Minho berjalan pulang sendiri di tengah gelapnya malam. Keadaan jalanan yang sepi membuatnya dapat mendengar dengan baik helaan angin dan langkah kakinya yang cukup nyaring.
SRAK!
Suara asing itu mengalihkah fokus Minho, dengan secepat kilat di menatap arah belakangnya untuk memastikan sesuatu.
" Ga ada orang ---- apa cuma perasaan gua aja kali?" Setelah puas mengamati untuk beberapa saat, Minho kembali melanjutkan langkah kakinya dengan tenang.
Hentakan kaki itu kembali berganda hingga membuat Minho tertegun sejenak untuk memastikan kembali namun tetap tak ada siapapun di sana.
Minho kembali melangkah, kali ini dia menambah kecepatan langkahnya dan semakin cepat. Dia kembali menoleh kebelakang tanpa menghentikan langkahnya. Betapa terkejutnya dia ketika mendapati sebuah silhouette menyeramkan mengejarnya dengan sebuah pisau besar yang terangkat di sebelah tangan bayangan itu.
" Hanjer!! Psikopat mana nih yang ngejar gua? Gua lawan aja apa ya? Tapi tenaga tubuh si Seungmin terbatas banget! Ini aja udah mau mati rasanya kehabisan nafas!"
Minho terus berlari sambil memikirkan cara terbaik agar bisa lolos dengan selamat dari ancaman psikopat di belakangnya. Tiba-tiba sebuah tangan muncul dari gelapnya gang dan menarik tubuh Minho kedalam sana.
" Lepasin!!" Minho meronta sebisanya, tubuh wanitanya sudah sangat kehabisan tenaga malam ini.
" Diem bang! Ini gua!" Bisik suara yang tak asing itu. Minho pun diam dan mendongak untuk memastikan pandangannya.
" Seungmin .... " Tiba-tiba Minho merasakan tubuh wanitanya bergetar hebat setelah menatap mata tegas di hadapannya. Perasaan haru dan terlindungi mulai mengisi relung hatinya yang resah.
" Lu tunggu sini!" Seungmin berusaha keluar dari gang tersebut untuk menangkap sosok psikopat yang mengejar Minho namun Minho melarangnya.
" Jangan Min! Gua ga mau lu kenapa-kenapa!" Minho menggeleng cepat.
" Gua bakal baik-baik aja! Lu percaya deh sama gua!"
" Ga Min! Jangan! Gua mohon!" Minho menangis, dia terus menggenggam tangan besar itu dengan kuat. Dia tak ingin kehilangan sosok penenang hatinya itu bahkan untuk satu detik.
Seungmin merasa kebingungan. Dia ingin sekali menangkap sosok misterius yang meresahkan itu, namun keadaan Minho sungguh tak bisa di abaikan. Tangan Minho gemetar hebat dan pucat.
" Ya udah, gua anterin lu pulang ya?" Seungmin akhirnya mengurungkan niatnya dan beralih fokus untuk menghilangkan ketakutan Minho.
Seungmin membelai lembut surai Minho, mencoba untuk menenangkan hati wanita di hadapannya namun Minho masih saja menangis dan genggaman tangannya pun tak melunak sama sekali.
Seungmin menghela nafas panjang. Dia menarik tubuh wanita itu kedalam pelukannya. Minho merangkul Seungmin kuat dan menumpahkan semua ketakutannya di dada bidang tersebut.
" Udah, jangan nangis lagi. Gua ada disini. Gua akan jagain lu, gua ga akan biarin hal buruk terjadi sama lu bang. Gua janji." Seungmin mengecup kening Minho dan menggosokan tangannya pelan di surai sang empu.
" Jangan jauh-jauh dari gua Min! Gua takut!" Suara Minho masih bergetar.
" Iya, sekarang lu tenangin diri dulu. Abis itu gua anter lu pulang ya?" Minho mengangguk pasrah.
Beberapa menit berlalu hingga akhirnya Minho mendapatkan kembali ketenangan hatinya. Seungmin menuntunnya kearah motor sang empu yang terparkir tak jauh dari sana. Seungmin membuka jaketnya dan memakaikannya pada Minho.
Seungmin meletakan tangan besarnya di pipi putih Minho dan mengusapnya perlahan untuk menghapus sisa air mata yang masih tersisa.
" Tangan Seungmin hangat dan lembut banget!"
" Ayo naik!" Kode Seungmin yang kemudian menyalakan kuda besinya untuk mengantar sang tuan putri ke istananya yang indah.
Tak berapa lama kemudian, mereka sampai di depan rumah Seungmin. Seungmin menyuruh Minho untuk masuk, sementara dirinya menanti sang empu di luar pagar rumah.
" Min --- lu ga masuk aja? Ini udah malem banget. Gua takut terjadi apa-apa sama lu." Minho menatap resah lelaki yang mengantarkannya itu.
" Udah ga apa-apa. Gua bisa jaga diri."
" Tapi Min____" Minho menggantung kata-katanya. Dengan wajah sedih dan air mata yang kembali berlinang Minho merundukan kepalanya.
Seungmin bangkit dari motor, dia menggenggam tangan Minho dan menuntunnya untuk masuk kerumah.
" Udah malem! Istirahat!" Seungmin membukakan pintu rumah untuk Minho dan menggiring sang empu untuk masuk kedalam.
" Lu nginep di sini aja malam ini!" Bujuk Minho.
" Ga! Gua masih ada urusan."
" Urusan apa lagi malem-malem begini? Min, berhenti ngelakuin hal-hal aneh sama Changbin!"
" Hal aneh?! Emang apa yang gua lakuin sama bang Changbin?" Seungmin bingung.
" Gua tahu kelakuan dan pergaulan Changbin lebih baik dari pada lu! Kita berteman udah lama, jadi gua tahu seluk beluk kehidupan dia."
" Ga usah sok tahu! Berhenti ngehujat seseorang karena covernya! Masuk sana! Tidur!" Seungmin menarik pintu tersebut namun Minho mencegahnya.
" Min, lu dengerin gua dulu!"
" Gua udah banyak dengerin lu hari ini! Jadi sekarang lu tidur! Udah malem!"
" Min! Tunggu bentar! Seungmin!"
BRAK!
Pintu itu pun tertutup rapat menyisakan penyesalan yang mendalam di hati Minho.
Gadis itu menggelosor di lantai sambil menangis tersedu menatap pintu yang seolah menjadi benteng pemisah yang sulit untuk di hancurkan olehnya.
" Maafin gua Min .... Gua minta maaf banget sama lu. Jujur gua akui, gua ga pantes bilang begini tapi, gua harap lu bisa bales perasaan cinta gua sama lu. Gua tulus cinta sama lu Min. Gua cinta banget sama lu. Maafin gua yang terlahir kotor dan ga bermoral! Andai gua bisa ulangi waktu, gua akan berjuang dengan keras untuk menjadi sosok lelaki yang pantas buat lu banggakan, yang bisa lu andalkan. Bukan malah jadi binatang buas yang bikin lu takut dan selalu menjauh dari gua. Tapi gua ga sejelek yang lu bayangin. Cuma lu Min ... Gua cuma mau nikah sama lu, gua cuma mau ngehabisin sisa hidup gua sama lu, gua mau punya anak-anak yang lucu dari lu, bukan yang lain! Cuma elu Min! Cuma elu!" Minho meraung dengan keras karena dia merasa sosok Seungmin telah menghilang dari balik pintu tersebut, namun nyatanya dia salah. Seungmin pun masih bersandar kuat di sana. Dia menahan setiap gejolak yang ada dalam dirinya.
Logika Seungmin selalu mengatakan jika Minho adalah orang yang buruk dan dia harus menjauh, namun hatinya mengatakan jika cinta Minho itu tulus dan tak seharusnya dia mengabaikannya selama ini.
" Jujur gua sakit bang harus jauh dari lu kayak gini. Semua jarak yang gua buat pada akhirnya, malah ngebunuh gua sendiri. Tapi apa ada jaminan, kalau kita bersama gua ga akan lebih tersakiti? Maafin gua bang, hati gua belum sekuat itu untuk bisa menerima cinta yang lu bilang tulus itu. Gua butuh waktu lebih lama untuk meyakinkan diri gua sendiri."
Batin Seungmin pun meronta tak ingin jauh dari Minho karena sampai saat ini hanya Minho yang ada di hantinya, namun apa daya Seungmin pun tak memiliki keberanian lebih untuk bisa memulai semuanya.
" Maaf ...." Pada akhirnya hanya kata itu yang bisa terucap dari bibir keduanya untuk mewakili semua gemelut di hati keduanya malam ini.
Perasaan tak ingin menyakiti dan tersakiti membuat keduanya harus menelan pahit kenyataan tentang perjalanan kisah cinta mereka selama ini.
Kira-kira Seungmin dan Changbin ngapain ya? Kok sering banget pergi berdua? Ada yang penasaran atau malah B aja?
Jangan lupa vote dan komennya ya,
Makasih juga untuk pembaca setia cerita ini.See you.
Kyuji_25
KAMU SEDANG MEMBACA
[ GS ] Take Back Of
Fanfiction[ 2MIN AREA ] NC 25+ Bahasa informal, random dan FRONTAL. Bijak sebelum membaca!!! Book ini berisi konten dewasa [ NC 25+ ] & BUKAN BXB [ GS Maknae Line ] Bagi yang berbeda pandangan / belum cukup umur harap SKIP saja. Sekian dan terimagaji.