Ujian semester ganjil kini sudah selesai, jantung berdebar para siswa bukan lagi karena ujian, melainkan hasilnya
Bagi beberapa siswa ada yang tidak peduli pada nilai akhir, sama seperti Minho dulu, tapi sekarang berbeda, ia sangat tidak sabar menunggu hasilnya
"Baik anak-anak, nilai ujian kemarin sudah keluar, bagi kalian yang mendapat nilai di bawah KKM harap segera untuk di remedial, bapak tunggu di kantor nanti. Bagi yang namanya di panggil maju ke depan" Ucap pak jaya dengan setumpuk kertas di hadapannya
Setelah beberapa siswa yang di panggil namanya, kini giliran nama Han Jisung yang di panggil, ia segera mengambil hasil ujiannya di depan dan kembali ke tempat duduk
"Gimana Sung hasilnya?" Tanya Felix
"Di atas KKM sih yang penting mah" Jawab Jisung sambil melihat-lihat angka berwarna merah di pojok atas lembar tersebut
"Wih, sembilan puluh semua, mantep Sung" Ujar Felix melihat nilai-nilai Jisung, tak lama dirinya di panggil untuk mengambilnya ke depan
"Kamu gimana?" Tanya Jisung
"Sama kaya kamu, sembilan puluh semua" Ucap Felix dengan senyum lebarnya lalu duduk di bangkunya
Kini giliran nama Lee Minho yang di panggil, ia segera bangkit dari duduk dan mengambilnya ke depan
"Nilai kamu meningkat, pertahankan Minho" Puji pak Jaya
"Siap pak! Makasih pak" Lalu ia kembali ke tempat duduk
✰✰✰
Kini Minho dan Jisung berada di kantin bersama dengan Felix, Changbin dan Hyunjin, mereka sedang membahas hasil ujian tadi
"Nilai aing sarua keneh asu! Padahal gua udah belajar loh, naha nya?" Umpat Hyunjin
(Nilai gua sama aja asu!.. kenapa ya?)"Belajar apaan lo! Aing ningali sia rajin pisan ka tongkrongan, iraha belajar na? Hah?!" Ucap Changbin
(...gua liat lo sering banget ke tongkrongan, kapan belajarnya? Hah?)"Yaelah, sia mah cepu lah males, boong dikit kek biar kesannya gua gak bego-bego banget"
"Emang udah bego mah bego aja kali" Timpal Felix
"Yeuu si kentut! Diem lu. Ho, dapet berapa lu? Sedih bener kayanya tu muka, biasanya bagus gak bagus seneng-seneng aja"
"Nilai gua di bawah delapan puluh semua, harusnya tuh di atasnya" Ujar Minho
"Bersyukur lu babi, gua di bawah enam puluh bisa apa?"
"Pantes nilai lo jelek Jin, tau gak kenapa?" Tanya Changbin
"Kenapa?"
"Lo ngomong kasar mulu, tuhan tau mana orang yang baik mana yang ngga, si Minho udah tobat makanya dapet nilai bagus, emangnya lo"
"Ehh jangan gitu dong, gua inget dosa nih jadinya"
"Makanya tobat buruan! Udah lah, ayo ay, ke kelas duluan" Ajaknya pada Felix, lalu pergi meninggalkan kantin
"Gua di tinggal gitu?" Tanya Hyunjin entah pada siapa
"Kan ada kita"
"Mantengin orang pacaran? Sorry gua alergi, bhay!" Lalu pergi meninggalkan mereka
"Gimana dong Ji, nilai aku dua doang yang delapan puluh" Ujung bibirnya melengkung ke bawah
"Gapapa, segitu udah bagus kok, kamu bisa dapet yang lebih baik di ujian selanjutnya"
"Tapi perjanjian kita gagal dong?"
"Yaa gitu deh"
"Ck! Males ah, aku udah capek-capek belajar"
"Gak boleh gitu Minho, gak akan sia-sia kok belajarnya, mungkin hasil belajar kamu selama ini bukan disini, jadi kamu harus terus belajar sampe dapet hasil yang sempurna
Gapapa udah, karena kamu udah dapet dua nilai delapan puluh, kamu tetep aku jajanin es krim! Oke?!" Ujar Jisung memberi semangat
"Iya dehhh"
"Senyum mana?"
Minho pun mengukir senyumnya, senyum yang tidak pernah ia tunjukkan pada siapapun, hanya untuk Jisung seorang katanya
✰✰✰
Minho dan Jisung sudah berada di taman biasa mereka menikmati langit sore, keduanya sedang menikmati satu cup ice cream di tangannya, Minho yang bayar..
Pria itu bersikeras ingin membayarnya, awalnya Jisung menolak karena ia memang ingin meneraktir Minho sesekali, tapi Minho terus melarangnya dan pada akhirnya Jisung mengalah
Kedua anak adam ini sedang bersandar di pagar tepi sungai, menikmati angin yang menghembus wajahnya dan tangan yang menggenggam satu sama lain
"Ji, kamu masih inget Yeonjun kan?"
"Yang mukulin kamu sampe pingsan itu? Iya inget, kenapa?"
"Aku mau cerita, tapi aku gak mau ngerusak momen kita sekarang"
"Gapapa Minho, ayo cerita, dia ada apa?"
"Dia, dia ngechat aku lagi minta kita ketemu" Jisung menatap Minho khawatir, ia khawatir kejadian kemarin terulang kembali dan Minhonya kenapa-napa
"Dia minta balapan lagi?"
"Ngga, dia minta ketemu di kafe, tapi dia gak bilang aku kesananya sendiri atau ngga, menurut kamu gimana?"
"Kalo dari cerita kamu kenapa dia bisa benci kamu, kayanya mending kamu dateng sama yang lainnya deh, terus kalian jelasin semuanya biar gak ada yang salah paham lagi"
"Iya aku juga mikirnya gitu, dia bilangnya sih gak mau berantem, tapi aku gak bisa percaya gitu aja, siapa tau dia ngejebak aku lagi kaya kemaren"
"Hm, kapan emang?"
"Besok malem" Mendengar itu Jisung langsung melingkarkan tangannya di pinggang Minho, ia sangat sangat khawatir sekarang
"Janji jangan kenapa-napa lagi ya? aku masih trauma walaupun kamu cuma cerita"
"Iya" Minho membalas pelukannya
"Aku ikut yaaa" Ucapnya sambil mengusel di dada Minho
"Gak boleh ah, bahaya sayang, kamu kan tau, nanti kalo kamu kenapa-napa gimana?"
"Huhuhuu aku mau ikut"
"Kamu di rumah aja, aku janji gak akan kenapa-napa, ya?" Jisung mengangguk, mau bagaimana pun mereka harus menjelaskannya dan berdamai
✰✰✰
"Udah sana, langsung tidur ya" Tangannya terulur mengusap rambut Jisung, Jisungnya masih mengerucutkan bibirnya dari tadi
"Udah ah sayang, aku gak bakal kenapa-napa kok, aku kan kuat" Jisung mengangguk lesu
"Aku pulang ya" Ketika Minho ingin memakai helmnya, pipinya lebih dulu di kecup oleh Jisung
Cup
"Hadiah nilai delapan puluh" Lalu melambaikan tangannya dan lari kedalam rumah
Minho yang masih terkejut langsung memakai helmnya menutupi telinganya yang memerah
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Boyfriend ; Minsung ✓
FanfictionLo yang mergokin gue kemaren kan?! Gue bakal berhenti ngerokok asal lo jadi pacar gue Lo mau bantuin gue biar gak ngerokok lagi gak? -lmh Hehehe iya Harus ya jadi pacar kamu? Aku mau bantu kamu asal kamunya juga mau berusaha -hjs . . . . . Start : 1...