur ge nges nyaho kelakuan kamu" Minho pun berdiri dari duduknya hendak pergi keluar sebelum ia bertanya
(Gak, gak usah, orang lain juga udah tau kelakuan kamu)

"Bu, yang ngelaporin saya saha bu?"

"Kamu gak perlu tau, yang ada kamu adu jotos nanti, udah sana"

"Gak bu, saya janji gak berantem"

"Ngga, terakhir kamu ngomong kaya gitu babak belur semuanya"

"Yah si ibu gak asik"

"Minho cepat kamu keluar"

"Iya gan" Ucapnya lalu kabur tanpa rasa bersalah

"Minho!!"

✰✰✰

"Arghhh meuni hareudang kieu, era mah bodo amat, serab anying" Mengoceh entah pada siapa sambil menggusrak gusrak rambutnya
(Arghhh panas banget, malu mah bodo amat, silau anying)

"Ni pasti yang ngelaporin si anak baru itu, awas aja dia, selesai gue di hukum-" Ucapannya terhenti ketika melihat orang yang ia omongin datang menghampirinya

"Ngapain lo kesini, puas lo ngeliat gue di hukum? Kan lo yang ngelaporin"

"Kamu jangan asal nuduh dong, kan aku udah bilang, buat apa aku ngelapor kalo gak dapet apa-apa" Tangannya terulur memberi Minho sebotol air putih dingin, Minho menerimanya dan langsung meminumnya

"Terus kalo bukan lo siapa yang ngelaporin? Setan?"

"Ya gak setan juga, siapa tau ada yang ngeliat kamu selain aku, kan kamu ngerokok asepnya kemana-mana" Jisung mendudukkan tubuhnya di ujung podium, sedangkan Minho tetap berdiri disampingnya menjalani hukumannya

"Lagian, setiap aku ketemu kamu pasti kamu lagi ngerokok, emang kamu gak kasian apa sama paru-paru kamu?" Minho menatapnya dari atas, ia setuju dengan perkataan Jisung

"Lo mau gue berhenti ngerokok?"

"Ya itu sih terserah kamu, kalo kamu mau, kamu bisa berhenti, kalo gak mau ya aku kasian aja sama paru-paru kamu"

"Lo gak suka asep rokok kan? Gue bakal berenti ngerokok, asal lo jadi pacar gue, bantuin gue biar gak ngerokok lagi"

"Harus ya jadi pacar kamu?" Membalikkan badannya dan menatap Minho yang menatapnya balik

"Hm, gue butuh orang yang benar-benar bisa ngingetin dan nahan gue, dan gue rasa lo orangnya" Jisung menatapnya ragu, ia ragu jika Minho mengajaknya pacaran hanya karna butuh orang untuk mengingatkannya

"Kamu mau pacaran sama aku cuma karna butuh orang untuk ngingetin kamu? Kalo gitu kamu kan bisa sendiri, kalo ada keinginan ya kamu tahan"

"Hhhh, gue malu sebenernya mau ngomong gini, tapi dari pada lo ragu kaya gitu, ya udah. Gue sebenernya suka sama lo, kayanya, semenjak gue mesenin lo ojol waktu lo mau pulang, gue gak biasanya kaya gitu, bantuin orang aja jarang kalo gue inget inget, tapi pas ketemu lo, pas ngeliat lo senyum, gue rasa gue suka sama lo, dan kebetulan lo gak suka sama rokok, itu yang buat gue yakin kalo lo orang yang tepat" Ucapannya terhenti sejenak, mengambil napas dan

"Lo mau kan, jadi pacar gue?" Masih dengan posisi yang sama, Jisung duduk sambil menatapnya, Minho yang berdiri juga menatap Jisung teduh

Jantungnya dua kali lebih cepat berdetak, sebenarnya ia tidak tau apa ia juga suka pada Minho, karna tanpa ada orang yang menyadarinya Jisung sering mencuri-curi pandang ke Minho, ia selalu penasaran seluk beluk wajah orang yang sedang menyatakan cinta padanya, ada rasa senang juga waktu ia bertemu Minho di warung saat itu, harus kah ia menerimanya untuk membuktikan apakah ia menyukainya juga?

---

Be My Boyfriend ; Minsung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang