【 Chapter 8 】

837 85 2
                                    

Setelah mampir ke toko es krim beberapa menit yang lalu, Minho langsung mengantar Jisung ke rumahnya

Hari menjelang sore, langit berubah menjadi orange dengan Jisung yang memeluk erat tubuh Minho dari belakang

"Ji, besok Minggu jalan-jalan yuk"

"Jalan-jalan kemana?" Mendengakkan kepalanya melihat Minho dari belakang

"Pasar malem? Mau gak?"

"Mau!"

"Kita berangkatnya sore aja ya, biar gak terlalu bejubel nanti"

"Huum" Jisung mengangguk

✰✰✰

Motor Minho sudah berada di halaman rumah Jisung, ia hendak langsung pulang, tapi Jisung menahannya

"Minho, masuk dulu yu, katanya bunda mau banget ketemu sama kamu" Ucap Jisung yang baru saja turun dari motor

"Yahh ji, tapi aku gak bawa apa-apa, kenapa kamu gak bilang di jalan tadi?"

"Hehee aku juga lupa. Udah gapapa gak usah bawa apa-apa, bunda nanyain mulu, pusing aku"

"Tapi aku degdegan ji, kalo aku salah ngomong gimana?" Tangannya memegang dadanya yang berdebar, bagaimana tidak? Bertemu mama mertua dadakan seperti ini?!

"Hahahaa kaya mau ngapain aja sih kamu, udah ayo" Lalu menarik tangan Minho menuju pintu masuk rumahnya

"Bunda Jisung pulang!" Suaranya menggema seisi ruangan

"Kenapa baru pulang jam segini sayang? Kamu gak ngabarin bunda, bunda khawatir tau" Bundanya beranjak dari tempat duduknya dan memeluk Jisung, sepertinya ia belum menyadari keberadaan Minho

"Maaf bunda, tadi Jisung mampir ke toko es krim dulu, sama pacar Jiji" Di akhir kalimat Jisung berbisik pada bundanya, membuat sang bunda membelalakkan matanya. Matanya menangkap seseorang di belakang Jisung

"Ji itu siapa?" Ucap bunda Jisung sedikit berbisik

"Iya, itu pacar Jiji bunda" Jawab Jisung sambil menampilkan gummy smilenya

"Hah?! Kamu serius Ji?"

"Iya serius lah bunda, masa Jisung boong"

"Kamu bener pacarnya anak saya? Yang sering di ceritain sama Jisung itu kan?"

"Iya tante, saya Minho pacarnya Jisung" Minho memperkenalkan dirinya sambil mencium tangan perempuan paruh baya dihadapannya

"Ganteng banget ya tuhan! Langsung nikah aja yuk gapapa sayang" Minho membelalakkan matanya kaget, ia tau perempuan itu hanya bercanda, tapi mampu membuat jantungnya bekerja dua kali lebih cepat

"Ishhh bunda ngomong apa sih, udah yu duduk dulu, kasian Minho berdiri terus dari tadi" Jisung mengajak Minho duduk di sofa yang berada di ruang tamu

"Kamu ngobrol dulu aja sama bunda, aku bikin minuman dulu" Lalu pergi meninggalkan Minho berdua dengan bundanya

Minho mendudukkan dirinya tepat di hadapan bunda Jisung, yang hanya di batasi oleh meja. Ia gugup, bingung harus memulai percakapan dari mana

"Mmm, maaf ya tante, saya kesini gak bawa apa-apa, lain kali kalo kesini saya bawain sesuatu"

"Ahh gak usah repot-repot, kamu dateng ke sini aja bunda seneng kok" Bundanya tersenyum hangat, membuat hati Minho ikut menghangatkan

"Minho, bunda titip Jisung ya, bunda percaya kamu, ya.. walaupun awalnya bunda gak percaya, tapi Jisung selalu bilang sama bunda kalo Minho itu sebenarnya anak yang baik, tapi ada sedikit kelakuan Minho yang Jisung gak suka, kamu tau kan nak?" Ucapannya terhenti sejenak. Minho mengangguk sebagai jawaban, ia tau, pasti karna merokok dan berkelahi

"Sebenarnya, Jisung orangnya gampang rapuh, tapi dia selalu gak mau berbagi kerapuhannya pada orang lain, dia bilang, dia gak mau bikin orang sedih karna ceritanya, jadi dia memilih untuk bikin orang itu tersenyum walaupun dia sendiri sedang tidak baik-baik saja. Tapi dia akan terbuka dengan orang yang membuat dia nyaman" Ia terdiam beberapa saat lalu mengambil nafas sejenak

"Kamu sudah tau belum, kenapa Jisung sangat membenci rokok?" Minho menggeleng dengan tatapan sedunya

"Waktu Jisung masih duduk di bangku sekolah dasar, ayahnya dirawat di rumah sakit selama berbulan-bulan, penyebabnya karna rokok. Ayahnya perokok aktif, dia akan merokok dan meminum kopi saat dia lembur. Dalam dua hari dia bisa menghabiskan satu bungkus rokok.

Mungkin itu penyebab Jisung sangat membenci rokok, ayahnya tidak bisa bermain dengannya selama berbulan-bulan karna di rawat" Ucapannya terhenti, ia mengambil tangan Minho dan menggenggamnya

"Bunda mau bilang terimakasi karna sudah menjadikan Jisung sebagai alasan kamu berhenti merokok, bunda juga percaya kamu bisa melindungi anak bunda. Jaga Jisung ya Minho, dia sangat menyayangi kamu, bunda harap kamu gak akan ada pikirian untuk meninggalkan Jisung" Minho mengangguk kuat, ia juga sangat menyayangi Jisungnya, entah apa yang Jisung miliki di senyumnya, membuat hati keras Minho menjadi lunak

"Saya gak akan ninggalin Jisung sendirian tante, saya juga sangat menyayangi Jisung, entah karna apa, tapi yang saya tau, saya menyukai senyumannya, dia manis tante" Bunda Jisung tersenyum hangat, kata-kata Minho membuat matanya memanas

"Makasih tante udah percaya sama saya, makasih juga udah melahirkan manusia sesempurna Jisung" Tangan Minho semakin di genggam erat oleh perempuan paruh baya dihadapannya

"Sama-sama sayang"

"Kalian ngomongin apa? Kok serius banget sih" Jisung datang dengan tiga gelas minuman di nampan yang ia bawa, lalu menaruhnya di meja dan mendudukkan dirinya di samping Minho

"Kita lagi ngomongin kamu" Ucap bundanya meledek Jisung

"Oh iya, Minho, kamu jangan panggil bunda tante dong, panggil aja bunda, oke sayang?" Minho tertegun sejenak lalu mengangguk

"Iya bunda" Jisung yang melihatnya ikut tersenyum hangat, ingin menangis rasanya, ia bahagia hanya melihat interaksi kecil antara bunda dan Minhonya

Suasana pun berubah ceria, tidak seserius tadi. Minho dan Jisung sedang asik bergurau dengan bundanya yang mendengarnya

"Bunda, kalo gitu Minho pulang dulu ya, udah mau malem, takut di cariin mamah" Bunda Jisung mengangguk dan ikut beranjak dari duduknya untuk mengantar Minho keluar

"Salam buat besan bunda ya Minho" Jisung menyenggol tangan bundanya, dan memberi tatapan seolah apa maksud dari omongan bundanya itu. Minho hanya tertawa kecil sebagai respon

"Yaudah Minho pulang ya bunda, dadah ji" sebelum benar-benar menaikkan motornya ia mencium tangan wanita paruh baya itu, dan melambaikan tangannya kearah Jisung, dan meninggalkan pekarangan rumah Jisung

"Bunda suka sikap Minho"

"Iya, Jiji juga suka" pipinya bersemu merah, lalu ia meletakkan kedua telapak tangannya di pipi

"Ihhh anak bunda salting" Tangannya menarik pelan pipi Jisung

"Udah yu masuk, disini dingin" Jisung mengangguk dan memeluk erat pinggang bundanya

---

Be My Boyfriend ; Minsung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang