Kelas baru saja selesai. Sydan pun berkumpul di kantin untuk bersantai dan berbincang ria.
" Lu kenapa masuk sih In? Katanya mau periksa kandungan ke dokter?" Tanya Jisung dingin.
" Hari ini kan ada kuis, sayang banget kalau gua ga masuk. Lumayan kan buat nambah-nambah nilai."
" Ya tapi, muka lu udah pucet banget itu kayak Zombie!" Tegur Jisung.
" Lu pulang sama siapa In? Mau gua anter?" Felix turut khawatir melihat kedaan sahabat termudanya itu.
" Ga usah Lix! Hyunjin udah janji jemput gua, sekalian kita mau mampir buat periksa kandungan dulu."
" Owh gitu, syukur deh. Ternyata hubungan lu sama Hyunjin bisa sebaik ini. Gua jadi ikut seneng." Felix tersenyum bahagia.
" Gua juga ga nyangka. Ternyata ---- Hyunjin itu orangnya perhatian banget, lembut dan bertanggung jawab." Jeongin sangat bersyukur.
" Gua denger lu sama Hyunjin bakal meresmikan hubungan kalian. Kapan kira-kira?" Minho penasaran.
" Secepetnya Min. Sekarang aja, Hyunjin lagi nyari WO dan yang mempersiapkan yang lainnya. Dia bersikeras untuk nyiapin semuanya sendiri. Dia ga mau gua kecapean dan berakibat buruk pada kehamilan gua." Jeongin mengelus perutnya yang terlihat mulai menonjol itu.
" Ugh! So sweet! Jadi pengen cepet-cepet nikah terus punya baby." Felix terinspirasi. Jisung hanya menggeleng melihat perilaku bule satu itu.
" Eh! Tuh Hyunjin dateng!" Sosok tinggi dan tampan itu berjalan lurus kearah sang pujaan dengan senyum manis mautnya.
" Maaf ya Yang, aku telat. Tadi aku ke caffe dulu, ada yang harus di beresin." Hyunjin mengecup kening Jeongin lembut.
" Ga apa-apa. Aku ngerti kok."
" Makasih ya, sayang. Oh, ya, kamu udah makan? Tadi pagi kan kamu belum makan yang bener loh, Yang. Mau makan apa? Biar aku pesenin."
" Ga usah Yang, aku udah makan roti bakar punya Jisung kok."
" Roti? Kamu harus makan nasi --- kasihan anak kita. Aku pesenin ya!" Paksa Hyunjin.
" Ga usah... Nanti aku malah mual, akhirnya ga ada yang kemakan deh. Roti dari Jisung aja udah cukup."
" Beneran?" Hyunjin menatap lekat kearah Jeongin dan di balas anggukan pasti oleh yang muda.
" Nanti kalau kamu laper bilang ya."
" Iya sayang." Hyunjin menarik Jeongin kedalam pelukan hangatnya.
Jisung, Felix dan Minho hanya bisa menelan pahit saliva mereka, melihat adegan romantis calon pasutri muda di hadapan mereka.
" Seungmin." Sebuah sentuhan lembut dari sebuah tangan besar, membuat Minho mengalihkan pandangan pada sang pemilik suara.
" Pak Chris? Kenapa pak?" Minho terkejut.
" Bisa kita ngobrol sebentar?"
" Bapak mau ngomong apa? Ngomong di sini aja ga apa-apa kok!"
" Min, mending lu ngobrol berdua aja deh! Gua sama Felix tunggu di sini. Gih!" Jisung memberi kode pada Minho untuk mengikuti saja tarikan tangan Chris.
Minho bangkit mengikuti tarikan tangan besar itu. Setelah dirasa cukup jauh dari pandangan khalayak, Chris mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dengan sebuah kalung cantik menghuni kotak kecil tersebut.
" Gila! Apaan nih?! Sepatu di tolak, kalung bertindak! Bener-bener bahaya kau pak dosen!" Minho sungguh terkejut dengan penampakan di depan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ GS ] Take Back Of
Fanfiction[ 2MIN AREA ] NC 25+ Bahasa informal, random dan FRONTAL. Bijak sebelum membaca!!! Book ini berisi konten dewasa [ NC 25+ ] & BUKAN BXB [ GS Maknae Line ] Bagi yang berbeda pandangan / belum cukup umur harap SKIP saja. Sekian dan terimagaji.